Indonesia Usung 350 Judul Buku dan Aneka Alih Wahana
Oleh
Aloysius Budi Kurniawan
·3 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Indonesia menampilkan 350 judul buku dari 10 penerbit dan berbagai macam alih wahana dalam ajang Frankfurt Book Fair 2019 yang digelar 16-20 Oktober 2019 di Frankfurt, Jerman. Suguhan kekayaan karya pustaka dan segala turunannya itu diharapkan mampu menunjukkan energi Indonesia di mata dunia.
Sebanyak 350 judul buku dari 10 penerbit Indonesia akan menjadi materi utama FBF 2019. Ratusan buku tersebut merupakan terbitan dari sejumlah penerbit, yaitu Gramedia Publishers, Mizan Group, Kesaint Blanc, ASTA Ilmu Publishing, PT Kanisius, Lontar Foundation, Marjin Kiri, Pionicon, Yayasan Pustaka Obor, dan re:On Comics.
Selain konten-konten buku, Indonesia juga menampilkan berbagai alih wahana, seperti kreasi kuliner dari Aku Cinta Makanan Indonesia (ACMI) yang diwakili Santhi Serad dan Astrid Enricka, serta pakar kopi Indonesia Adi Taroepratjeka dan Ronald Prasanto. Selain itu, stan Indonesia juga akan dimeriahkan penampilkan musikalisasi puisi Joko Pinurbo oleh musisi Oppie Andaresta.
Untuk memanjakan visual stan Indonesia seluas 120 meter persegi, empat seniman ilustrasi, yaitu Mayumi Haryoto, Evelyn Ghozalli, Antonio Reinhard Wisesa, dan Mohammad “Emte” Taufiq akan melukis mural di stan Indonesia. Selama pameran, mereka juga akan menyuguhkan augmented reality yang bisa dinikmati para pengunjung.
“Ajang FBF telah menjadi wahana pameran konten yang bentuknya tidak hanya dalam rupa buku-buku cetak saja, tetapi juga berbagai produk alih wahana lainnya yang menunjukkan energi Indonesia. Energi yang ditampilkan tidak hanya kuliner, tetapi juga musik musik dan ilustrasi,” kata Ketua Komisi Buku Nasional (KBN) Laura Bangun Prinsloo, Selasa (8/10/2019) di Jakarta.
Ajang FBF telah menjadi wahana pameran konten yang bentuknya tidak hanya dalam rupa buku-buku cetak saja, tetapi juga berbagai produk alih wahana lainnya yang menunjukkan energi Indonesia.
Di FBF 2019, Santhi Serad akan mengusung slogan “Indonesia the Spice Island” untuk mempromosikan kekayaan rempah Nusantara. “Kami akan menyajikan Spice Ginger Tea juga demo memasak gulai cubadak atau gulai nangka muda yang menggunakan banyak rempah-rempah. Gulai cubadak akan kita kombinasikan dengan asparagus yang bisa banyak ditemukan di Jerman,” paparnya.
Kisah Raden Saleh
Hal yang menarik lagi, pada hari pertama FBF, Duta Besar Indonesia untuk Jerman, Arif Havas Oegroseno akan meluncurkan buku “Leben und Abenteuer des Raden Saleh” (Kehidupan dan Petualangan Raden Saleh) bersama Ketua KBN dan Werner Kraus, sejarawan seni Jerman. Buku ini ditulis Kraus bersama tiga ilustrator komik sebagai penanda peran besar maestro seni lukis Indonesia, Raden Saleh (1807-1880) dalam mengukir hubungan sejarah antara Indonesia dengan Jerman. Raden Saleh yang dahulu menjadi pelukis khusus kerajaan-kerajaan di Eropa pernah tinggal di Jerman.
Selain diabadikan dalam bentuk buku komik, kiprah Raden Saleh juga akan ditampilkan dalam beberapa jenis perangko Jerman yang menyuguhkan lukisan-lukisan Mooi Indie khas Raden Saleh. Perangko-perangko tersebut diproduksi oleh Deutsche Post bekerja sama dengan Kedutaan Besar Republik Indonesia. Bagi pengunjung, KBN juga memberikan souvenir berupa kartu-kartu pos bergambar karya-karya Raden Saleh.
Selain diabadikan dalam bentuk buku komik, kiprah Raden Saleh juga akan ditampilkan dalam beberapa jenis perangko Jerman yang menyuguhkan lukisan-lukisan Mooi Indie khas Raden Saleh.
Setiap hari, Indonesia akan menampilkan 8-10 acara dalam ajang FBF 2019. Salah satu tema program yang diusung adalah gelar wicara “One History? Writing about History in South East Asia” di mana penulis Indonesia, Soe Tjen Marching menjadi pembicara di Asean Forum bersama penulis Filipina dan Vietnam. Acara ini dimoderatori Ronny Agustinus dari penerbit Marjin Kiri.
Program-program acara Indonesia lainnya juga mengusung sejumlah penulis lain, seperti Rio Johan, Diana Rikasari, dan Feby Indirani. Selain itu, tampil pula sejumlah perwakilan penerbit dan agen literasi serta konten kreatif sebagai narasumber.