Ibu Negara Sosialisasikan Kembali "Stunting" di Cirebon

KOMPAS/KOMPAS/ABDULLAH FIKRI ASHRI

Ibu Negara Ny Iriana Joko Widodo (kedua dari kiri di depan) bersama istri Wakil Presdien Ny Mufidah Jusuf Kalla dan Organisasi Aksi Solidaritas Era Kabinet Kerja (OASE-KK) menyosialisasikan deteksi dini kanker serviks, Rabu (3/10/2019) di PT Embee Plumbon Textile, Kabupaten Cirebon, Jawa Barat. Dalam acara yang berlangsung sejak Senin (30/9/2019) itu menargetkan 1.024 perempuan pekerja menjalani pemeriksaan inspeksi visual asam asetat (IVA) untuk deteksi dini kanker serviks.

JAKARTA, KOMPAS - Ibu Negara Ny Iriana Joko Widodo dan Ibu Mufidah Jusuf Kalla  menyosialisasikan program pencegahan stunting di Cirebon, Kamis (03/10/2019) siang ini. Para istri menteri yang tergabung dalam Organisasi Aksi Solidaritas Era Kabinet Kerja (OASE KK) ikut dalam rombongan.

Mengutip siaran pers Kepala Biro Pers, Media, dan Informasi Sekretariat Presiden  Erlin Suastini, Ibu Iriana dan rombongan lepas landas dari Pangkalan TNI AU Adi Soemarmo, Kabupaten Boyolali, Jawa Tengah, sekitar pukul 07.10 WIB menggunakan Pesawat Khusus Boeing 737-400 TNI AU. Rombongan tiba di Bandara Internasional Jawa Barat, Kabupaten Majalengka, sekitar pukul 07.50 WIB.

Masih mengutip siaran pers, Oktober 2019, Ibu Negara akan meninjau sosialisasi konvergensi pencegahan stunting di salah satu gedung di Cirebon. Peserta sosialisasi antara lain adalah kader Posyandu, organisasi perangkat daerah, hingga guru Program Anak Usia Dini (PAUD).

Dalam kunjungan kerja kali ini, Ibu Iriana dan rombongan juga akan meninjau sebuah PAUD di Kabupaten Cirebon dan melakukan sosialisasi pentingnya mencuci tangan kepada anak-anak.

Selain itu, Ibu Negara diagendakan untuk meninjau sosialisasi IVA Test kepada ribuan karyawati di Kabupaten Cirebon.

Kompas/Khaerul Anwar

Ibu dan balitanya setelah gempa Lombok yang hidup di lokasi pengungsian Dusun Medas, Desa Obel-Obel, Lombok Timur, Nusa Tenggara Barat, semakn tidak terpenuhi asupan gizinya, yang berpotensia; menyumbang angka stunting. Foto dimabul Minggu (29/7/2018).

Sebelumnya, Presiden Jokowi  pada Rapat Kerja Kesehatan Nasional 2019, di Tangerang, Selasa (12/2/2019), menyatakan, kesehatan adalah aspek dasar dalam menyiapkan manusia unggul. Namun, Indonesia menghadapi masalah kesehatan mendasar, antara lain tingginya angka tengkes (stunting atau tubuh pendek karena kurang gizi kronis) dan tingginya angka kematian ibu.

Prevalensi anak balita tengkes Indonesia 2014 adalah 37 persen. Tahun 2017, angkanya turun menjadi 29,6 persen. Sementara angka kematian ibu pada 2012 mencapai 359 per 100.000 kelahiran hidup. Pada 2015, angkanya turun jadi 305 per 100.000 kelahiran hidup.

Meski trennya menurun, Presiden mengingatkan levelnya masih tinggi. Untuk itu, pemerintah berkomitmen menurunkan angka tengkes dan angka kematian ibu. Untuk itu, Presiden menginstruksikan semua kepala dinas kesehatan provinsi, kabupaten, dan kota berkonsentrasi pada persoalan itu.

”Tolong hal sangat basis ini diperhatikan. Negara lain lebih maju dengan meningkatkan teknologi, sedangkan kita berkutat dengan stunting serta kematian ibu,” kata Presiden.

HUMAS PEMKAB LOMBOK BARAT

Tim Penggerak Pembinaan Kesejahteraan Keluarga Kabupaten Lombok Barat, Nusa Tenggara Barat, menyambangi anak-anak yang tengah memeriksa kesehatan di Puskesmas Suranadi, Lombok Barat.