Musisi nasional Tulus punya kenangan kurang enak pada masa kecil. Dia panggil gajah oleh teman-temannya lantaran tubuhnya lebih besar daripada anak-anak seusianya. Namun, siapa sangka kini dia justru tulus menyayangi gajah.
Tulus membuat lagu berjudul ”Gajah”. Lagu itu bercerita tentang masa kecilnya. Dulu dia marah saat dipanggil gajah, tetapi kini justru dia sangat sayang pada gajah. Sesuatu yang dibenci masa lalu telah membuatnya jatuh cinta pada dewasa.
Terlebih lagu ”Gajah” mengantarnya meraih Anugerah Musik Indonesia 2015. Video klip lagu itu dibintangi Yongki gajah jinak di Taman Nasional Bukit Barisan Lampung. Namun, pada saat Tulus menerima penghargaan itu, Yongki dikabarkan mati dibunuh pemburu. Tulus sedih.
”Ada tanggung jawab di sana. Setelah itu saya membuat gerakan \'teman gajah tulus\', saya mengajak semua elemen untuk melindungi gajah,” kata Tulus saat mengisi dialog konservasi di Banda Aceh, Kamis (10/10/2019).
Tulus banyak belajar tentang gajah. Banyak sifat baik pada gajah yang patut ditiru manusia, seperti setia, penyayang, dan daya ingat yang tajam. ”Kita harus melindungi gajah dan merawat habitatnya, jika tidak, suatu saat gajah hanya dongeng,” kata pelantun lagu ”Sepatu” itu.
Selama di Aceh, Tulus mengunjungi pusat mitigasi konflik gajah dan menyaksikan jalur migrasi gajah di pedalaman Aceh Tengah. Dia berdiskusi dengan aktivis lingkungan dan Balai Konservasi Sumber Daya Alam Aceh.
Tulus mengumpulkan informasi dan fakta lapangan mengenai kondisi konflik dan habitat gajah. Isu perlindungan gajah akan dibawa ke Forum Perdamaian Paris, Perancis, pada November 2019.
Tulus ingin mengajak warga dunia untuk terlibat melindungi gajah dan menyelamatkan hutan sebagai rumah utama mamalia besar itu. ”Mereka (warga dunia) harus tahu apa yang dilakukan oleh warga Aceh dan mereka harus terlibat,” kata Tulus.