Kaldera Toba Diterima Menjadi Anggota Taman Bumi Global UNESCO
Kaldera Toba diterima menjadi anggota Taman Bumi Global UNESCO sebagaimana diumumkan di situs resmi UNESCO. Keanggotaan ini mendorong pembangunan pariwisata berbasis taman bumi dan media promosi Danau Toba di dunia.
Oleh
NIKSON SINAGA
·3 menit baca
MEDAN, KOMPAS — Kaldera Toba diterima menjadi anggota Taman Bumi Global UNESCO sebagaimana diumumkan di situs web resmi UNESCO. Keanggotaan ini mendorong pembangunan pariwisata di Toba untuk mengedepankan konservasi, edukasi, dan pemberdayaan ekonomi masyarakat lokal selain menjadi media promosi pariwisata Danau Toba di dunia.
”Dari ringkasan hasil rapat yang diumumkan melalui situs web resmi, Dewan Taman Bumi Global UNESCO telah menerima Kaldera Toba sebagai anggota,” kata Wakil General Manager Badan Pengelola Geopark Kaldera Toba Gagarin Sembiring, Kamis (3/10/2019).
Pengumuman itu disampaikan melalui situs en.unesco.org. ”Sebagai hasil dari pemeriksaan menyeluruh, di hadapan pengamat dan perwakilan beberapa negara anggota, Dewan Taman Bumi Global UNESCO mengusulkan untuk meneruskan nominasi 15 Taman Bumi Global UNESCO baru untuk pengesahan di Dewan Eksekutif UNESCO pada 2020,” demikian disebut dalam pengumuman itu. Kaldera Toba pun masuk dalam daftar yang disebutkan.
Gagarin mengatakan, Kaldera Toba menjadi anggota Taman Bumi Global UNESCO (UNESCO Global Geopark/UGG) yang kelima di Indonesia. Sertifikat resmi akan diterima pada April 2020 di Paris. Empat anggota UGG lainnya adalah Taman Bumi Kaldera Batur, Taman Bumi Gunung Sewu, Taman Bumi Ciletuh-Palabuhanratu, dan Taman Bumi Rinjani.
Di seluruh dunia, kini ada 161 taman bumi anggota UGG yang tersebar di 44 negara. Kaldera Toba sudah pernah diajukan menjadi anggota UGG pada 2015 dan 2018, tetapi ketika itu belum diterima dan diminta melakukan pembenahan agar sesuai dengan prinsip taman bumi.
Berbasis taman bumi
Gagarin mengatakan, dengan diterimanya menjadi anggota UGG, pembangunan kawasan Danau Toba ke depan harus berbasis taman bumi dengan tiga pilar utama, yakni konservasi, edukasi, dan pemberdayaan ekonomi masyarakat. Pembangunan ini memadukan unsur geologi, keanekaragaman hayati, dan kebudayaan. Hal ini sangat tepat di tengah tekanan kerusakan lingkungan hidup di kawasan Danau Toba.
Gagarin mengatakan, Kaldera Toba sangat berpotensi menjadi pusat pariwisata dan ilmu pengetahuan geologi dunia karena pernah mengubah dunia melalui letusan dahsyat atau supervolcano pada 74.000 tahun lalu. Bukti-bukti letusan dahsyat itu tersimpan dalam bebatuan di bentang alam Kaldera Toba saat ini.
Agar pembangunan pariwisata di Danau Toba mengedepankan pelibatan masyarakat lokal. (Gagarin Sembiring)
”Pulau Samosir, misalnya, awalnya merupakan dasar danau yang terangkat menjadi pulau oleh dorongan dapur magma Kaldera Toba. Di pulau tersebut terdapat bukti lapisan sedimentasi danau dan endapan ganggang. Ini bisa menjadi sumber ilmu pengetahuan tentang keragaman geologi,” kata Gagarin.
Gagarin juga mengingatkan agar pembangunan pariwisata di Danau Toba mengedepankan pelibatan masyarakat lokal. Pembangunan kawasan tidak bisa hanya berbasis pada modal tanpa melibatkan masyarakat. ”Masyarakat bisa diedukasi untuk membuat homestay, suvenir, rumah makan, pertunjukan kebudayaan, dan pertanian,” katanya.
Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Sumatera Utara Ria Nofida Telaumbanua mengatakan, keanggotaan UGG akan membuat kawasan Danau Toba semakin dikenal dunia. ”Ini akan menjadi media promosi Danau Toba di dunia,” katanya.
Ria mengatakan, pembangunan pariwisata berbasis taman bumi akan terus didorong di kawasan Danau Toba. Pemerintah juga melakukan pembinaan kelompok sadar wisata untuk meningkatkan pemberdayaan ekonomi masyarakat lokal.
Kepala Pusat Informasi Geopark Kaldera Toba Sigulatti Wilmar Simanjorang mengatakan, rekomendasi yang disampaikan UNESCO harus diterapkan dalam pembangunan kawasan Kaldera Toba, seperti pengoperasian pusat informasi, penyediaan air bersih, toilet bersih, papan informasi, toko suvenir, konservasi lingkungan, dan sosialisasi rencana induk.
Wilmar mengatakan, keanggotaan UGG juga menjadi momentum untuk pembangunan kawasan pariwisata berkelas dunia. Namun, pembangunan harus tetap mengedepankan prinsip taman bumi.