Tersangka Berencana Ledakkan Bom Ikan di Pusat Bisnis
Polda Metro Jaya masih menelisik kelompok yang akan membuat kerusuhan saat unjuk rasa pada hari Sabtu (28/9/2019) dengan meledakkan bom ikan.
Oleh
WISNU AJI DEWABRATA
·3 menit baca
Polda Metro Jaya masih menelisik kelompok yang akan membuat kerusuhan saat unjuk rasa pada hari Sabtu (28/9/2019) dengan meledakkan bom ikan. Bom ikan itu, menurut rencana, akan diledakkan di pusat bisnis, gudang, dan pabrik di Jakarta untuk memicu kekacauan massal.
Sabtu (5/10) kemarin, polisi kembali menangkap satu tersangka berinisial M (64) di rumahnya di kawasan Pulogadung, Jakarta Timur. M diduga ikut dalam pertemuan dengan tersangka lainnya untuk merancang kerusuhan serta merekrut tersangka AB dan S alias L.
Dengan tertangkapnya M, polisi telah menangkap total 10 tersangka anggota komplotan, yaitu AB, SS, S alias L, OS, J, A, N, S, dan YF. Polisi menyita barang bukti 29 botol bom ikan (sebelumnya disebut bom molotov) yang siap diledakkan. Bom tersebut ditemukan di rumah tersangka AB di Cipondoh, Kota Tangerang.
Kepala Bidang Humas Polda Metro Jaya Komisaris Besar Argo Yuwono saat dikonfirmasi, Sabtu (5/10/2019), membenarkan penangkapan terhadap M. Polisi sedang mendalami keterlibatan M dan anggota kelompok lainnya.
Menurut Kasubdit Keamanan Negara Direkrotat Kriminal Umum Polda Metro Jaya Komisaris Dwiasi Wiyatputera, tersangka AB berperan menyuruh S alias L membuat bom dan menyimpan di rumahnya. SS berperan memberikan uang kepada OS untuk biaya operasional dan mencari eksekutor. Adapun peran OS menerima uang dari AB dan SS untuk membuat kerusuhan dan mencari eksekutor. Peran S alias L adalah merekrut pembuat bom, yaitu J, A, N, dan S. Peran YF adalah koordinator eksekutor yang direkrut OS.
Menurut Kasubdit Keamanan Negara Dirkrimum Polda Metro Jaya Komisaris Dwiasi Wiyatputera, tersangka AB berperan menyuruh S alias L membuat bom dan menyimpan di rumahnya. SS berperan memberikan uang kepada OS untuk biaya operasional dan mencari eksekutor.
Menurut rencana, komplotan tersebut akan membuat kerusuhan saat unjuk rasa Selasa (24/9), namun rencana itu batal karena para pembuat bom belum tiba di Jakarta sehingga ditunda hari Sabtu (28/9). Namun, sebelum rencana terwujud polisi keburu menangkap mereka.
Dalam wawancara dengan Kompas, M mengaku terkejut karena tak menyangka AB akan melakukan hal seperti itu. Namun, M mengaku tahu ada perencanaan untuk membuat kerusuhan saat unjuk rasa 28 September. Baik M maupun AB aktif di organisasi Majelis Kebangsaan Pancasila Nusantara (MKPN). M termasuk salah satu pendiri MKPN yang kegiatannya, antara lain, menggali dan menganalisis Pancasila.
Menurut M, dia menyesal telah memperkenalkan tersangka S alias L yang memiliki kemampuan membuat bom ikan dan memiliki kenalan yang bisa membuat bom ikan.
”Saya bilang jangan (pakai bom), kita ini solusi bangsa bukan masalah untuk bangsa ini. Saya jelas sekali menolak dan AB marah kepada saya,” ujarnya.
Diwawancara terpisah, AB mengatakan, dia ketiban sial karena polisi menemukan bom ikan di rumahnya. Pada 24 September seseorang bernama R menghubunginya untuk mencari tempat menginap bagi tersangka perakit bom yaitu J, A, N, S, serta S alias L.
”Saya dengan polosnya mengatakan silakan menginap di rumah saya. Maka empat orang itu dan pengundangnya, yaitu S alias L menginap di rumah saya. Lalu mereka membeli bahan-bahan bom. Saya tidak pernah membayangkan barang seperti itu bisa meledak,” katanya.
Menurut AB, bom ikan akan digunakan untuk mengusik bisnis warga keturunan China di Indonesia. Menurut rencana, bom akan diledakkan pada 24 September di pusat bisnis, gudang, pabrik, tetapi pada 24 September para pembuat bom baru datang.
Menurut AB, bom ikan akan digunakan untuk mengusik bisnis warga keturunan China di Indonesia. Menurut rencana, bom akan diledakkan pada 24 September di pusat bisnis, gudang, pabrik, tetapi pada 24 September para pembuat bom baru datang.
AB menuturkan, alasan menggunakan bom ikan karena keadaan Indonesia semakin runyam. Penyebabnya adalah China di luar negeri dibantu China di dalam negeri seperti duri dalam daging. Hukum dan pejabat di Indonesia sudah dibeli. Contohnya, kata dia, adalah logo Bank Indonesia yang mirip palu arit. Selain itu banyak buruh kasar didatangkan ke Indonesia.
”Akhirnya disimpulkan tidak bisa dibiarkan. Perlu shock therapy untuk mengusik ketenangan orang China dalam negeri yang membantu China di luar negeri,” lanjutnya.