JAKARTA, KOMPAS — Seni kejadian berdampak Upacara Kebo Ketan kembali digelar di Ngawi, Jawa Timur, 8-9 November 2019. Jika tahun lalu Upacara Kebo Ketan mengangkat tema “Marilah Kita Mendoa Indonesia Bahagia”, maka tema tahun ini adalah “Sadarlah Hatinya, Sadarlah Budinya” yang tak lain merupakan penggalan syair stanza II lagu kebangsaan ”Indonesia Raya”. Setiap tahun, seni kejadian berdampak ini memunculkan kreasi-kreasi baru.
Upacara Kebo Ketan (UKK) digelar rutin empat tahun terakhir sebagai komitmen untuk merawat hutan dan mata air terutama Sendang Margo dan Sendang Ngiyom di Alas Begal, Ngawi. Kegiatan seni ini sekaligus untuk membangkitkan kembali kesenian rakyat, dan merawat kebinekaan. Inisiator seni kejadian berdampak ini adalah lembaga swadaya masyarakat Kraton Ngiyom yang dikomandani oleh seniman Bramantyo Prijosusilo.
Kegiatan seni ini sekaligus untuk membangkitkan kembali kesenian rakyat, dan merawat kebinekaan.
Sejak 2012, Kraton Ngiyom berikhtiar menyelamatkan mata air dan mengembalikan fungsi hutan penyangganya. Mulai 2014, mereka menggelar seni kejadian berdampak berjudul ”Mbah Kodok Rabi Peri” guna memfokuskan perhatian kepada hutan dan mata air tersebut.
“Sekarang, kawasan Sendang Margo sudah bertambah asri dengan pohon-pohon buah yang mulai produktif, yang selama kemarau disirami dan di musim hujan disiangi relawan Kraton Ngiyom,” kata Emban Kraton Ngiyom, Godeliva D Sari, Kamis (3/10/2019), saat dihubungi dari Jakarta.
Gerakan membangkitkan kesenian rakyat dengan prinsip serbuk silang kreatifitas dan disiplin penciptaan di Kraton Ngiyom juga telah melahirkan dua bentuk kesenian “baru” yang kini sedang giat berlatih untuk dipentaskan di puncak UKK ke-4 pada 9 November 2019. Kesenian baru ini berupa musik Kronjal Kraton Ngiyom (Keroncong Jathilan) dan pentas prosesi Reog Mahesa Nempuh.
Proses Lama
Munculnya musik Kronjal tidak tiba-tiba. Selama 10 bulan, pemain perkusi Sirkus Barock pimpinan Sawung Jabo, Denny Dumbo mengeksplorasi dan memimpin latihan penciptaan musik Kronjal di Desa Sekaralas, Widodaren, Ngawi, Jatim. Ia melatih dua kelompok untuk memainkan musik ini, yaitu Keroncong Kinasihan dari Kedunggalar dan campursari DhatNyenk dari Sekaralas.
“Musik Kronjal ini diciptakan dengan cita-cita tinggi, yakni menciptakan suatu produk musik yang berpotensi menembus pasar global. Untuk itu, dibutuhkan tiga ciri, pertama musik yang diciptakan hendaknya seketika dapat dikenali sebagai musik Indonesia, kedua enak dibuat berjoget, dan ketiga bertemakan kebahagiaan,” kata Bramantyo.
Musik Kronjal ini diciptakan dengan cita-cita tinggi, yakni menciptakan suatu produk musik yang berpotensi menembus pasar global.
Pada UKK ke-4, Kraton Ngiyom kembali menampilkan Reog Mahesa Nempuh ditambah satu barong baru bernama Sang Mahesa Kanthong. Kedua topeng kerbau yang mengambil inspirasi dari barong Bali dan Reog Ponorogo ini diciptakan oleh Bramantyo Prijosusilo dan Gimbal Thoyib Bukhoeri sebagai satu langkah strategis membangkitkan seni teater prosesi rakyat yang matisuri.
Puncak UKK akan berlangsung pada hari Sabtu tanggal 9 November dengan Reyog Ponorogo desa Sekaralas keliling desa di pagi sampai sore hari. Selanjutnya pada pukul 16’00, dilaksanakan Sakralisasi Sang Kebo Ketan di rumah tua Sekaralas dilanjutkan arak-arakan Sang Kebo Ketan pukul 18.15 menuju Lapangan Desa Sekaralas. Seperti tahun-tahun sebelumnya, arak-arakan UKK ke-4 melibatkan ratusan seniman serta ribuan masyarakat Ngawi.
Puncak UKK akan berlangsung pada hari Sabtu tanggal 9 November dengan Reyog Ponorogo desa Sekaralas keliling desa di pagi sampai sore hari.
Di Lapangan Sekaralas, seniman Bulukumba Andi Ichdar Farabi akan melakukan ritual penyembelihan Sang Kebo Ketan yang kemudian disusul dengan pidato kebudayaan Prof Mahfud MD dari Badan Pembinaan Ideologi Pancasila dan KH Marsudi Syuhud Ketua PBNU.
Setelah pidato kebudayaan, acara dilanjutkan dengan pentas seni berbagai band, pertunjukan Kronjal, kesenian tradisional, tari-tarian, pembakaran patung jerami kerbau Sang Mahesa Dahana yang kemudian ditutup dengan lagu “Satu Hari Menjelang Esok” ciptaan Bonita & the Husband.