Sejumlah 77 karya dari berbagai macam aliran seni rupa bakal mengisi pameran bertajuk Japuik Tabao, Ngumpulke Balung Pisah, di Bentara Budaya Jakarta. Tidak hanya berbeda aliran seni rupa. Pameran kali ini juga menggambarkan keragaman etnis dan budaya Indonesia.
Dari katalog pameran yang diunggah ke situs Bentara Budaya Jakarta, disebutkan seniman yang berpartisipasi berasal dari berbagai daerah yakni Aceh, Sumatera Barat, Riau, Jakarta, Banten, Yogyakarta, Bali, Surabaya, Sulawesi Utara, dan Kalimantan.
Japuik Tabao adalah idiom dari Bahasa Minang, yang berarti menjemput kehadiran. Seperti namanya, dalam tiga kali penyelenggaraannya, ajang ini menjadi tempat bertemunya seniman-seniman dengan beragam latar belakang etnis dan budaya.
“Bentara Budaya dengan tangan terbuka ikut memfasilitasi pameran ini, dengan harapan agar keberagaman seni budaya benar-benar tumbuh dan mewujud di seantero wilayah Indonesia“ kata Efix Mulyadi, Kurator Bentara Budaya.
Pameran akan dirangkaikan dengan workshop Musik Budaya “Dialektika Talempong Pacik“ bersama Rijal Tanmenan dan kawan-kawan, Jumat (11/10) pukul 15.00. Ada pula pemutaran film karya sineas muda Rizqy Vajra dan Yudha Wibisono; “Surau Kito“ karya Rizqy Vajra dan “Laruik Sandjo“ karya Yudha Wibisono. Pemutaran film digelar Sabtu (12/10) pukul 16.00.
Seluruh rangkaian acara gratis dan terbuka untuk umum.
Hari Museum Indonesia
Hari Museum Indonesia 2019 dimeriahkan sejumlah kegiatan di berbagai museum, akhir pekan ini. Di Taman Fatahilah, Kota Tua, Jakarta, 7-13 Oktober, berlangsung rangkaian kegiatan seperti pameran, Festival Museum Enjoy Jakarta, seni mural, permainan tradisional, dan pertunjukan tradisional.
Masih di kawasan Kota Tua. Di akhir pekan ini, 11-13 Oktober, kita bisa bertemu dengan sejumlah komunitas komunitas dalam Festival Komunitas Museum Mandiri. Sejumlah komunitas dijadwalkan mengisi pameran ini di antaranya Blind Coffee Specialty, Komunitas Henna Indonesia, Komunitas LDR Tuna Rungu, Komunitas Merajut Bogor, Komunitas Jari Lentik, Jejak Langkah Study Club, dan Stand Duta Museum DKI.
Kita bisa berdiskusi dengan komunitas tersebut, sembari mengikuti aneka kegiatan yang berbeda-beda selama festival. Kegiatan itu antara lain pelatihan public relations, diskusi buku, dan hunting foto.
Museum of Modern and Contemporary Art in Nusantara atau Museum Macan menyelenggarakan diskusi tentang kertas, surat, dan limbah bertajuk Serpihan yang Terabaikan, Sabtu (12/10) pukul 14.00-16.00 di Museum Macan, Jalan Panjang 5, Jakarta Barat. Diskusi terbuka untuk umum, gratis, namun peminat harus mendaftar.
Teknik kuno pembuatan kertas, potensi kreatif, dan hubungannya dengan sejarah, literatur, serta filosofi akan dibahas di sini. Kegiatan ini juga mendorong pesertanya untuk lebih sadar akan keberlanjutan lingkungan. Selain diskusi, ada pula eksplorasi metode kuno bersama perajin kertas Ahmad Mufid dan perusahaan sosial Waste4Change.