Ibu bekerja di depan layar komputer, kemudian membungkus pesanan, hingga mengirimkannya. Sementara bapak memandikan anak, mengantar anak ke sekolah, serta berkutat dengan pekerjaan dapur. Suasana seperti ini sangat lazim. Perkembangan industri digital yang mendorong pertumbuhan perdagangan daring menjadikan gambar keluarga yang sekian lama bias perempuan berubah total.
Kisah Lucy Indrawati Witojo dan suaminya, Adhi Eka Permana, memulai usaha di laman internet membuat mereka harus berbagi tugas. Semula ia membuka toko, dan suaminya bekerja total di kantor. Ketika ia membuka laman internet dan juga kemudian membuka toko daring di Tokopedia, kehidupan keluarga tersebut berubah. Pesanan melalui internet ternyata bertambah banyak dan tak bisa lagi ditangani sebagai pekerjaan sambilan.
”Kebetulan ketika anak saya lahir, saya membutuhkan pakaian, permainan, dan kebutuhan anak lainnya. Saya langsung terpikir sekalian untuk memulai usaha penjualan kebutuhan bayi dan anak,” kata Lucy, yang ditemui di rumahnya di Perumahan Grand Wisata beberapa waktu lalu. Alasan berjualan secara daring sebenarnya sederhana, ia agak malu kalau berjualan dan harus bertemu dengan orang-orang.
Usahanya ini berkembang pesat. Dalam sehari bahkan bisa sampai mencapai 50 pesanan. Kesibukan berjualan secara daring membuat ia harus mengatur waktu, seperti pada pagi hari menerima order, siang mengemas pesanan, dan sore hari mengirimkan barang. Suaminya semula bekerja di sebuah perusahaan. Namun, setelah kesibukan istrinya meningkat, Adhi keluar dari pekerjaannya. Ia lebih memilih sebagai pekerja lepas.
”Kami berbagi tugas. Setelah menyelesaikan urusan dapur, saya mulai menangani order. Suami saya memandikan anak saya dan kemudian mengantar anak-anak ke sekolah. Suami saya sudah terbiasa dengan pekerjaan rumah tangga,” kata Lucy. Kualitas berkeluarga diakui juga meningkat karena anak-anak sekarang tertangani. Pekerjaan sebagai penjual produk di internet menjadikan ia selalu berada di rumah sehingga bisa memantau perkembangan anak.
Nenden Rospiani, perempuan yang bersama suaminya, Amril yang lebih dikenal dengan nama Amril Restumande, mendirikan rumah makan padang dengan produk unggulan rendang dalam kemasan vakum. Mereka sempat bekerja di sebuah bank, tetapi kemudian memilih untuk menjadi wirausaha. Mereka mengaku penjualan secara daring telah meningkatkan omzet penjualan dibandingkan hanya dengan penjualan melalui rumah makan.
Usahanya menjadikan ia harus berbagi pekerjaan dengan suaminya. Suaminya lebih banyak di dapur karena ia memiliki keahlian memasak. Sementara ia menangani penjualan daring bersama dua karyawannya. Dengan menggunakan—salah satunya adalah laman e-dagang Blibli—ia melayani konsumen dari berbagai tempat di Indonesia, bahkan hingga mancanegara. Ia mengirim bumbu dan juga rendang, seperti ke Australia, Qatar, Amerika Serikat, dan Korea Selatan. Kini ia telah menyekolahkan anaknya di Malaysia.
”Kalau tidak berjualan secara daring, saya, ya, paling duduk di meja itu, hanya menjadi kasir. Sekarang kasir ditangani karyawan. Saya paling mengecek penjualan di rumah makan. Penjualan lebih banyak melalui pesanan daring,” kata Nenden. Kini ia lebih banyak berurusan dengan konsumen, menerima order, dan mengecek penanganan order. Ia juga sempat bersosialisasi dan tentu mengisi acara-acara berbagi kiat sukses berwirausaha.
Nenden mengakui bahwa permintaan melalui laman e-dagang menjadikan usaha berkembang. Ia memiliki rumah untuk produksi yang berkembang, tetapi kini akan dipindah karena terlalu kecil.
Lanskap keluarga
Kisah Lucy dan Nenden serta perempuan lainnya telah mengubah lanskap keluarga. Keluarga-keluarga masa lalu masih memperlihatkan peran ayah yang sangat kuat, tetapi kini dengan teknologi digital, mereka bisa berbagai peran di dalam rumah tangga. Beban rumah tangga tidak lagi hanya urusan istri.
Mereka mengakui perubahan itu berjalan mengalir dan tidak dipaksakan. Mereka hanya melihat beberapa pekerjaan harus ditangani bersama dan tidak pandang bulu ibu harus mengerjakan ini dan ayah harus mengerjakan itu.
Mereka yang memiliki waktu luang akan langsung mengerjakan yang ada di hadapan mereka. Saat Kompas berada di rumah Lucy, ia tampak mengerjakan order, sedangkan suaminya baru saja menyelesaikan urusan memandikan anak dan langsung mengantarnya ke sekolah.
Di Restu Mande, Amril adalah kunci cita rasa rendang. Nenden berperan di garda depan memasarkan produknya, baik melalui pameran maupun media sosial. Amril tidak ingin meninggalkan perannya di dapur. Rasa khas yang sudah akrab dengan lidah pelanggan harus dipertahankan.