Nia Ali Perpanjang Daftar ”Supermom” Atletik di Doha
Atlet atletik Amerika Serikat dan ibu dari dua anak, Nia Ali, menjadi juara lari gawang 100 meter Kejuaraan Dunia Atletik 2019 di Stadion Internasional Khalifa, Doha, Qatar, Selasa (7/10/2019) dini hari WIB.
Oleh
Korano Nicolash LMS
·3 menit baca
DOHA, SELASA — Atlet atletik Amerika Serikat dan ibu dari dua anak, Nia Ali, sama sekali tidak dijagokan dalam Kejuaraan Dunia Atletik (IAAF) 2019 di Doha, Qatar. Alasan utamanya karena Ali baru melahirkan anak keduanya pada Juni 2018.
Namun, Ali mampu menjadi juara lari gawang 100 meter Kejuaraan Dunia Atletik 2019 di Stadion Internasional Khalifa, Doha, Qatar, Selasa (7/10/2019) dini hari WIB. Ali mampu mengalahkan unggulan pertama dan kedua dalam final 100 meter gawang putri itu, yaitu Kendra Harrison dan Danielle Williams.
Harrison adalah rekan senegara Ali, pemegang rekor dunia lari gawang 100 meter putri. Adapun Danielle Williams adalah sprinter asal Jamaika yang memiliki catatan waktu terbaik pada musim ini.
Selain mereka berdua, masih ada lagi Megan Tapper dan Janeek Brown, atlet atletik Jamaika yang jauh lebih muda dari Ali. Jamaika diperkirakan banyak pengamat atletik akan merajai lari gawang 100 meter itu.
Pada final nomor itu, Ali yang pada 23 Oktober nanti genap berusia 31 tahun mengalahkan lawan-lawannya dengan catatan waktu 12,34 detik. ”Memiliki bayi membuat kita lebih kuat dan termotivasi,” begitu cuitan Ali pada Juli lalu, yang juga dikutip iaaf.org.
Memiliki bayi membuat kita lebih kuat dan termotivasi.
Sebelumnya, pada 2014 dan 2016, Ali menjuarai lari gawang 60 meter dalam ruangan. Pada 2017 hingga 2018, Ali menepi dari berbagai kompetisi atletik. Pada musim ini, dia kembali dan mengalami kemajuan yang luar biasa.
Dalam Kejuaraan Atletik AS 2019, Ali mampu finis di urutan kedua. Itu sebabnya, Ali memperoleh tempat dalam kontingen atletik AS untuk bertarung di Kejuaraan Dunia Atletik di Doha.
”Tidak ada yang lemah setelah memiliki bayi. Jadi, apa yang membuat ada yang berpikir bahwa saya tidak bisa berhasil melewatinya dan berhasil,” kata Ali.
Sebelum berangkat ke Doha, Nia Ali hanya memiliki satu kemenangan. Banyak orang menyangsikan Ali mampu berprestasi di Doha. Kendati begitu, Ali sudah dan terus membuktikan bahwa dirinya merupakan atlet atletik AS yang andal di setiap kejuaraan.
”Ini sangat istimewa. Karena saya belum pernah memenangi gelar juara dunia luar ruangan. Makanya, saya senang sekali,” kata Ali, pemegang medali perak Olimpiade 2016 Rio de Jainero.
”Supermom”
Dengan kemengangan itu, Ali menambah panjang daftar supermom peraih medali emas di Kejuaraan Dunia Atletik 2019 Doha. Sebelum Ali ada Shelly-Ann Fraser-Pryce, sprinter asal Jamaika. Kemudian ada Liu Hong, pemegang rekor dunia jalan cepat 20 kilometer asal China, dan Allyson Felix, sprinter AS pengoleksi medali terbanyak di Kejuaraan Dunia Atletik.
Mereka merupakan supermom Kejuaraan Dunia Atletik 2019. Sebab, mereka mampu meraih medali emas setelah dalam satu atau dua tahun melahirkan anak mereka.
”Shelly-Ann dan Allyson adalah para atlet yang kembali berlaga setelah melahirkan. Mereka menjadi inspirasi saya untuk meraih gelar juara dunia atletik,” katanya.
Shelly-Ann dan Allyson adalah para atlet yang kembali berlaga setelah melahirkan. Mereka menjadi inspirasi saya untuk meraih gelar juara dunia atletik.
Sementara Kendra Harrison (27), yang juga juara lari gawang 100 meter di Birmingham pada 2018, kali ini harus puas berada di urutan kedua. Harrison mencatatkan waktu 12,46 detik.
Catatan waktu itu masih terpaut jauh dari rekor dunianya yang sudah mencapai 12,20 detik. Rekor ini dicapai Harrison di London pada 22 Juli 2016 lalu.
Danielle Williams (27), juara 100 meter lari gawang putri Kejuaraan Dunia Atletik 2015 di Beijing, hanya bisa finis di urutan ketiga. Williams mencatatkan waktu 12,47 detik.