Normalisasi Kali Ciliwung di Pejaten Timur Tersendat
Pembebasan lahan untuk normalisasi Kali Ciliwung di wilayah Jakarta Selatan belum sepenuhnya tuntas. Salah satunya di wilayah Pejaten Timur, Pasar Minggu, Jakarta Selatan, yang kerap terendam banjir saat musim hujan.
Oleh
DIAN DEWI PURNAMASARI
·3 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Pembebasan lahan untuk normalisasi Kali Ciliwung di wilayah Jakarta Selatan belum sepenuhnya tuntas. Salah satunya di wilayah Pejaten Timur, Pasar Minggu, Jakarta Selatan, yang kerap terendam banjir saat musim hujan.
Permukiman warga di RW 008 Kelurahan Pejaten Timur berada di bantaran Kali Ciliwung. Saat hujan lebat, Selasa (8/10/2019), Bendungan Katulampa di Bogor berstatus Siaga 3. Tiga jam setelah itu, air sampai di Pejaten Timur pada Rabu sekitar pukul 01.00. Ketinggian air yang masuk ke permukiman warga sekitar 1 meter. Air bertahan selama tiga jam kemudian surut sekitar pukul 04.00.
”Warga bertahan di rumah mereka yang rata-rata berlantai dua. Setelah air surut, warga segera membersihkan genangan air dan sisa endapan lumpur,” ujar Lurah Pejaten Timur Agus Letahid, Kamis (10/10/2019).
Menurut Agus, lokasi permukiman warga yang terdampak banjir sebenarnya sudah masuk dalam program pembebasan lahan untuk normalisasi kali. Lahan mulai dibebaskan secara bertahap sejak tahun 2016. Saat ini masih tersisa sekitar 170 bidang lahan yang ditargetkan selesai dibebaskan. Namun, karena terkendala hal teknis, seperti tenggat waktu penetapan lokasi, hingga akhir tahun 2019, lahan tersebut tak kunjung dibebaskan. Padahal, warga sudah menanti kelanjutan program normalisasi kali tersebut.
”Warga sudah banyak yang menanyakan kejelasan kelanjutan program normalisasi Kali Ciliwung ini. Soalnya sudah ada yang dibayar dan ada yang pindah ke wilayah lain,” imbuh Agus.
Agus menambahkan, terkait dengan pembebasan lahan di Pejaten Timur ini, Dinas Sumber Daya Air (SDA) DKI Jakarta menunggu tanda tangan dan persetujuan dari Gubernur DKI Jakarta. Tanda tangan itu belum diberikan gubernur karena masih ada proses hukum yang dijalani di Bidara Cina, Jakarta Timur. Warga masih menempuh jalur hukum dalam rencana pembangunan sodetan Kali Ciliwung itu.
”Katanya, sih, sepaket karena sama-sama normalisasi Kali Ciliwung. Kalau yang di Bidara Cina masih dalam proses hukum, Pak Gubernur juga enggak mau tanda tangan yang di Pejaten Timur,” kata Agus.
Pihak Kelurahan Pejaten Timur sendiri sebenarnya sudah berkali-kali mengusulkan pembebasan lahan di wilayah RT 005 RW 008. Ada 150 warga yang terdampak banjir. Mereka mau dibebaskan lahannya asal diganti rugi. Namun, usulan itu belum bisa direalisasikan karena terkendala berbagai hal teknis di lapangan.
Sementara itu, memasuki musim hujan, Wali Kota Jakarta Selatan Marullah Matali mengimbau kepada kepala suku dinas sumber daya air (SDA) Jakarta Selatan untuk memperhatikan tali-tali air, drainase, saluran penghubung, tanggul di lokasi rawan, mesin pompa air, dan pohon yang rawan tumbang untuk mengantisipasi musim hujan.
Saat hujan lebat pada Selasa kemarin, dua pohon besar tumbang di daerah Mampang Prapatan. Beruntung tidak ada korban jiwa dalam kejadian tersebut.