Dua lifter putri, Windy Cantika Aisah dan Lisa Setiawati, menjadi andalan Indonesia untuk meraih medali emas di SEA Games 2019. Ajang ini juga menjadi kesempatan bagi lifter-lifter putri muda menunjukan kemampuannya.
Oleh
Denty Piawai Nastitie
·4 menit baca
JAKARTA, KOMPAS – SEA Games 2019 di Filipina akan menjadi panggung bagi lifter-lifter putri yang kebanyakan berusia di bawah 20 tahun. Tim Indonesia berharap pesta olahraga antarnegara se-Asia Tenggara ini menjadi momentum lahirnya generasi baru angkat besi putri.
SEA Games akan bergulir pada 30 November–10 Desember 2019. Indonesia mengirimkan 10 lifter, terdiri atas enam atlet putri dan empat atlet putra. Sebanyak lima dari enam lifter putri yang didaftarkan berusia di bawah 20 tahun. Mereka adalah Windy Cantika Aisah (18 tahun), Juliana Klarisa (17), Putri Aulia (17), Restu Anggi (17), Tsabitha Alfiah Ramadani (19). Lisa Setiawati (30) menjadi lifter yang paling senior.
Pada kategori putra, lifter yang diberangkatkan adalah Surahmat (31), Eko Yuli Irawan (30), dan Deni (30), dan Rahmat Erwin Abdullah (17) yang menjadi satu-satunya atlet remaja.
Pelatih kepala angkat besi Indonesia Dirdja Wihardja mengatakan, lifter-lifter putri Indonesia dipilih karena menjadi yang terkuat dalam seleksi nasional angkat besi. “Selain itu, perlu ada regenerasi. Kalau tidak dicoba sekarang, kapan lagi,” ujarnya di Jakarta, Kamis (3/10/2019).
Indonesia pernah mendapatkan "pukulan" keras ketika dua lifter putri harus absen dari pelatnas, yaitu Sri Wahyuni Agustiani (kelas 49 kg) yang hamil, dan Acchedya Jaggadhitta (kelas 59 kg) yang tersangkut kasus doping. Kepergian kedua lifter ini membuat Indonesia harus mempercepat regenerasi atlet.
Dari enam lifter putri yang akan tampil di SEA Games, menurut Dirdja, potensi medali emas berasal dari Lisa Setiawati yang turun pada kelas 45 kg, dan Windy Cantika Aisah yang tampil di kelas 49 kg. “Lifter-lifter lainnya, ada peluang medali. Kami harapkan mereka juga bisa membuat kejutan dengan meraih emas,” kata Dirdja.
Potensi lawan
Berkaca dari hasil Kejuaraan Dunia 2019 di Pattaya, Thailand, akhir September lalu, Lisa Setiawati menempati peringkat ketiga dunia dengan angkatan total 165 kg. Ia mendapatkan medali emas clean and jerk dengan angkatan 95 kg. Sementara pada angkatan snatch Lisa berada di peringkat ketujuh dengan angkatan 70 kg.
Di tingkat Asia Tenggara, Lisa mempunyai lawan terberat Vuong Thi Huyen asal Vietnam. Lifter putri ini mencetak angkatan total terbaik 170 kg, terdiri dari snatch 72 kg, clean and jerk 98 kg, yang diraihnya di Piala Dunia 2019 di Fuzhou, China, Februari lalu. Huyen juga mengukir sejarah dengan menjadi juara Asia 2019. Di Kejuaraan Dunia, ia menempati peringkat keempat.
Dirdja mengatakan, untuk mengemas medali emas, Lisa harus bisa mengangkat beban di atas 170 kg. “Kelemahan Lisa, snatchnya masih kurang maksimal. Di Kejuaraan Dunia, sikunya agak menekuk saat melakukan angkatan. Itu membuat angkatan ketiganya dinyatakan gagal. Lisa harus berlatih power agar selanjutnya bisa menahan beban dengan sempurna,” kata Dirdja.
Lifter putri lainnya yang menjadi andalan adalah Windy Cantika yang mengisi kelas 49 kg, menggantikan Sri Wahyuni Agustiani. Windy merupakan pemegang tiga rekor dunia remaja dengan angkatan snatch 82 kg, clean and jerk 100 kg, dan angkatan total 182 kg.
Pengalaman Windy tampil pada sejumlah kejuaraan internasional menjelang SEA Games 2019 dipercaya menjadi modal untuk lifter asal Bandung, Jabar itu, mengukir prestasi. Sepanjang enam bulan terakhir, Windy berpengalaman tampil di Kejuaraan Asia, Kejuaraan Dunia Yunior, dan Kejuaraan Dunia. Progres angkatannya juga selalu meningkat 2-3 kg per kejuaraan.
Meski kemajuannya cukup baik, Windy masih harus memperbaiki teknik snatch. Di Kejuaraan Dunia lalu angkatan pertamanya pada gerakan snatch gagal. Padahal angkatan pertama sangat penting untuk memotivasi atlet. “Dia masih terpengaruh dengan perubahan angkatan lawan. Jadi penampilannya kurang maksimal,” ujar Dirdja.
Selanjutnya, penampilan Windy Cantika dan kawan-kawan akan diuji dalam Kejuaraan Asia Yunior yang bergulir di Pyongyang, Korea Utara, 19-27 Oktober. Kejuaraan ini menjadi ajang uji coba dan persiapan terakhir atlet-atlet yunior menuju SEA Games 2019.
Windy Cantika mengatakan, ia siap menunjukkan penampilan terbaiknya di dua kejuaraan yang menanti. Menurut Windy, bisa mengibarkan bendera Merah Putih di kejuaraan internasional menjadi motivasi terbesarnya. “Saya siap bersaing dan selalu berdoa bisa memberikan yang terbaik. Saya tidak memikirkan hasilnya, yang penting usaha terlebih dahulu,” kata dia.