Setelah berselimut kabut selama kebakaran hutan dan lahan, kini wilayah Riau kembali terlihat jelas. Seiring kenyataan itu, aktivitas warga kembali normal.
Oleh
NIKOLAUS HARBOWO
·3 menit baca
PEKANBARU, KOMPAS - Kabut asap tak lagi terlihat di Kabupaten Siak dan Kota Pekanbaru, Riau. Pemandangan itu terjadi setelah hujan mulai turun selama sepekan terakhir. Warga pun kembali beraktivitas seperti biasa.
Pengamatan Kompas di dari Kota Pekanbaru di hari sebelumnya hingga Kabupaten Siak, Rabu (9/10/2019), kabut asap akibat kebakaran hutan dan lahan tak lagi menyelimuti gedung-gedung pemerintahan, kawasan perumahan, dan jalan-jalan. Pemandangan Jembatan Tengku Agung Sultanah Latifah yang membentang di atas Sungai Siak pun bersih dari kabut asap.
Ratusan siswa dan guru berkegiatan belajar-mengajar seperti biasa di sekolah. Kepala SDN 01 Benteng Hulu, Siak, Sri Safni, mengatakan, aktivitas berjalan normal kembali setelah kabut asap tak lagi menyelimuti Kabupaten Siak sepekan terakhir ini.
"Hujan sudah mulai rutin turun. Asap juga tak sepekat sebelumnya. Siswa dan guru, saya minta untuk kembali masuk (sekolah) normal karena tak lagi membahayakan," ujar Sri.
Sejak kedatangan Kompas di Kabupaten Siak pada Selasa hingga hari ini, hujan selalu turun pada waktu sore dan malam hari. Meskipun intensitas hujan tak tinggi, warga merasa itu bisa menyejukkan kawasan terdampak kebakaran hutan dan lahan.
Amirrudin, pemandu wisata di Istana Siak Sri Inderapura, menuturkan, kabut asap sempat menyelimuti kawasan istana. Namun, kabut asap hilang setelah seminggu ini hujan turun.
Di sepanjang Jalan Pelalawan-Siak menuju batas kota Pekanbaru, juga bersih dari kabut asap. Lahan sawit terlihat jelas membentang di kiri-kanan sepanjang jalan tersebut. Truk-truk besar bermuatan sawit lalu-lalang.
Sementara itu, di Kota Pekanbaru, kabut asap juga tak lagi terlihat, begitu pula di Bandara Sultan Syarif Kasim II. Padahal, sekitar tiga minggu lalu, aktivitas penerbangan di bandara tersebut sempat terganggu akibat asap kebakaran hutan dan lahan yang makin pekat.
Rahma (43), warga Kecamatan Tampan, Pekanbaru, mengatakan, sekitar tiga minggu lalu, jarak pandang di sejumlah daerah itu hanya berkisar 200 hingga 400 meter. "Suhu di luar itu bisa sampai 36 derajat. Sekarang jauh lebih baik, kabut asap juga tak ada karena hujan sudah mulai turun," ucapnya.
Kurang dari satu bulan lalu, Riau masih berselimut kabut. Jurnalis Kompas mengisahkan perjalanannya ke provinsi ini dalam tulisian berjudul "Perjalanan ke Negeri Berselimut Kabut" yang dimuat di kompas.id pada 15 September 2019. Saat itu, jurnalis Kompas sudah mencium bau sangit masuk ke kabin pesawat sesaat sebelum mendarat di Bandara Sultan Syarif Kasim II, Pekanbaru.
Pemandangan dari jendela pun tidak terlihat jelas. Kota Pekanbaru berselimut kabut hingga bangunan dan lanskap kota terlimat samar-samar. Ketika mata mendongak ke atas pun, cahaya matahari tampak buram kekuningan terselubung asap. Begitu pesawat mendarat, bangunan bandara dan pesawat lain terlihat samar-samar.