TNI Dituntut Semakin Tangguh, Adaptif, dan Berjiwa Sapta Marga
Di tengah kemajuan teknologi saat ini dan di usianya yang ke-74 tahun, Tentara Nasional Indonesia harus semakin tangguh, adaptif, dan berjiwa Sapta Marga.
Oleh
PRADIPTA PANDU
·3 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Di tengah kemajuan teknologi saat ini dan di usianya yang ke-74 tahun, Tentara Nasional Indonesia atau TNI harus semakin tangguh, adaptif, dan berjiwa Sapta Marga. Hal ini dapat dicapai dengan memiliki kemampuan adopsi, tidak terjebak dalam ego matra, dan menjaga kemanunggalan dengan rakyat.
Hal tersebut disampaikan Presiden Joko Widodo saat memberikan sambutan dalam upacara peringatan Hari Ulang Tahun (HUT) Ke-74 TNI di Landasan Udara Halim Perdanakusuma, Jakarta, Sabtu (5/10/2019). Dalam acara tersebut, Presiden juga bertindak selaku inspektur upacara.
Menurut Presiden Jokowi, kemampuan adopsi saja tidak cukup untuk membuat prajurit TNI semakin tangguh dan adaptif. Prajurit TNI juga harus memiliki kemampuan adaptasi teknologi baru serta menjunjung tinggi kemandirian strategis alat utama sistem persenjataan (alutsista) produk dalam negeri.
Agar memiliki jiwa Sapta Marga, kata Presiden, prajurit TNI tidak boleh lagi terjebak dalam ego matra. TNI harus mampu bersinergi dengan kementerian dan lembaga, seperti Kepolisian Negara Republik Indonesia, Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT), Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), dan Badan Keamanan Laut (Bakamla).
”Ketiga, prajurit TNI juga wajib menjaga kemanunggalan TNI bersama rakyat melalui operasi bakti dan program tentara manunggal membangun desa,” ujar Presiden.
Pada kesempatan tersebut, Presiden juga menyampaikan ucapan selamat ulang tahun dan apresiasi kepada seluruh jajaran TNI. Menurut Presiden, TNI selalu sigap membantu rakyat di wilayah yang terkena bencana, menjaga kelancaran dan keamanan pemilu serentak 2019, serta memastikan negara hadir di daerah terpencil, perbatasan, ataupun pulau-pulau terdepan Indonesia.
Prestasi TNI
Apresiasi Presiden juga tidak terlepas dari prestasi yang diukir TNI selama satu tahun terakhir. Pada Desember 2018, TNI meresmikan pangkalan militer terpadu di Natuna, Kepulauan Riau. Empat pangkalan serupa akan menyusul, yakni di Biak, Papua; Morotai, Maluku Utara; Merauke, Papua; dan Saumlaki, Maluku.
Pada 30 Juli 2019, TNI membentuk Komando Operasi Khusus (Koopsus) yang akan mendukung penanganan terorisme. Satu bulan berselang atau pada awal September 2019, TNI juga sukses menggelar latihan gabungan Dharma Yudha yang melibatkan 12.500 prajurit dari tiga matra, yakni Angkatan Darat, Laut, dan Udara.
Kemudian, pada 27 September 2019, dibentuk Komando Gabungan Wilayah Pertahanan (Kogabwilhan) di Tanjung Pinang, Balikpapan, dan Biak. Kehadiran Kogabwilhan dinilai Presiden akan meningkatkan kesiapsiagaan dalam penanganan krisis dan meningkatkan daya gentar.
”Semua ini menandai pergeseran budaya militer di TNI kita yang tadinya terpilah-pilah di masing-masing matra, kemudian menjadi terpadu dalam lingkup TNI dan semakin didukung oleh profesionalisme para prajurit,” ungkap Presiden.
Pada 27 September 2019, dibentuk Komando Gabungan Wilayah Pertahanan di Tanjung Pinang, Balikpapan, dan Biak.
Dukungan pemerintah
Presiden menegaskan, pemerintah juga berkomitmen untuk meningkatkan kekuatan, kualitas, dan profesionalitas TNI. Selain menambah jumlah alutsista untuk memenuhi target kekuatan pokok minimum, pemerintah juga akan menambahkan sejumlah posisi baru untuk mengoptimalkan peran prajurit.
Saat ini, kata Presiden, pemerintah tengah melakukan harmonisasi rancangan peraturan presiden (perpres) tentang organisasi TNI. Perpres ini akan mengatur penambahan lebih dari 450 posisi baru untuk perwira berpangkat kolonel dan 300 lebih posisi baru untuk perwira tinggi TNI.
Dari sisi anggaran, Presiden menyatakan akan menaikkan anggaran pertahanan sebesar Rp 10 triliun tahun 2020. Pada 2019, anggaran pertahanan RI sebesar Rp 121 triliun sehingga pada 2020 menjadi Rp 131 triliun.
”Pemerintah terus berusaha untuk meningkatkan kesejahteraan dan fasilitas kerja bagi prajurit TNI. Pemerintah terus mengupayakan kredit perumahan untuk prajurit hingga jangka waktu 30 tahun dan akan meningkatkan tunjangan kinerja TNI menjadi 80 persen tahun 2020,” ujarnya.