Gelombang kepulangan penyintas ke Wamena, Papua, terus terjadi. Dalam tiga hari terakhir, jumlahnya mencapai 279 orang. Hal ini mengindikasikan semakin pulihnya kondisi keamanan di Wamena.
Oleh
FABIO MARIA LOPES COSTA
·2 menit baca
JAYAPURA, KOMPAS-Gelombang kepulangan penyintas ke Wamena, Papua, terus terjadi. Dalam tiga hari terakhir, jumlahnya mencapai 279 orang. Hal ini bias mengindikasikan semakin pulihnya kondisi keamanan di Wamena.
Data Detasemen Pangkalan TNI Angkatan Udara Wamena menyebutkan, jumlah warga yang kembali ke Wamena dengan hercules milik TNI Angkatan Udara sebanyak 104 Orang pada Jumat (11/10/2019). Sebelumnya, pada Rabu ada 87 orang pulang dan 88 orang lainnya kembali ke Wamena pada Kamis. Kepulangan mereka melalui Pangkalan TNI Angkatan Udara Silas Papare Jayapura.
Di Wamena, warga mulai menata hidupnya. Sebagian penyintas kembali ke rumah pribadi atau kontrakan. Sedangkan pengungsi yang rumahnya terbakar, untuk sementara menginap di gedung paguyuban kampung halamannya masing-masing. Penyintas asal Toraja, Sulawesi Selatan, misalnya, menginap di Gedung Tongkonan, Wamena. Pemkab Jayawijaya juga masih menyalurkan bantuan makanan bagi para penyintas.
Komandan Detasemen Pangkalan TNI Angkatan Udara Wamena Mayor Pnb Arief Sujatmiko saat dihubungi dari Jayapura mengatakan, warga yang kembali pada Jumat ini tak hanya orang dewasa tapi juga anak-anak.
"Sebanyak 104 pengungsi yang pulang ke Wamena terdiri dari 69 orang dewasa dan 35 anak-anak. Total pengangkutan selama tiga hari ini sudah mencapai 279 orang. Mereka berasal dari Sumatera Utara dan Sulawesi Utara " papar Arief. Ia menambahkan, TNI Angkatan Udara akan menyediakan pesawat hercules untuk mengangkut para pengungsi kembali ke Wamena tanpa adanya batasan waktu.
Sebanyak 104 pengungsi yang pulang ke Wamena terdiri dari 69 orang dewasa dan 35 anak-anak. Total pengangkutan selama tiga hari ini sudah mencapai 279 orang. Mereka berasal dari Sumatera Utara dan Sulawesi Utara
Rumbe Lamba (36), salah seorang penyintas berharap bantuan dari pemerintah untuk membangun kembali rumahnya yang hangus terbakar saat terjadi kerusuhan pada 23 September 2019. Ia juga ingin jaminan keamanan dari aparat TNI dan Polri agar insiden tersebut tak terulang kembali.
Bupati Jayawijaya John Richard Banua mengatakan, penanganan Wamena memasuki tahapan rehabilitasi. John menuturkan, prioritasnya kini adalah menjalin komunikasi dengan Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat dan Pemprov Papua untuk membangun kembali rumah dan ruko warga yang hangus terbakar.
"Pekan depan akan dibangun hunian sementara berukuran 4×6 meter. TNI Angkatan Darat akan membangun 100 unit hunian sementara itu," kata dia.
Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Provinsi Papua Thomas Sondegau, menyampaikan rasa terima kasih bagi warga yang memilih kembali ke rumahnya. "DPRD Papua sangat mengapresiasi para pengungsi yang pulang ke Wamena pascakerusuhan. Mereka ingin berjuang untuk membangun kembali Wamena," tambahnya.