Terungkapnya Permintaan Trump kepada Morrison, Amunisi Baru bagi Demokrat
Presiden Amerika Serikat Donald Trump meminta Pemerintah Australia untuk membantu mendiskreditkan penyelidikan oleh jaksa penyelidik khusus terkait dugaan skandal intervensi Rusia dalam pemilihan presiden AS tahun 2016.
Oleh
BENNY D KOESTANTO
·3 menit baca
WASHINGTON, SELASA — Presiden Amerika Serikat Donald Trump meminta Pemerintah Australia untuk membantu mendiskreditkan penyelidikan oleh jaksa penyelidik khusus terkait dugaan skandal intervensi Rusia dalam pemilihan presiden AS tahun 2016. Pemerintah Australia mengakui adanya permintaan bantuan oleh Trump, Selasa (1/10/2019), dan menyatakan setuju membantu.
Seorang juru bicara Pemerintah Australia mengonfirmasi bahwa Trump meminta Perdana Menteri Australia Scott Morrison untuk menyelidiki masalah yang diangkat dalam penyelidikan jaksa penyelidik khusus Robert Mueller. Dari hasil penyelidikannya, Mueller menyimpulkan bahwa Rusia mencoba untuk memengaruhi Pemilihan Umum AS tahun 2016 demi kepentingan Partai Republik, yang saat itu mencalonkan Trump.
Pejabat jubir Canberra itu mengatakan, Australia ”selalu siap untuk membantu dan bekerja sama dalam upaya menjelaskan lebih lanjut tentang masalah yang sedang diselidiki”. ”Perdana Menteri mengonfirmasi kesiapan atas hal itu sekali lagi (sebagaimana diungkapkan) dalam percakapan dengan Presiden (Trump),” ujar sang pejabat tersebut.
Terungkapnya permintaan bantuan oleh Trump kepada Morrison bisa menjadi amunisi tambahan bagi para politisi Demokrat yang saat ini tengah memproses upaya pemakzulan Trump. Kubu Demokrat, pekan lalu, meluncurkan penyelidikan menuju pemakzulan atas Trump setelah terungkap adanya permintaan bantuan oleh Trump kepada Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskiy agar menyelidiki kasus calon presiden dari Partai Demokrat, Joe Biden, dan putranya, Hunter, yang pernah bekerja di sebuah perusahaan energi Ukraina.
Kubu Demokrat menuduh Trump meminta campur tangan Ukraina dalam Pemilihan Umum 2020 demi keuntungan politiknya sendiri. Terungkapnya permintaan serupa terhadap Australia memperkuat tuduhan bahwa Trump menggunakan kekuatannya dan mempertaruhkan hubungan lama dengan negara-negara mitra demi tujuan politik pribadinya sendiri.
Terkait permintaan bantuan oleh Trump ke Australia, penyelidikan Mueller berakhir pada Maret lalu. Dalam kasus itu, beberapa pembantu Trump diketahui melakukan pengingkaran dan berbohong kepada penyelidik.
Menghadapi serangan pada dirinya menjelang Pemilihan Umum 2020, Trump telah menyatakan bahwa penyelidikan atas dirinya sebagai konspirasi. Ia menunjukkan ke laporan media konservatif sebagai bukti dan mendesak Departemen Kehakiman untuk meluncurkan penyelidikan balik atas mereka yang diduga menyerangnya.
Batasi akses
Harian The New York Times, media yang pertama kali melaporkan permintaan Trump terhadap Australia, mengatakan bahwa Gedung Putih telah membatasi akses ke transkrip panggilan telepon Trump-Morrison. Hal itu dinilai sebagai cara yang mirip dengan penanganan panggilan telepon Trump baru-baru ini dengan Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky. Beberapa panggilan telepon dan pertemuan lain antara Trump dan para pemimpin asing, termasuk Presiden Rusia Vladimir Putin, sekarang sedang dalam pengawasan.
Secara terpisah, harian The Washington Post melaporkan bahwa Jaksa Agung Bill Barr telah memiliki banyak kontak dengan para pejabat serta mata-mata di Australia, Inggris, dan Italia dalam upaya menyelidiki temuan Mueller dan intelijen AS. Atas dorongan Trump pula, Departemen Kehakiman sedang memeriksa akar dari penyelidikan Mueller, termasuk bukti-bukti Badan Pusat Intelijen AS (CIA), Biro Penyelidik Federal AS (FBI), dan badan-badan intelijen lainnya, yang menyatakan bahwa Rusia benar-benar ikut campur pada tahun 2016 dan menguntungkan Trump saat itu.
”Itu berisiko bagi pemerintahan Morrison karena begitu nyaman dengan Trump ketika hampir tidak ada pemerintah lain yang melakukannya,” kata Emma Shortis, analis politik dari Royal Melbourne Institute of Technology.
”Saya pikir perkembangan ini menunjukkan betapa riskannya hal itu. Trump akan datang meminta bantuan, melibatkan Anda dalam kontroversi, dan menempatkan hubungan dalam risiko.” (AFP)