DOHA, SELASA - Amerika Serikat adalah gudang sprinter tingkat dunia. Sejak Jesse Owens mempermalukan para pemimpin Nazi pada Olimpiade Berlin 1936, hingga era Christian Coleman dan Noah Lyles pada Kejuaraan Dunia Atletik 2019 di Doha, Qatar, sprinter AS mendominasi lari jarak pendek.
Dominasi AS terhenti pada lintasan 400 meter. Lebih jauh dari itu, mereka tidak banyak berbicara. Namun, tradisi itu dipatahkan Donavan Brazier. Pelari berusia 22 tahun itu tampil sensasional untuk menjadi juara dunia lari 800 meter putra pada final di Stadion Internasional Khalifa, Rabu (2/10/2019) dini hari WIB.
Catatan waktu Brazier usai dua putaran lintasan, 1 menit 42,34 detik, tak hanya memecahkan rekor nasional AS milik Johnny Gray yang bertahan selama 34 tahun. Brazier juga memecahkan rekor kejuaraan dunia yang diciptakan 32 tahun lalu, dan menjadi pelari AS pertama, baik putra atau putri, yang menjadi juara dunia lari 800 meter.
Hanya saja, catatan waktu itu belum cukup untuk memecahkan rekor dunia satu menit 40,91 detik yang diciptakan pelari Kenya David Rudisha saat meraih medali emas Olimpiade London 2012.
Hal tersebut tidak mengurangi kegembiraan Brazier, yang telah menargetkan untuk menjadi juara di Doha. Kemenangan ini memupus kekecewaannya setelah tidak terpilih masuk tim AS yang tampil pada Olimpiade Rio de Janeiro 206, dan tersisih pada semifinal Kejuaraan Dunia 2017 di London.
”Tahun ini, target saya adalah meraih medali emas dan memecahkan rekor di Doha, dan saya melakukannya. Menjadi juara dunia pada usia 22 tahun, sulit dipercaya,” ujarnya.
Brazier mengatakan, dia tidak ingin mengecewakan pelatihnya, Pete Julian, pada lomba terakhirnya tahun ini. ”Starateginya adalah merebut posisi terdepan pada 300 meter terakhir, berapa pun kecepatannya. Saya selalu mendengarkan pelatih saya,” ujarnya.
Kemenangan Brazier mengukuhkan dominasi AS pada hari kelima kejuaraan dunia. Dari empat nomor final yang diperlombakan, AS merebut tiga medali emas. Sprinter Noah Lyles memenuhi prediksi merebut medali emas lari 200 meter putra, dan atlet loncat galah Sam Kendricks menyumbang emas ketiga dengan mempertahankan gelar juara dunia.
Satu emas lainnya menjadi milik Australia, lewat lemparan emas Kelsey-Lee Barber, atlet lempar lembing putri. Hingga lemparan kelima, Barber masih tertahan di posisi keempat. Pada kesempatan terakhir, Barber melempar lembingnya sejauh 66,56 meter, untuk merebut medali emas pertama bagi Australia di nomor ini.
Salazar
Sukses AS di hari kelima tejadi tak sampai 24 jam setelah Badan Anti-Doping AS (USADA) menjatuhkan sanksi selama empat tahun pada Alberto Salazar. Mantan pelari jarak jauh AS kelahiran Kuba itu terakhir menjabat Pelatih Kepala Nike Oregon Proeject (NOP), tempat Brazier berlatih sejak 2018.
Zalazar dijatuhi sanksi setelah terbukti memfasilitasi doping secara terencana. Namujn, Brazier mengatakan tidak terganggu dengan kasus yang menimpa Salazar. Brazier mengatakan, sejak berlatih di NOP dia dilatih oleh Pete Julian dan tidak sepantasnya mengaitikan prestasinya dengan kasus tersebut. (REUTERS)