Sinergi Percepat Pengembangan Fasilitas Pendukung MotoGP
Sinergi seluruh pemangku kepentingan sangat penting memperlancar pembangunan sirkuit MotoGP di Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Mandalika, Nusa Tenggara Barat. Perhelatan MotoGP diyakini mengungkit ekonomi lokal.
Oleh
ISMAIL ZAKARIA
·4 menit baca
MATARAM, KOMPAS — Sinergi semua pemangku kepentingan sangat penting guna memperlancar pembangunan sirkuit MotoGP di Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Mandalika di Kuta, Lombok Tengah, Nusa Tenggara Barat. Perhelatan MotoGP diyakini bakal menjadi pengungkit ekonomi warga melalui sektor pariwisata.
Ketua Dewan Pimpinan Daerah Asosiasi Perjalanan Wisata Indonesia (Asita) Nusa Tenggara Barat Dewantoro Umbu Joka di Mataram, Jumat (11/10/2019), mengatakan, perhelatan MotoGP bakal menjadi salah satu daya tarik pariwisata NTB pada umumnya dan Pulau Lombok secara khusus. ”Oleh karena itu, saya berharap tidak ada halangan. Jadi bisa dipromosikan,” ujarnya.
Menurut Dewantoro, berkaca dari pengalaman MotoGP di Sepang, Malaysia, mereka bisa mendatangkan hingga 100.000 wisatawan untuk menonton MotoGP. Jumlah yang sama juga ditargetkan terjadi di Sirkuit Mandalika saat penyelenggaraan MotoGP pada 2021. ”Kalau bisa dapat setengahnya saja juga sudah lumayan,” tambah Dewantoro.
Agar target itu bisa terwujud, lanjut Dewantoro, dibutuhkan sinergi antar-semua pihak. Pihak Asita, misalnya, akan menyiapkan paket menonton bareng atau menonton MotoGP tiga hari dua malam. Setelah itu, wisatawan juga akan diajak berwisata ke sejumlah destinasi lain.
Dia juga mendorong pihak terkait lain untuk mendukung kesiapan akomodasi. Apalagi dengan 50.000 atau mungkin 100.000 pengunjung akomodasi diharapkan tak terfokus di kawasan Mandalika.
Sejauh ini, menurut Dewantoro, sinergi antarsemua pihak sudah bagus. Kehadiran MotoGP harus menjadi momen bagi kebangkitan industri pariwisata NTB.
Wakil Gubernur NTB Sitti Rohmi Djalillah, beberapa waktu lalu, juga menyampaikan hal serupa. Menurut dia, perhelatan MotoGP di Mandalika harus terlaksana tepat target. Oleh karena itu, dia juga meminta agar semua pihak bisa saling bersinergi.
Seperti diberitakan, pembangunan sirkuit MotoGP dengan konsep street sircuit—sirkuit yang ketika tidak ada balap menjadi jalan lingkar—di KEK Mandalika tengah berlangsung dan kini progresnya sudah mencapai 10 persen.
Saat ini, pihak PT Pengembangan Pariwisata Indonesia atau Indonesia Tourism Development Corporation (ITDC) selaku pengelola, telah sampai pada ground work atau pekerjaan tanah seperti pembersihan, penggalian, dan pemagaran lahan. Ground work telah berjalan sekitar 30 persen. Pada Desember mendatang, akan dilakukan pengaspalan pada lintasan sirkuit yang panjangnya mencapai 4,3 kilometer.
Sejalan dengan itu, penyiapan fasilitas pendukung, baik di dalam maupun luar kawasan. Fasilitas di dalam kawasan, seperti penyusunan pedoman operasional MotoGP, perencanaan lalu lintas, petunjuk jalan, dan zonasi fasilitas pendukung, termasuk sistem keamanan dan keselamatan. Selain itu, penyiapan di luar kawasan seperti fasilitas, amenitas dan lanskap serta program mitigasi bencana.
Menurut Direktur Konstruksi dan Operasi ITDC Ngurah Wirawan, pembangunan fasilitas pendukung di sekitar kawasan Mandalika, antara lain, pembuatan jalan bypass dari Bandara Internasional Lombok ke Mandalika dan pelebaran jalan. Ngurah mengatakan, MotoGP tidak boleh mundur karena sudah menjadi agenda negara. Oleh karena itu, semua pihak harus saling bersinergi.
”Kami, misalnya, fokus ke konstruksi. Apalagi ini bukan jalan biasa, tetapi sirkuit standar dunia. Sehingga tidak boleh ada yang salah,” kata Ngurah.
Saat mereka fokus mengerjakan konstruksi, kata Ngurah, pihak lain seperti pemerintah provinsi dan kabupaten daerah, termasuk pelaku usaha dan industri pariwisata, bisa menyiapkan hal lain. ”Tentu ITDC tidak bisa menyelesaikan sendiri,” katanya.
Ngurah mencontohkan, dengan target pengunjung hingga 100.000 orang, kapasitas kamar yang bisa disiapkan belum sebanding. Hingga 2021, ITDC hanya bisa menyiapkan sekitar 1.000 kamar. Oleh karena itu, bantuan dari kawasan wisata ,seperti Senggigi (Lombok Barat), Gili (Lombok Utara), Mataram, dan Praya (Lombok Tengah), termasuk Bali akan dibutuhkan.
”Kemarin, saya sudah menyampaikan kepada dinas pariwisata di kabupaten kota dan provinsi serta menawarkan kepada meraka agar mulai sekarang menyiapkan fasilitas pendukung. Standar bagi pengunjung bisa dilihat langsung lewat internet atau dengan mengunjungi arena-arena MotoGP di sejumlah negara,” kata Ngurah.
Para pengelola akomodasi, sejauh ini juga melihat peluang besar dari pengembangan KEK Mandalika, termasuk hadirnya MotoGP. General Manager The Kayana Beach Lombok Ericth Alessandro mengatakan, Lombok kian mendapat perhatian karena pemerintah pusat menetapkan Mandalika sebagai kawasan ekonomi khusus (KEK) dan destinasi wisata kelas dunia.
”Terkait hal itu, Santika Indonesia Hotels dan Resorts pun menyambut baik program pemerintah tersebut. Sehingga kami menghadirkan The Kayana Beach Lombok yang mengusung konsep private villa dengan standar kelas dunia,” kata Ericth.
Ketua Tim Percepatan Pengembangan Wisata Perdesaan dan Perkotaan Kementerian Pariwisata Vitria Ariani sebelumnya mengatakan, mereka memang tengah mengembangkan desa-desa wisata yang berada dekat KEK Mandalika dan di luar KEK Mandalika.
”Jumlah kamar di Lombok pasti tidak bisa terpenuhi. Oleh karena itu, kami mengembangkan homestay di desa-desa yang bisa menyediakan kamar yang layak untuk tamu. Tidak hanya wisatawan Nusantara, tetapi juga mancanegara,” kata Vitria.
Menurut Vitria, selain homestay, mereka juga menyiapkan atraksi. ”Desa wisata bukan hanya homestay, melainkan juga atraksi. Orang tidak mungkin hanya datang untuk menonton MotoGP, tetapi juga mencari desa-desa sekitar untuk dikunjungi. Apalagi yang akan banyak datang adalah wisatawan mancanegara,” kata Vitria.