SEOUL, SENIN— Korea Utara menyatakan tidak ingin melanjutkan negosiasi dengan Amerika Serikat kecuali negara itu meninggalkan ”kebijakan permusuhannya” terhadap Korut. Pernyataan itu disampaikan pada Minggu (6/10/2019) malam menyusul gagalnya negosiasi tingkat teknis kedua negara yang digelar di Stockholm, Swedia, Sabtu (5/10).
Pimpinan negosiator Korut menyatakan, pembahasan dengan AS ”sepenuhnya gagal karena AS belum meninggalkan sikap lamanya” dan datang ke meja perundingan dengan ”tangan kosong”.
Minggu malam, Kementerian Luar Negeri Korea Utara mengeluarkan pernyataan yang menuduh AS menyesatkan publik dan ”menyebarkan kisah tidak berdasar bahwa kedua negara terbuka untuk bertemu kembali”.
Dalam pernyataan itu disebutkan bahwa negosiasi Stockholm ”membuat kami berpikir bahwa mereka tidak memiliki kemauan politik untuk mengingatkan hubungan Korea Utara-AS dan mungkin menyalahgunakan hubungan bilateral untuk kepentingan mereka sendiri” di dalam negerinya.
”Kami tidak ingin mengadakan kembali negosiasi memuakkan seperti... terjadi kali ini (di Swedia) sebelum AS menempuh langkah yang substansial dalam menarik kebijakan mereka yang memusuhi Republik Demokratik Korea”, tulis kantor berita KCNA mengutip seorang juru bicara Kementerian Luar Negeri Korea Utara.
Kim Myong Gil, negosiator utama Korea Utara dalam perundingan Stockholm, mengatakan, sejak pertemuan puncak pertama antara Presiden Donald Trump dan Pemimpin Korea Utara Kim Jong Un di Singapura Juni 2018, AS telah mengancam negaranya dengan sanksi sepihak dan latihan militer dengan Korea Selatan.
Sikap AS
Juru Bicara Departemen Luar Negeri AS Morgan Ortagus mengatakan, komentar Kim Myong Gil itu ”tidak menggambarkan konten atau semangat” dari ”diskusi yang baik selama lebih dari 8,5 jam”. Departemen Luar Negeri AS juga menerima tawaran Swedia untuk kembali ke meja perundingan dalam dua minggu.
Menteri Luar Negeri Swedia Ann Linde mengatakan, negosiasi AS dan Korea Utara berjalan konstruktif. Swedia pun bersedia membantu jika kedua negara memutuskan akan kembali bertemu.
Vipin Narang, pakar nuklir dari Massachusetts Institute of Technology, menuturkan, Korea Utara mengulur waktu sambil terus memperluas dan meningkatkan kemampuan senjata nuklirnya.
”Jika itu yang terjadi, strategi terbaik mereka adalah dengan memberikan harapan palsu yang sebenarnya menunda negosiasi sesungguhnya, apalagi mengimplementasikannya,” kata Narang. (REUTERS/AFP/AP/ADH)