Evakuasi warga pascakerusuhan dari Wamena, ibu kota Kabupaten Jayawijaya, Papua, mulai dibatasi. Hanya perempuan, kaum lanjut usia, dan anak-anak yang diperbolehkan diangkut dengan pesawat Hercules ke luar Wamena.
Oleh
Fabio Costa
·3 menit baca
WAMENA, KOMPAS – Evakuasi warga pascakerusuhan dari Wamena, ibu kota Kabupaten Jayawijaya, Papua, mulai dibatasi. Hanya perempuan, kaum lanjut usia, dan anak-anak yang diperbolehkan diangkut dengan pesawat Hercules milik TNI Angkatan Udara ke luar Wamena.
Dari pantauan Kompas di Detasemen Pangkalan TNI Angkatan Udara Wamena, Rabu (2/10/2019), tampak warga yang menaiki pesawat Hercules sebagian besar terdiri dari perempuan dan anak-anak. Adapun laki-laki yang diperbolehkan ikut karena yang bersangkutan menderita sakit, lanjut usia, atau mendampingi istri dan anaknya yang sakit.
Kami berharap para pria tetap tinggal di Jayawijaya sebab mereka menjadi pilar untuk membangun kembali Wamena pascakerusuhan.
Komandan Pangkalan TNI Angkatan Udara Silas Papare Jayapura Marsekal Pertama Tri Bowo Budi Santoso, yang berkunjung ke Wamena pada Rabu, mengatakan, pihaknya hanya mengakomodasi para perempuan dan anak-anak karena keterbatasan jumlah pesawat. “Kami berharap para pria tetap tinggal di Jayawijaya sebab mereka menjadi pilar untuk membangun kembali Wamena pascakerusuhan,” kata Tri.
Yudhi, salah satu pengungsi yang tetap bertahan di Wamena, mengatakan, warga tidak akan memilih kembali ke kampung halaman apabila ada jaminan situasi yang aman secara permanen. “Warga memilih pulang kampung karena merasa trauma berat dan tak berminat lagi untuk bekerja di Wamena. Mereka kehilangan kerabat dan seluruh harta bendanya,” tutur Yudhi.
Dari pantauan di Wamena, Rabu, aktivitas perekonomian mulai berangsur pulih di sejumlah lokasi di pusat kota. Kondisi itu, di antaranya, terlihat di Jalan Irian, Jalan Trikora, Jalan Sulawesi, Jalan Safri Darwin, dan Jalan Yos Sudarso. Sementara, aktivitas di ruas Jalan Hom-hom, Jalan Pikhe, Jalan Pasar Baru, dan Wouma, masih lengang.
Meski begitu, layanan pendidikan di seluruh sekolah di Wamena masih lumpuh. Pelayanan kesehatan juga baru berjalan di Rumah Sakit Umum Daerah Wamena dan dua puskesmas.
Bupati Jayawijaya John Richard Banua mengatakan, situasi keamanan di Wamena terus membaik saat ini. Pemkab Jayawijaya bersama TNI dan Polri terus berupaya meyakinkan warga agar percaya situasi keamanan di Wamena telah membaik.
“Dari data sementara, jumlah pengungsi sekitar 20.000 orang. Banyak pengungsi belum dapat kembali ke rumah karena layanan listrik yang masih terputus,” ujar John.
Terkait masih lumpuhnya sektor pendidikan, John mengatakan, pihaknya akan bertemu dengan para guru dari semua sekolah di Wamena pada Kamis (3/9) ini. Tujuannya untuk meyakinkan para guru agar tidak takut kembali mengajar pada Senin (7/9).
Jangan terpengaruh
Panglima Komando Daerah Militer XVII/Cenderawasih Mayor Jenderal Herman Asaribab, bersama sejumlah tokoh paguyuban masyarakat Provinsi Papua, mengunjungi para pengungsi di Wamena, Rabu. Herman mengatakan, kunjungan ini bertujuan meyakinkan para tokoh paguyuban agar jangan terpengaruh isu bohong tentang nasib warganya di Wamena.
“Kami berharap, dengan kunjungan ini, para tokoh pimpinan paguyuban tetap percaya dengan jaminan keamanan warga satu kampung halamannya di Wamena,” ucap Herman.
Kami juga akan mengupayakan penanganan sekitar 200 rumah yang terdampak.
Herman pun menyatakan, jumlah pasukan TNI dan Polri yang berada di Wamena sudah cukup untuk mengamankan situasi. “Saat ini, kami menyiapkan pasukan dari Batalyon 756, Kodim 1702/Jayawijaya, Batalyon 501, beserta Polres Jayawijaya. Semuanya siap untuk memulihkan kembali situasi di Wamena,” ujar Herman.
Kepala Pusat Pusat Pengembangan Sarana Prasarana Pendidikan, Olahraga, dan Pasar (PSPPOP) Direktorat Jenderal Cipta Karya Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Iwan Suprijanto, dalam kunjungan ke Wamena, mengatakan, pihaknya sedang mendata bangunan pemerintahan dan rumah warga yang terdampak kerusuhan 23 September lalu.
“Setelah pendataan tuntas, kami bersama pihak TNI akan membersihkan bangunan yang terbakar dan rusak dari puing-puing. Kami juga akan mengupayakan penanganan sekitar 200 rumah yang terdampak,” kata Iwan.