Tsunami raksasa yang melanda Alaska pada 1964 diketahui menyebarkan jamur patogen Cryptococcus gattii ke daratan dan menjadi pemicu penyakit mematikan.
Oleh
Ahmad Arif
·3 menit baca
Tsunami raksasa yang melanda Alaska pada 1964 diketahui menyebarkan jamur patogen Cryptococcus gattii ke daratan dan menjadi pemicu penyakit mematikan. Temuan ini membawa implikasi tentang bahaya serupa bisa terjadi di kawasan lain yang pernah terlanda tsunami besar, termasuk Aceh setelah 2004.
Kajian ini dipublikasikan David M Engelthaler dari Translational Genomics Research Institute, Arizona, dan Arturo Casadevall dari Johns Hopkins University di jurnal mBio edisi Oktober 2019.
Cryptococcus gattii merupakan jamur patogen yang awalnya ditemukan di perairan hangat seperti Australia, Papua Niugini, serta di beberapa bagian Eropa, Afrika, dan Amerika Selatan, yaitu Brasil. Jamur ini diduga menyebar ke seluruh dunia melalui air pemberat yang digunakan oleh kapal.
Cryptococcus gattii merupakan jamur patogen yang awalnya ditemukan di perairan hangat seperti Australia, Papua Niugini, serta di beberapa bagian Eropa, Afrika, dan Amerika Selatan, yaitu Brasil.
Dugaan ini dikuatkan dengan adanya bukti usia molekuler jamur yang ditemukan di pantai British Columbia dan Negara Bagian Washington bertepatan dengan dimulainya pelayaran dari pelabuhan Amerika Selatan, yang meningkat setelah pembukaan Kanal Panama pada 1914. Sejak awal abad ke-20, jamur ini berkembang biak di perairan dekat pantai kawasan ini.
Meski demikian, jamur ini baru memicu masalah setelah untuk pertama kalinya menginfeksi manusia di wilayah ini pada 1999 dan memicu wabah pneumonia. Sebelumnya, para peneliti bingung bagaimana jamur yang biasanya ditemukan di air ini bisa memicu penyakit. Hal itu karena infeksi hanya terjadi jika manusia menghirup spora yang memungkinkan patogen menetap di paru-paru.
Dalam studi terbaru ini, dua peneliti merekonstruksi tentang bagaimana jamur mematikan ini berhasil tersebar luas di hutan dekat pantai di sepanjang wilayah Pacific Northwest.
Air tsunami
Menurut analisis mereka, gempa bumi berkekuatan M 9,2 pada 1964 berperan penting. Salah satu gempa bumi terbesar yang tercatat dengan pusat di tenggara Alaska ini menghasilkan tsunami di sepanjang garis pantai wilayah itu, termasuk Pulau Vancouver, serta di Washington dan Oregon.
Air tsunami inilah yang membawa jamur ke darat dan kemudian beradaptasi dengan lingkungan baru berupa daratan dan pohon-pohon. Melalui seleksi biologis dan fisik, jamur ini meningkatkan daya tular dan virulensinya.
Air tsunami inilah yang membawa jamur ke darat dan kemudian beradaptasi dengan lingkungan baru berupa daratan dan pohon-pohon.
”Kami menduga bahwa C gattii semula kehilangan sebagian besar kemampuannya menginfeksi manusia ketika hidup di air laut,” kata Arturo Casadevall, seperti diwawancara BBC pada Rabu (2/10/2019).
”Tapi kemudian, ketika sampai di tanah, amuba dan organisme tanah lainnya memengaruhi hidupnya selama tiga dekade atau lebih, sampai muncul varian C gattii baru yang jauh lebih mematikan pada hewan dan manusia.”
Para peneliti berpendapat, tsunami membawa galur jamur berbahaya serta menunjukkan bukti infeksi kulit dan paru yang invasif pada korban. Mereka khawatir, pada tahun-tahun mendatang, infeksi lain mungkin muncul di berbagai kawasan yang pernah dilanda tsunami besar, di antaranya Indonesia dan Jepang.
”Gagasan baru yang besar di sini adalah bahwa tsunami dapat menjadi mekanisme yang signifikan di mana patogen menyebar dari lautan dan sungai ke daratan dan akhirnya ke satwa liar dan manusia,” kata Casadevall.
”Jika hipotesis ini benar, kita mungkin akhirnya akan melihat wabah serupa C gattii atau jamur serupa di daerah yang pernah tergenang tsunami di Indonesia pada 2004 atau Jepang pada 2011.”