Perencanaan keuangan pribadi merupakan hal yang sangat erat hubungannya dengan kehidupan manusia. Semua pun paham, sebaik-baiknya perencanaan manusia, tetap harus tunduk saat rencana Tuhan YME mengatakan hal yang berbeda. Apabila krisis kehidupan pun harus terjadi, setidaknya manusia bisa bersiap-siap dalam hal keuangan sehingga satu beban pun teratasi. Persiapan mengatasi krisis kehidupan dalam perencanaan keuangan dinamakan dana darurat. Apakah Anda memahami betapa pentingnya memiliki dana darurat?
Sejak berprofesi sebagai konsultan perencanaan keuangan 10 tahun silam, saya menemukan sebuah metode mencapai kebebasan finansial yang dinamakan ”7 Langkah Menuju Sejahtera”. Langkah pertama dimulai dengan memiliki rencana keuangan, diikuti dengan menghapus utang-utang konsumtif, lalu mulai membangun dana darurat. Langkah-langkah ini layaknya permainan ular tangga, dengan Anda harus melewati langkah pertama sebelum menjalankan yang berikutnya. Dengan demikian, sebelum mulai berinvestasi, setiap orang wajib memiliki dana darurat.
Pertama, memahami apa itu dana darurat dan kapan penggunaannya. Dana darurat adalah sejumlah uang yang ditempatkan ke dalam aset keuangan yang likuid dan hanya akan dipakai saat terjadi krisis kehidupan. Jadi, dana darurat bukan alokasi longgar setiap bulan dari penghasilan, melainkan tabungan khusus yang disiapkan untuk situasi krisis. Saya sering mengatakan dana darurat sebagai dana yang bebas dipakai saat situasi buruk terjadi. Mari pahami terlebih dahulu situasi krisis kehidupan yang layak dibantu oleh dana darurat.
Darurat #1, yaitu saat terjadinya situasi hilang pekerjaan sebagai sumber penghasilan, padahal Anda masih harus membayar berbagai komitmen tagihan bulanan. Darurat #2, yaitu saat terjadinya kondisi kesehatan mendadak ketika perlindungan asuransi kesehatan ataupun BPJS Kesehatan tidak membantu.
Pahami, biaya sakitnya mungkin terganti dengan asuransi, tetapi biaya di luar kesehatan, seperti menggaji tenaga perawat serta bantuan transportasi dan akomodasi keluarga yang merawat harus ditanggung sendiri. Darurat #3, yaitu saat alat transportasi Anda rusak sehingga harus servis ataupun menambah biaya transportasi lain.
Darurat #4, yaitu saat berbagai situasi domestik terjadi, dari mulai rusaknya perabot hingga kebutuhan perawat anak kecil bagi orangtua bekerja. Terakhir, situasi darurat #5, yaitu saat terjadi situasi lain, seperti musibah keluarga dan bencana alam.
Tahukah kenapa saya sangat memaksa setiap orang memiliki dana darurat? Bayangkan salah satu dari lima kondisi darurat tersebut menimpa keluarga Anda. Jika tidak ada dana kas yang siap untuk digunakan, kemungkinan Anda akan mencari solusi cepat dari menggesek kartu kredit, mengambil pinjaman daring, ataupun meminjam ke pribadi lain.
Lebih lanjut lagi, apabila penghasilan tidak mencukupi, akan timbul cicilan utang baru yang juga disertai oleh biaya administrasi dan biaya bunga. Pun Anda memiliki aset investasi, seperti saham, maka harus melakukan pencairan segera yang berpotensi dijual pada harga yang lebih rendah. Karena itu, jelas bahwa dana darurat akan memberikan kedamaian dan kenyamanan hidup yang dibutuhkan saat krisis kehidupan terjadi.
Kedua, jumlah ideal dana darurat. Kebutuhan dana darurat setiap orang akan berbeda tergantung dari situasi kehidupannya. Secara umum, kebutuhan minimum setiap orang adalah dapat menutup biaya hidup utama untuk satu bulan ke depan. Masih ingat konsep budget 50:30:20 dari saya? 50 adalah alokasi bulanan untuk biaya hidup utama.
Jika jumlah 5 juta, maka Anda perlu ada dana darurat 5 juta yang dialokasikan ke dalam tabungan terpisah. Namun, idealnya, keluarga akan terus mengumpulkan dana darurat hingga jumlah idealnya, yaitu biaya hidup utama dikali dengan faktor ideal. Berikut ini indikatornya.
Dikali tiga apabila Anda tidak memiliki komitmen utang, berpenghasilan di bawah Rp 100 juta setiap tahun, dan tidak memiliki tanggungan, termasuk orangtua. Dikali enam apabila Anda sudah memiliki pasangan (yang mungkin juga bekerja), tetapi sudah memiliki komitmen utang bulanan.
Dikali sembilan apabila Anda berpenghasilan di atas Rp 100 juta, sudah memiliki tiga tanggungan, dan masih memiliki komitmen utang bulanan. Dikali 12 apabila Anda menanggung hidup anak ataupun orangtua (dan anggota keluarga lain), atau Anda bekerja sebagai pekerja lepas ataupun pengusaha.
Mengapa semakin tinggi jumlah penghasilan dan jumlah aset membuat Anda memerlukan dana darurat lebih besar? Sederhananya, tidak mudah mencari pekerjaan baru dengan tingkat penghasilan yang serupa sehingga membutuhkan waktu lebih lama untuk penyesuaian ataupun pencarian pekerjaan baru. Ditambah lagi, semakin banyak jumlah aset, kemungkinan potensi biaya perbaikan dan lainnya juga semakin besar.
Ketiga, cara mengumpulkan dana darurat. Setiap bulan, upayakan untuk menyisihkan minimal 5 persen dari penghasilan ke dalam rekening dana darurat yang terpisah. Saya sarankan menggunakan produk keuangan seperti tabungan atau reksa dana pasar uang yang dapat mudah dicairkan serta tidak memiliki fluktuasi harga. Pahami, keuntungan ataupun imbal hasil tidak menjadi pertimbangan untuk dana darurat.
Dana darurat pasti memiliki manfaat dalam perjalanan kehidupan Anda dan keluarga. Terlepas status kehidupan, siapa pun pasti membutuhkannya. Pahami, dana darurat hanya dipergunakan untuk krisis kehidupan semata. Jangan menggunakan dana darurat untuk membayar tiket murah travel fair, renovasi dapur, ataupun keinginan mengganti ponsel model terbaru yang jadi perbincangan banyak orang.
Saat krisis kehidupan terjadi, jangan sampai kondisi keuangan membatasi opsi untuk menjalankannya. Uang memang tidak akan memperbaiki keadaan. Namun, dengan perencanaan keuangan yang baik, Anda akan dapat melewati krisis tersebut dengan lebih tenang dan memberikan jalan keluar yang lebih beragam. Live a beautiful life!