Mitra distribusi berupaya memudahkan calon investor untuk berinvestasi Surat Berharga Negara ritel. Kemudahan itu membuat investor membeli SBN berulang.
Oleh
BM Lukita Grahadyarini/Mediana
·3 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Investor ritel semakin mudah memiliki surat berharga negara. Sebab, calon investor ritel semakin mudah mengakses mitra distribusi secara dalam jaringan.
Selain itu, mitra distribusi yang digandeng pemerintah tak hanya bank, melainkan juga perusahaan teknologi finansial. Akibatnya, kian banyak generasi muda yang menjadi investor surat berharga negara (SBN) ritel.
Data Kementerian Keuangan, yang dikutip pada Senin (7/10/2019), menunjukkan, berdasarkan profesi, pegawai swasta paling banyak memiliki SBN ritel. Pada 2018, sebanyak 10.103 pegawai swasta tercatat sebagai investor SBN ritel. Jumlah ini meningkat menjadi 13.806 investor pada September 2019.
Mengacu laman Kementerian Keuangan, pemasaran Obligasi Negara Ritel atau ORI016 dipasarkan melalui 23 mitra distribusi. Masa penawaran SBN ritel terbaru ini berlangsung pada 2-24 Oktober 2019. Adapun tingkat kuponnya tetap, yakni 6,8 persen.
Investor ritel yang ingin membeli SBN melalui mitra distribusi cukup mendaftarkan diri di mitra distribusi secara elektronik. Mengakomodasi ketertarikan investor ritel terhadap penawaran SBN secara dalam jaringan, bank dan tekfin juga menyediakan aplikasi perbankan digital untuk keperluan tersebut.
Berdasarkan pengalaman sembilan kali menawarkan SBN, Co-Founder dan CEO Investree Adrian A Gunadi menceritakan, separuh dari pembeli, baik Savings Bond Ritel (SBR) maupun Suku Tabungan (ST) berusia 18-30 tahun. Berikutnya, sekitar 30 persen dari pembeli berumur 31-40 tahun.
Adrian mengakui, berdasarkan pengalaman mendistribusikan SBN ritel, sekitar 35 persen investor membeli lagi SBN melalui Investree.
Chief Marketing Officer Bareksa, Rani Sumarni, mengungkapkan, dari pengalaman beberapa kali ikut mendistribusikan SBN ritel, salah satu temuan perusahaan adalah mayoritas pembeli berumur 21-40 tahun. Mereka tidak hanya bermukim di DKI Jakarta, tetapi tersebar merata di hampir seluruh wilayah Indonesia.
Layanan bank
Managing Director Head of Digital Banking Group PT Bank DBS Indonesia, Leonardo Koesmanto, mengatakan, perusahaan berkomitmen mewujudkan cara mengakses layanan bank secara cerdas. Oleh karena itu, Bank DBS Indonesia berusaha menambah fitur layanan di aplikasi Digibank, termasuk dalam penjualan SBN ritel. Kemudahan tersebut diharapkan menarik semakin banyak investor milenial.
Adapun Sekretaris Perusahaan PT Bank Mandiri (Persero) Tbk Rohan Hafas menyebutkan, SBN ritel kian diminati investor sebagai salah satu instrumen investasi. Tren ini seiring penurunan suku bunga acuan yang turut menyeret turun suku bunga deposito.
Di sisi lain, di tengah kekhawatiran terhadap resesi ekonomi, investor cenderung memilih instrumen investasi dalam jangka menengah dengan suku bunga yang tetap.
”Surat berharga negara lebih menarik karena imbal hasilnya yang lebih tinggi dibandingkan deposito. Selain itu, ada keamanan investasi,” ujar Rohan.
Profil investor SBN ritel di Bank Mandiri antara lain pekerja mapan di level manager ke atas dan individu yang sudah memahami pasar keuangan, serta memiliki portofolio aset di beberapa instrumen investasi. (MED/LKT)