Penentuan Ketua MPR, Upaya Musyawarah Belum Mufakat
Lobi pimpinan fraksi partai politik dan DPD di MPR sejak pagi hingga sore hari ini, belum berhasil menentukan Ketua MPR. Bambang Soesatyo sudah mendapat dukungan mayoritas fraksi tetapi dua calon lain belum sepakat.
Oleh
INSAN AL FAJRI dan I GUSTI AGUNG BAGUS ANGGA PUTRA
·3 menit baca
JAKARTA, KOMPAS - Upaya penentuan Ketua Majelis Permusyawarakatan Rakyat atau MPR 2019-2024 melalui mekanisme musyawarah belum berbuah hasil. Tiga kandidat masih bersikukuh mengejar kursi Ketua MPR. Jika hingga malam ini musyawarah belum mencapai kata mufakat, sangat mungkin penentuan Ketua MPR dengan menggunakan mekanisme pemungutan suara.
Dari total sepuluh calon pimpinan MPR 2019-2024, tiga di antaranya mengincar kursi Ketua MPR. Ketiga kandidat dimaksud, Bambang Soesatyo dari Partai Golkar, Ahmad Muzani dari Partai Gerindra, dan Fadel Muhammad dari kelompok Dewan Perwakilan Daerah (DPD).
Mulai sekitar pukul 10.45, Kamis (3/10/2019), pimpinan sementara MPR, Abdul Wahab Dalimunthe dari Partai Demokrat dan Hillary Brigita Lasut dari Partai Nasdem, bersama pimpinan fraksi partai politik dan kelompok DPD di MPR rapat, mencoba memusyawarahkan siapa yang layak menjabat Ketua MPR.
Namun hingga rapat usai sekitar pukul 12.15, kata mufakat tidak tercapai. "Belum tercapai kesepakatan siapa yang akan menjadi ketua umum," kata Fadel Muhammad seusai rapat.
Rapat kemudian diskors, dan baru dilanjutkan kembali sekitar pukul 14.00. Namun hingga rapat berakhir sekitar pukul 16.30, musyawarah belum juga berbuah hasil. Rapat kembali diskors dan rencananya akan dilanjutkan pukul 19.00.
Menurut Ketua Fraksi Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) di MPR Jazilul Fawaid, seluruh peserta rapat menginginkan penentuan Ketua MPR dengan cara musyawarah mufakat. Oleh karena itu, sekalipun memakan waktu, rapat-rapat untuk musyawarah tetap diprioritaskan.
"Alangkah baiknya di tengah suasana panas ini, MPR memberikan sinyal ke publik bahwa pengambilan keputusan bisa sejuk dan mengedepankan kebersamaan dan musyawarah mufakat," katanya.
Dalam rapat musyawarah itu, menurut Jazilul, delapan fraksi partai politik di MPR sudah satu suara untuk mendukung Bambang Soesatyo sebagai Ketua MPR. Tinggal Fraksi Partai Gerindra yang berbeda sikap. Gerindra masih ingin Muzani menjadi Ketua MPR. Selain Gerindra, kelompok DPD masih ngotot menginginkan Fadel Muhammad sebagai Ketua MPR.
Ketua Fraksi Gerindra di MPR Ahmad Riza Patria mengatakan, Gerindra menghormati pilihan mayoritas fraksi pada Bamsoet. Akan tetapi, Gerindra akan tetap memperjuangkan Ahmad Muzani. "Tidak apa-apa, ini kan lobi dan perubahannya masih jalan terus," katanya.
Ahmad Muzani pun menyatakan, dia akan tetap berjuang untuk bisa menjadi Ketua MPR. Kalaupun pemilihan harus ditempuh dengan mekanisme pemungutan suara, dia siap melakoninya. Dia optimistis akan menang.
Dihubungi terpisah, Kepala Pusat Penelitian Politik Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia Firman Noor menyatakan Ketua MPR merupakan simbol negara dan merupakan jabatan prestisius. Dengan menjadi Ketua MPR, terbuka peluang untuk membangun jaringan hingga ke daerah, yang imbasnya bisa memperkuat partai politik asal Ketua MPR. Selain itu, tak menutup kemungkinan yang terpilih membuka jalan untuk maju pada Pemilu Presiden 2024.
Maka tidak heran jika persaingan untuk merebut kursi Ketua MPR selalu alot. "Kalau musyawarah mufakat tidak tercapai, mekanisme pemungutan suara juga bagian dari mekanisme demokrasi yang bisa ditempuh. Jadi bukan sesuatu yang aneh jika nanti ditempuh mekanisme voting," katanya.
Untuk diketahui, selain Bambang, Muzani, dan Fadel, tujuh calon pimpinan MPR lainnya, Ahmad Basarah dari Fraksi PDI-P, Jazilul Fawaid dari PKB, Arsul Sani (Fraksi Partai Persatuan Pembangunan), Lestari Moerdijat (Fraksi Partai Nasdem), Syarief Hasan (Fraksi Partai Demokrat), Hidayat Nur Wahid (Fraksi Partai Keadilan Sejahtera), dan Zulkifli Hasan (Fraksi Partai Amanat Nasional).
Setiap calon pimpinan MPR sebenarnya berhak untuk mencalonkan diri menjadi Ketua MPR. Namun dari sepuluh calon tersebut, hanya Bambang, Muzani, dan Fadel yang mencalonkan diri.