Ketika China memperingati 70 tahun pemerintahan Partai Komunis di negeri itu pada pekan ini, ekonomi China menunjukkan tanda-tanda melambat meski tetap di antara yang paling cepat berkembang di dunia.
Oleh
BENNY D KOESTANTO
·3 menit baca
Ketika China memperingati 70 tahun pemerintahan Partai Komunis di negeri itu pada pekan ini, ekonomi China menunjukkan tanda-tanda melambat meski tetap di antara yang paling cepat berkembang di dunia. Investasi besar dalam teknologi dan inovasi merupakan hal yang direncanakan negeri itu dan dilakukan di tengah tantangan persaingan dengan negara-negara lain.
Bank Dunia menyatakan, China mengalami ekspansi berkelanjutan tercepat dalam sejarah negara dengan perekonomian besar. Saat ini, negara kekuatan ekonomi terbesar kedua di dunia itu beralih ke situasi yang oleh Presiden China Xi Jinping disebut sebagai ”normal baru”, demikian dikutip World Economic Forum. Konsumsi dan jasa menjadi pendorong ekspansi menuju impian China.
Sekitar 70 tahun lalu, sebagian besar orang China tinggal di perdesaan. Hanya 10 persen dari populasi negara itu yang tinggal di kota. Pada 2019, China adalah negara urban. Setidaknya ada enam kota besar yang berpenduduk 10 juta atau lebih. Sekitar 60 persen penduduk tinggal di kota. Lebih dari 100 kota di China memiliki populasi lebih dari satu juta orang. Perserikatan Bangsa-Bangsa menyebut bahwa China telah berkembang tiga kali lipat dalam 50 tahun terakhir.
Ekonomi Beijing lepas landas setelah bergabung dengan Organisasi Perdagangan Dunia (WTO) pada 2001. Aneka langkah negara itu, seperti inisiatif infrastruktur perdagangan Prakarsa Sabuk dan Jalan, berupaya memperluas pengaruh China di seluruh Asia, Afrika, bahkan ke Eropa.
Kantor berita AFP menyebutkan, ada 829 juta pengguna internet di China pada akhir 2018, menjadikan negara itu pasar internet terbesar di dunia; meroket dari 298 juta pada satu dekade lalu. Dari jumlah itu, 817 juta menggunakan telepon seluler untuk menjelajah internet sehingga menjadikan negara itu pasar telepon pintar terbesar di dunia.
China berinvestasi besar di bidang penelitian dan pengembangan. Pengeluarannya melesat, 70 persen lebih tinggi pada 2017 dibandingkan dengan 2012, menurut analis di Matthews Asia. Investasinya mencakup bidang industri berteknologi tinggi dan inkubator yang berfokus pada teknologi seperti kecerdasan buatan, robot, dan data raksasa. Pemerintah China bekerja keras mewujudkan program Made in China 2025. Rencana itu menguraikan ambisi China menjadi pemimpin dunia dalam bidang telekomunikasi, peralatan tenaga listrik, robot, dan otomatisasi kelas atas.
Tingkat pengeluaran pemerintah yang tinggi dan investasi asing memungkinkan China menggandakan ukuran ekonominya setiap delapan tahun sejak mengenalkan reformasi ekonomi pada 1979. Dana Moneter Internasional (IMF) memang memproyeksikan pertumbuhan PDB akan melambat setiap tahun selama enam tahun mendatang; turun menjadi 5,5 persen pada 2024, antara lain karena efek perang dagang.
Namun, lembaga pemeringkat S&P Global menegaskan peringkat kredit ”A+/A-1” pada China. Negara itu diproyeksikan mampu mempertahankan pertumbuhan PDB di atas rata-rata dan meningkatkan kinerja fiskalnya selama tiga hingga empat tahun ke depan.