Olimpian Sumbang Koleksi untuk Museum Olahraga Surabaya
Museum Olahraga Surabaya yang akan dibuka pada November mendatang, akan diisi peralatan olahraga yang pernah dipakai atlet-atlet kelahiran Kota Pahlawan itu untuk meraih prestasi.
Oleh
IQBAL BASYARI
·3 menit baca
SURABAYA, KOMPAS – Dua olimpian kelahiran Surabaya, Minarti Timur dan Alan Budikusuma, menyumbangkan perlengkapan olahraga untuk Museum Olahraga Surabaya. Kedua mantan pebulutangkis itu memberikan raket dan kaos yang digunakan ketika meraih medali di ajang olimpiade.
Pemberian raket dan kaos diwakili oleh Minarti kepada Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini di Surabaya, Jawa Timur, Senin (7/10/2019). “Saya memberikan raket dan kaos ini karena pernah saya gunakan saat meraih prestasi tertinggi, yakni ketika mendapatkan medali perak olimpiade,” ujar Minarti.
Raket dan kaos yang disumbangkan Minarti pernah digunakan saat memperoleh medali perak di Olimpiade Sydney 2000 di Australia, ketika berpasangan dengan Tri Kusharjanto. Sedangkan raket dan kaos yang disumbangkan Alan pernah digunakan saat Indonesia meraih medali emas pertama olimpiade di Olimpiade Barcelona 1992.
Minarti mengatakan, dirinya tertarik untuk menyumbangkan peralatan olahraga untuk koleksi Museum Olahraga Surabaya karena ingin berkontribusi memberikan motivasi kepada atlet-atlet muda Surabaya. Keberadaan museum olahraga diyakini bisa mendorong motivasi atlet muda agar bisa berprestasi di kancah internasional.
“Museum olahraga merupakan salah satu bentuk penghargaan kepada atlet. Semoga koleksi dari kami bisa memotivasi atlet-atlet muda untuk meraih impian membela Indonesia di ajang internasional,” tutur Minarti yang kini menjadi asisten pelatih tunggal putri pelatnas bulu tangkis.
Risma mengatakan, Museum Olahraga Surabaya rencananya dibuka November mendatang. Lokasinya berada di Gelora Pancasila yang selama ini menjadi kompleks olahraga, seperti sepak bola dan atletik. Di museum tersebut akan diisi dengan alat-alat olahraga dan kisah perjalanan atlet-atlet asal Surabaya yang berhasil mengharumkan nama Indonesia di tingkat dunia.
Selain dari Minarti dan Alan, rencananya beberapa atlet kelahiran Surabaya turut menyumbang koleksi untuk museum, antara lain legenda bulu tangkis Rudy Hartono dan pesepakbola Yusuf Ekodono. “Kami terus mencari koleksi barang-barang dari atlet asal Surabaya yang setidaknya pernah bertanding di tingkat internasional,” ucap Risma.
Keberadaan Museum Olahraga Surabaya, menurut Risma, diharapkan bisa memotivasi atlet-atlet Surabaya agar terus berprestasi mengharumkan Indonesia di kancah dunia. Mereka bisa meneladani kerja keras yang dilakukan atlet-atlet agar bisa berprestasi di tingkat dunia. Nantinya, siswa bakal diwajibkan mengunjungi seluruh museum yang ada di kota ini.
Menurut Risma yang juga Presiden Asosiasi Pemda Se-Asia Pasifik ini, Surabaya tidak hanya menjadi situs perjuangan pahlawan-pahlawan kemerdekaan. Surabaya merupakan rumah bagi atlet-atlet nasional dalam menggapai impian dan mengharumkan nama bangsa.
”Saya ingin anak-anak Surabaya termotivasi dengan perjuangan atlet-atlet berprestasi. Mereka bisa meneladani usaha dan kerja keras untuk menjadi pahlawan pada era modern, salah satunya di jalur atlet yang berprestasi di tingkat dunia,” ujar Risma
Keberadaan museum olahraga bakal menambah museum-museum yang ada di Surabaya. Selain Museum Olahraga Surabaya, Pemkot Surabaya masih merampungkan pembuatan museum pendidikan. Sebelumnya di tahun 2019, Pemkot Surabaya meresmikan tiga museum tokoh pahlawan perjuangan, yakni Museum Dr Soetomo, Museum HOS Tjokroaminoto, dan Museum WR Soepratman. Masyarakat tidak dipungut biaya saat mengunjungi museum-museum itu.