Semarang 10K, untuk kedua kalinya digelar di Kota Semarang, Jawa Tengah, pada 15 Desember 2019. Dengan konsep olahraga dan wisata sejarah, ajang lari 10 kilometer itu diyakini bakal semakin mendongkrak kunjungan wisata.
Oleh
ADITYA PUTRA PERDANA
·3 menit baca
SEMARANG, KOMPAS — Semarang 10K, untuk kedua kalinya, bakal digelar di Kota Semarang, Jawa Tengah, pada 15 Desember 2019. Dengan konsep olahraga dan wisata sejarah, ajang lari 10 kilometer tersebut diyakini terus mendongkrak kunjungan wisata ke kota lumpia itu.
Asisten III Sekretariat Daerah Kota Semarang, Masdiana Safitri, saat peluncuran Semarang 10K, di Hotel Santika Premiere Semarang, Jumat (11/10/2019), mengatakan, hasil revitalisasi Kota Lama Semarang tahap I dapat dinikmati para pelari. Kawasan berjuluk ”Little Netherland” itu pun akan menjadi daya tarik utama.
Dengan modal itu, ia pun optimistis, Semarang 10K akan diminati para peserta yang ingin berolahraga sekaligus berwisata. ”Kami mendukung penuh dan siap memfasilitasi para pelari, termasuk berbagai sajian kesenian di sepanjang rute. Ini akan mendongkrak pariwisata Kota Semarang,” kata Masdiana.
Masdiana menuturkan, pada 2018, jumlah wisatawan Kota Semarang sekitar 5,5 juta orang. Pada 2019, ditargetkan meningkat menjadi 7,2 juta orang. Ia pun optimistis target tercapai karena hingga awal Oktober, jumlah wisatawan telah lebih dari 4 juta orang.
Seperti pada 2018, rute Semarang 10K, hasil kerja sama Pemkot Semarang dan Harian Kompas, akan melintasi sejumlah bangunan ikonik Kota Semarang. Di antaranya Lawang Sewu dan sejumlah bangunan kuno di Kota Lama, seperti Gereja Blenduk, Gedung Marba, dan Gedung Bank Mandiri. Panjang rute yakni 10,12 kilometer (km).
Sejumlah penataan di kawasan Kota Lama kini antara lain terlihat di sepanjang Jalan Letjen Suprapto. Perbaikan trotoar dan drainase serta pemasangan sejumlah bangku dan lampu taman telah tuntas. Taman Srigunting di sebelah Gereja Blenduk kini nyaris tak pernah sepi dari pengunjung.
Race director Semarang 10K, Andreas Kansil, mengatakan, tuntasnya revitalisasi Kota Lama membuat rute lebih optimal. ”Jaraknya benar-benar mendekati 10 km. Selain itu, elevasi di Semarang cukup datar dan tak begitu banyak belokan. Ini menjadi nilai plus bagi yang ingin mengejar catatan waktu,” ujarnya.
Andreas menambahkan, Semarang memiliki potensi besar untuk terus mengembangkan ajang lomba lari. Selain dukungan daya tampung hotel-hotel, aksesibilitas ke Semarang juga sangat baik, seperti lewat Bandara Internasional Jenderal Ahmad Yani serta Stasiun Semarang Tawang dan Poncol.
Redaktur Pelaksana Kompas Adi Prinantyo menuturkan, pada 2018 atau saat ajang pertama kali digelar, sebanyak 64 persen peserta Semarang 10K berasal dari luar Semarang. ”Antusiasme tinggi ini menjadi modal berharga. Peluang untuk variasi kategori, yakni Half Marathon, terbuka,” katanya.
Dani Chika (28), anggota komunitas Fake Runners Semarang, mengatakan, saat ini, minat masyarakat terhadap olahraga lari terus meningkat. Namun, di Semarang dan sekitarnya masih minim ajang lari berkualitas. Semarang 10K pun menjadi event lari yang ditunggu dan diharapkan pelaksanaannya berkelanjutan.
Adapun masa pendaftaran Semarang 10K akan berlangsung 15 Oktober–30 November. Sementara itu, peserta akan dibagi menjadi tiga kategori, yaitu kategori open, atlet pelajar (khusus Kota Semarang), dan nasional. Sama seperti 2018, peserta ditargetkan sebanyak 2.000 orang.