Kebudayaan Tolok Ukur Peradaban Bangsa
Perhatian terhadap kebudayaan penting karena kebudayaan menjadi representasi dari peradaban itu sendiri. Kebudayaan menjadi tolok ukur peradaban suatu bangsa.
JAKARTA, KOMPAS — Pemerintah memberikan Anugerah Kebudayaan dan penghargaan Maestro Seni Tradisi kepada 59 orang. Anugerah Kebudayaan dan penghargaan Maestro Seni Tradisi merupakan penghargaan tertinggi yang diberikan kepada para pelaku budaya atas karya dan pengabdian mereka yang berkesinambungan.
Apresiasi terhadap berbagai macam laku kebudayaan dinilai penting karena kebudayaan sendiri menjadi salah satu tolok ukur perabadan bangsa. Penyerahan Anugerah Kebudayaan dan penghargaan Maestro Seni Tradisi ini akan disampaikan oleh Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Muhadjir Effendy pada Kamis, (10/10/2019) pukul 19.00 di Istora Senayan, Jakarta.
Para penerima Anugerah Kebudayaan dan penghargaan Maestro Seni Tradisi 2019 terbagi dalam delapan kategori. Dari total 59 orang, sebanyak 13 di antaranya menerima gelar tanda kehormatan dari Presiden berupa Bintang Mahaputera (2 orang), Bintang Budaya Parama Dharma (2 orang), dan Satya Lencana Kebudayaan (9 orang).
Adapun, tujuh kategori lainnya meliputi: Pencipta dan pelopor (10 orang), Pelestari (10 orang), Anak dan Remaja (5 anak), Maestro Seni Tradisi (5 orang), Pemerintah Daerah (5 pemda), Komunitas (7 komunitas), dan Perorangan Asing (4 orang). Khusus kategori Maestro Seni Tradisi, selain penghargaan, pemerintah juga memberikan bantuan dana sebesar Rp 25 juta setiap tahun selama seumur hidup.
“Apresiasi seperti ini luar biasa dan positif sekali. Perhatian terhadap kebudayaan penting karena kebudayaan menjadi representasi dari peradaban itu sendiri. Kebudayaan menjadi tolok ukur peradaban suatu bangsa,” kata musisi sekaligus komposer Purwa Tjaraka yang merupakan salah satu penerima Anugerah Kebudayaan 2019, Selasa (8/10/2019), di sela-sela Pekan Kebudayaan Nasional (PKN) di Istora Senayan, Jakarta.
Apresiasi seperti ini luar biasa dan positif sekali. Perhatian terhadap kebudayaan penting karena kebudayaan menjadi representasi dari peradaban itu sendiri.
Pelukis cilik Kennard Alvaro Hadinata, siswa Nirvana Visual School, Surabaya juga menjadi salah satu penerima Anugerah Kebudayaan 2019 kategori Anak dan Remaja. Kennard beberapa kali mendapatkan penghargaan internasional, salah satunya dalam ajang International Children’s Exhibition of Fine Arts Lidice yang digelar Pemerintah Ceko. Perhelatan internasional ini merupakan pesan damai Pemerintah Ceko untuk memperingati sejarah gelapnya sekaligus mengingatkan siapa pun agar menolak perang.
Tahun 2018, Kennard menerima medali The 46th International Children’s Exhibition of Fine Arts Lidice 2018 dan tahun ini karyanya kembali mendapat penghargaan The 47th International Children’s Exhibition of Fine Arts Lidice 2019.
Direktur Warisan dan Diplomasi Budaya Kemdikbud Nadjamuddin Ramly mengatakan, untuk kategori gelar tanda kehormatan dari Presiden, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan mengusulkan nama-nama calon penerima yang kemudian diteruskan ke Sekretariat Negara untuk dinilai oleh Dewan Tanda Kehormatan. "Sedangkan, untuk tujuh kategori penerima Anugerah Kebudayaan dan Maestro Seni Tradisi lainnya, Kemdikbud membentuk tim-tim seleksi di masing-masing kategori,” ujarnya.
Menurut drummer Gilang Ramadhan yang menjadi anggota Tim Seleksi kategori Komunitas, proses seleksi berlangsung sangat ketat. “Saya telah keliling di daerah-daerah Indonesia dari dahulu hingga sekarang. Ternyata, potensi budaya Indonesia tidak ada habisnya. Banyak sekali potensi-potensi budaya di daerah,” kata dia.
Warisan budaya takbenda
Pada hari kedua, PKN 2019, Selasa (8/10), Menteri Dalam Negeri Tjahjo Kumolo didampingi Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Muhadjir Effendy menyerahkan sertifikat penetapan Warisan Budaya Takbenda Indonesia kepada 31 gubernur di Istora Senayan, Jakarta. Tahun 2019, Kemdikbud menetapkan 267 Warisan Budaya Takbenda Indonesia melalui Sidang Penetapan Warisan Budaya Takbenda Indonesia pada 13-16 Agustus 2019 yang dihadiri dinas kebudayaan dari 31 provinsi.
Selama 2013-2019, Warisan Budaya Takbenda Indonesia yang telah ditetapkan mencapai 1.086 karya budaya. Pemberian status Budaya Takbenda menjadi Warisan Budaya Takbenda Indonesia dilakukan oleh Menteri Pendidikan dan Kebudayaan berdasarkan rekomendasi tim ahli yang meliputi lima domain sesuai Konvensi 2003 UNESCO. Konvensi ini tentang Safeguarding of Intangible Cultural Heritage yang sudah di ratifikasi Indonesia pada 2007 melalui Peraturan Presiden Nomor 78 tahun 2007 tentang Pengesahan Convention for the Safeguarding of Intangible Cultural Heritage. Kelima domain tersebut meliputi: tradisi dan ekspresi lisan; seni pertunjukan; adat istiadat, ritus dan perayaan; pengetahuan dan kebiasaan perilaku mengenai alam dan semesta; dan kemahiran kerajinan tradisional.
Direktur Jenderal Kebudayaan, Hilmar Farid berharap kegiatan ini tidak berhenti pada apresiasi terhadap objek pemajuan kebudayaan dan sumber daya manusia kebudayaan saja, tetapi harus dikembangkan dan dimanfaatkan untuk mendukung pembangunan berkelanjutan berbasis kebudayaan.