Strategi Solskjaer dalam menurunkan pemain cepat dan lincah serta menggabungkan pemain muda dan senior tampaknya juga masih gagal. Dibandingkan dengan Chelsea yang menerapkan strategi serupa dan berhasil.
Oleh
·3 menit baca
DEN HAAG, JUMAT — Sejak kemenangan telak 4-0 atas Chelsea pada laga perdana Liga Inggris, Manchester United tak lagi mampu mencetak lebih dari satu gol. Persoalan tersebut berlanjut hingga Jumat (4/10/2019) dini hari dalam pertandingan Liga Europa Grup L, ”Setan Merah” hanya mampu menahan imbang tuan rumah, AZ Alkmaar, dengan skor 0-0 di Stadion Kyocera, Den Haag.
Manchester United sedang mengalami krisis striker sejak ditinggalkan Romelu Lukaku dan Alexis Sanchez. Manajer Manchester United Ole Gunnar Solskjaer pun menjadi orang yang paling bertanggung jawab atas keputusannya mempersilakan kedua pemain tersebut hengkang. Keduanya kini menjadi andalan Inter Milan dalam usaha merusak dominasi Juventus di Italia.
Layaknya manajer pada umumnya, Solskjaer enggan disalahkan. Bahkan, ia menganggap dirinya mampu membawa MU maju meskipun saat ini sedang terpuruk. Di Liga Inggris, MU masih terdampar di peringkat ke-10, sedangkan di Liga Europa mereka hanya menduduki peringkat ke-2. Di Piala Liga Inggris, MU harus melewati adu penalti untuk dapat menyingkirkan tim dari kasta ketiga Rochdale.
”Saya tidak meragukan diri saya sendiri. Klub banyak berdiskusi dan kami percaya dengan apa yang kami lakukan,” ujar manajer asal Norwegia tersebut.
Meskipun ia tidak pernah meragukan kemampuan dirinya, tetapi pendukung MU pun mulai ragu padanya. Media sosial pun dibanjiri keinginan suporter MU agar Solskjaer segera pergi dan meminta klub mendatangkan pelatih yang lebih berpengalaman, seperti Erik Ten Hag, Arsene Wenger, dan Jose Mourinho.
Salah satu kesalahan fatal Solskjaer adalah ketika ia gagal mendapatkan striker pengganti Lukaku dan Sanchez. Alhasil, ketika Anthony Martial dan Marcus Rashford cedera, MU tak punya pilihan lain. Solskjaer pun menurunkan striker 17 tahun Mason Greenwood atau memasang gelandang Daniel James sebagai striker untuk mengatasi krisis di lini depan.
Pada saat melawan AZ Alkmaar, MU sama sekali tidak memiliki catatan tendangan ke arah gawang. Lini serang MU terkesan terburu-buru untuk melepaskan tendangan jarak jauh sehingga mudah dipatahkan bek AZ Alkmaar.
Keputusan menjual Lukaku merupakan buah dari ego Solskjaer yang ingin timnya diisi oleh pemain cepat dan lincah, seperti yang diungkapkan penyerang asal Belgia tersebut seusai hengkang ke Inter Milan. Ia menolak anggapan Solskjaer yang melihat dirinya hanyalah seorang target man karena ukuran badan yang besar sehingga tidak cocok dengan strategi Solskjaer.
”Saya bukan tipe penyerang tradisional. Saya seorang pencetak gol. Saya harus menghadapi sasaran, saat itulah saya berbahaya. Itulah sebabnya ketika saya bermain untuk Belgia, saya jauh lebih berbahaya karena saya memiliki banyak peluang mencetak gol,” kata Lukaku seperti dikutip dari Metro.co.uk.
Meskipun Lukaku sudah menjelaskan alasannya pergi, Solskjaer tetap tidak mau disalahkan. Ia membela dirinya dengan menyatakan Lukaku pergi karena tidak betah di MU.
Keberhasilan Chelsea
Strategi Solskjaer dalam menurunkan pemain cepat dan lincah serta menggabungkan pemain muda dan senior tampaknya juga masih gagal. Dibandingkan dengan Chelsea yang menerapkan strategi serupa, klub asal London tersebut jauh lebih berhasil.
Sama seperti Solskjaer, Frank Lampard juga memainkan sepak bola atraktif dengan kolaborasi pemain muda dan senior. Berdasarkan catatan Whoscored.com, dari 11 pertandingan resmi pada awal musim, Chelsea berhasil mencetak 25 gol dan kebobolan 14 gol. Sementara MU baru mencetak 11 gol dan kebobolan 8 gol dari 10 pertandingan.
Dari data tersebut terlihat, Solskjaer gagal memaksimalkan kemampuan para pemain yang dimiliki MU, termasuk tiga pemain baru yang dibeli musim ini, yakni Harry Maguire, Daniel James, dan Aaron Wan-Bissaka.
Mourinho, yang pernah melatih Manchester United, mengungkapkan, MU tidak pernah mengalami peningkatan sejak kepergiannya. ”Kami buruk musim lalu, tetapi saya tidak melihat ada peningkatan, bahkan dengan tiga pemain baru. Saya tidak terkejut dengan hasilnya dan saya tidak berpikir Ole (Solskjaer) mampu mengambil hasil positif dalam permainan,” ujar Mourinho kepada Sky Sports. (Reuters)