Pertemuan Jokowi dan Yudhoyono, yang dinantikan lebih dari tiga bulan ini, belum menghasilkan keputusan bergabung atau tidaknya Partai Demokrat dalam koalisi pemerintah.
JAKARTA, KOMPAS - Setelah lebih dari tiga bulan menanti, pertemuan antara Presiden Joko Widodo dan Presiden ke-6 RI Susilo Bambang Yudhoyono akhirnya terealisasi. Namun, pertemuan selama lebih kurang satu jam di Istana Merdeka, Jakarta, Kamis (10/10/2019), itu, belum menghasilkan keputusan politik apa pun, termasuk kemungkinan Partai Demokrat bergabung dalam koalisi partai politik pendukung pemerintah.
Yudhoyono yang mengenakan kemeja batik warna coklat kombinasi hitam tiba di Kompleks Istana Kepresidenan Jakarta sekitar pukul 14.00 dan langsung diterima Presiden Jokowi. Keduanya lalu masuk ke Ruang Jepara di sisi kanan Istana Merdeka untuk berdiskusi selama lebih kurang satu jam.
Seusai pertemuan, Presiden Jokowi menyampaikan bahwa pertemuan tersebut sudah direncanakan sejak lama. Namun, baru kemarin rencana pertemuan itu terealisasi. ”Sudah janjian lama, tetapi belum pas waktunya. Baru hari ini, alhamdulillah, pas waktunya, dan ketemu,” katanya.
Rencana pertemuan Jokowi dengan Yudhoyono, yang juga Ketua Umum Partai Demokrat, memang sudah beredar sejak akhir Juni lalu saat seluruh tahapan Pemilihan Umum 2019 berakhir. Namun, saat itu, Yudhoyono selalu mengutus putra pertamanya, Agus Harimurti Yudhoyono, untuk bertemu Jokowi.
Jokowi yang akan dilantik kembali menjadi presiden pada 20 Oktober itu tidak menampik bahwa pertemuan empat mata di Ruang Jepara itu juga membahas kemungkinan Partai Demokrat bergabung dengan koalisi parpol pendukung pemerintah. Namun, hingga pertemuan keduanya berakhir, sejauh ini, belum ada info keputusan apa pun yang diambil terkait bergabung atau tidaknya Partai Demokrat dalam koalisi pemerintahan Presiden dan Wapres Terpilih, Jokowi-Ma’ruf Amin.
”(Soal Demokrat bergabung) silakan ditanyakan ke Pak SBY langsung. Kami bicara itu, tetapi belum sampai sebuah keputusan,” ujar Jokowi.
Setelah pertemuan berakhir, Yudhoyono memang langsung meninggalkan Istana Merdeka dengan diantar oleh Jokowi. Ketua Umum Partai Demokrat itu tidak ikut memberikan keterangan pers bersama Jokowi.
Selain rencana koalisi, pertemuan Jokowi-Yudhoyono juga membahas kondisi terkini situasi politik dalam negeri. ”Yang banyak (dibahas) berkaitan dengan politik, dengan situasi keadaan kota akhir-akhir ini,” ujar Jokowi.
Kondisi eksternal, terutama kondisi ekonomi global, juga dibahas dalam pertemuan. Yudhoyono bahkan menyampaikan pesan agar pemerintah berhati-hati dengan perkembangan ekonomi dunia yang berada di ambang resesi pada awal tahun depan.
Siapkan kader
Hingga semalam, belum ada pengurus Partai Demokrat yang menyampaikan hasil pertemuan Jokowi-Yudhoyono. Saat ditanya tentang kemungkinan Partai Demokrat bergabung dengan kabinet Jokowi-Amin, Wakil Ketua Umum Partai Demokrat Syariefuddin Hasan mengatakan, penyusunan kabinet sepenuhnya kewenangan dan hak prerogatif presiden.
”Kami belum tahu, siapa yang akan diajak, posisi apa yang akan ditempatkan, sepenuhnya itu jadi hak presiden,” kata Syarief. Namun, jika diminta, Demokrat telah menyiapkan kadernya untuk menduduki salah satu kursi menteri.
Selama ini, sempat beredar informasi bahwa Demokrat mendapat satu kursi menteri. Sejumlah politisi Demokrat juga sudah menyebut bahwa sosok Agus Harimurti Yudhoyono disiapkan untuk menempati posisi di kabinet pemerintahan Jokowi-Amin.