Lari estafet termasuk dalam 12 nomor atletik yang dilombakan pada Olimpiade modern pertama di Athena 1896. ATlet nomor ini dituntut memiliki kecepatan, teknik tingkat tinggi, dan energi yang besar.
Oleh
Yulia Sapthiani
·3 menit baca
Final lari gawang 110 meter putra di Stadion Internasional Khalifa, Doha, Qatar, Rabu (2/10/2019) malam waktu setempat, atau Kamis dinihari waktu Indonesia, melahirkan kejutan ketika pelari Amerika Serikat, Grant Holloway, mengungguli juara dunia dan Olimpiade, Omar McLeod (Jamaika). McLeod, bahkan, harus mengakhiri penampilannya dengan dramatis ketika jatuh menjelang finis.
Sebelum jatuh, McLeod, yang bersaing ketat dengan Holloway sejak start, menjatuhkan gawang kedelapan hingga ke-10. Mulai hilang keseimbangan setelah melewati gawang kesembilan, lalu melewati gawang ke-10, McLeod jatuh dan tak dapat menyelesaikan lomba.
Sementara, Holloway menambah emas bagi tim AS setelah menyelesaikan lomba dalam waktu 13,10 detik. Pelari berusia 21 tahun itu menjadi juara dunia dalam penampilan pertamanya pada kompetisi atletik terbesar di dunia tersebut.
Holloway unggul atas juara dunia 2015, Sergey Shubenkov, yang meraih perak dan Pascal Martinot-Lagarde (Perancis) yang finis ketiga. Shubenkov tampil sebagai atlet netral setelah negaranya, Rusia, diskors badan atletik dunia, IAAF, karena doping.
Ini menjadi pencapaian besar bagi Holloway yang awalnya ingin menjadi atlet sepak bola Amerika. Namun, demi cita-cita menjadi olimpian dan menghindarkan diri dari cedera parah saat tampil di Liga Sepak Bola Amerika (NFL), Holloway memilih atletik.
Gabungan lari dan lompat
Sejak tampil dalam kompetisi antaruniversitas, NCAA, Holloway menspesialisasikan diri pada lari gawang, nomor yang menuntut teknik dan energi lebih besar dari lari cepat biasa.
Lari gawang adalah salah satu nomor atletik yang menggabungkan lari dan lompat. Ini menjadi salah satu dari 12 nomor atletik yang dilombakan pada Olimpiade modern pertama di Athena 1896. Lari gawang, yang dilombakan dalam setiap Olimpiade hingga saat ini, juga menjadi bagian dari decathlon (dasalomba) dan heptathlon (saptalomba).
Setiap pelari harus tetap berada di lintasannya, menginjak lintasan pelari lain akan didiskualifikasi. Diskualifikasi juga bisa terjadi jika atlet gagal melompati gawang (kecuali tidak sengaja) atau melewati gawang dari bawah.
McLeod, misalnya, menjatuhkan gawang kedelapan hingga ke-10 dengan tidak sengaja, dia pun masih diperbolehkan mengikuti lomba. Namun, cedera hamstring yang dialami sejak babak penyisihan membuatnya tak dapat menahan keseimbangan menjelang finis. McLeod pun tak dapat menyelesaikan lomba.
Nomor yang biasa dilombakan dalam lari gawang adalah 100 meter untuk putri, 110 m putra, dan 400 m untuk putra-putri. Ketiga nomor itu dilombakan dalam Olimpiade dan Kejuaraan Dunia Atletik. Untuk persaingan di stadion dalam ruangan, lomba lari gawang menempuh jarak 60 meter untuk putra dan putri.
Ada lima standar ketinggian gawang yang digunakan dalam lomba. Gawang tertinggi, yang digunakan dalam 60 dan 110 m putra, berketinggian 106,7 cm. Gawang 99,1 cm digunakan untuk veteran U-50 dan remaja. Gawang 91,44 cm dipakai untuk 400 m putra termasuk beberapa divisi veteran dan remaja.
Selain itu, ada pula gawang yang khusus digunakan untuk persaingan pelari putri. Gawang 83,8 cm untuk 100 m, dan 76,2 cm untuk 400 m serta sebagian besar lomba remaja dan veteran. Hampir semua lomba menggunakan 10 gawang sebagai rintangan untuk para pelari, kecuali lomba di dalam ruangan yang menggunakan lima gawang.
Selain kecepatan, atlet-atlet yang memilih tampil pada nomor ini pun dituntut memiliki teknik dan energi yang lebih besar. Kehilangan ritme dalam melompati gawang bisa berbuah kegagalan.
Selain untuk perorangan, nomor lari gawang ini digelar juga untuk format estafet, yaitu estafet 4x110 m untuk putra dan 4x100 m untuk putri. Alih-alih memindahkan tongkat dari satu pelari ke pelari lain, pada estafet gawang, atlet berlari setelah rekan satu timnya menyelesaikan tugasnya melompati 10 gawang pada jarak tertentu. Setiap atlet dalam satu tim berlari bergantian dari garis start dan finis.
Pada Kejuaraan Dunia Estafet Yokohama 2019, IAAF memperkenalkan nomor baru, yaitu estafet gawang campuran 4x110 m. Satu tim terdiri atas dua atlet putra dan dua putri. Seperti pada 4x400 m, nomor estafet campuran ditambahkan pada lari gawang untuk menambah daya tarik dunia atletik. (AFP)