Xi-Modi Bahas Kerja Sama Penanganan Terorisme dan Perluasan Relasi Dagang
Presiden China Xi Jinping bertemu dengan Perdana Menteri India Narendra Modi, Jumat (11/10/2019), dalam kunjungannya ke Negara Bagian Tamil Nadu, India timur laut.
Oleh
ELOK DYAH MESSWATI DAN MH SAMSUL HADI
·4 menit baca
MAMALLAPURAM, SABTU — Presiden China Xi Jinping bertemu dengan Perdana Menteri India Narendra Modi, Jumat (11/10/2019), dalam kunjungannya ke Negara Bagian Tamil Nadu, India timur laut. Kunjungan Xi berlangsung di tengah meningkatnya ketegangan antara dua negara terkait dukungan Beijing terhadap Pakistan dalam menolak keputusan New Delhi menghapus status semi otonomi dan sejumlah pembatasan di wilayah yang dipersengketakan.
Xi tiba di bandar udara Chennai dan disambut oleh Gubernur Negara Bagian Tamil Nadu, Patwarilal Purohit, diiringi tabuhan tambur dan tiupan terompet oleh kelompok seniman setempat. Kementerian Luar Negeri India mengatakan, Xi dan Modi telah bertemu di kota Mamallapuram dalam jamuan makan malam selama hampir dua jam, Jumat malam. Pembicaraan di antara keduanya akan dilanjutkan, Sabtu ini.
Mengutip Menteri Luar Negeri Vijay Gokhale, kantor berita Press Trust of India melaporkan, Modi dan Xi membahas kerja sama dalam menghadapi tantangan radikalisasi dan terorisme. Selain itu, kedua pemimpin juga membicarakan soal perluasan kerja sama perdagangan dan investasi.
Gokhale menambahkan, diakui bahwa India dan China adalah dua negara yang sama-sama ”sangat kompleks dan sangat beragam”. Oleh karena itu, kedua pihak akan bekerja sama agar radikalisasi dan terorisme tidak memengaruhi masyarakat kedua negara yang multikultur, multietnik, dan multiagama.
Menurut rencana, PM Modi akan mengajak Presiden Xi berkunjung ke Kuil Pantai, yang memiliki pemandangan ke arah Teluk Benggala. Pada abad ke-7 dan 8, kuil ini dianggap mewakili hubungan harmonis kedua negara mengingat kerajaan-kerajaan di India abad itu menjalin hubungan langsung dengan China.
Redakan ketegangan
Pertemuan kedua pemimpin itu, antara lain, juga untuk meredakan ketegangan dalam hubungan kedua negara terkait wilayah Kashmir di kawasan Himalaya yang disengketakan. Dua bulan lalu, India membuat marah China dan Pakistan dengan keputusan mencabut status khusus di Jammu dan Kashmir, yang sebagian wilayahnya diklaim China dan Pakistan. Xi menyatakan mengamati serius situasi di wilayah itu dan memastikan dukungan terhadap Pakistan, sedangkan India menegaskan, hal itu persoalan internalnya.
Saat ini, juga masih terdapat sengketa wilayah perbatasan antara China dan India. India mengklaim wilayah sekitar 900.000 kilometer persegi di wilayah timur laut teritorial India. India menuding China menduduki sekitar 38.000 kilometer persegi teritorialnya di Dataran Aksai Chin di Himalaya barat.
Pejabat kedua negara telah bertemu sedikitnya 20 kali untuk menyelesaikan masalah sengketa wilayah perbatasan itu, tetapi belum ada kemajuan yang berarti. China dan India pernah berperang terkait isu wilayah perbatasan pada tahun 1962.
India juga memiliki keprihatinan pada langkah-langkah China membangun hubungan strategis dan ekonomis dengan negara-negara tetangganya, seperti Sri Lanka, Nepal, Bangladesh, dan Maladewa. Seusai menyelesaikan kunjungan di India, Xi dijadwalkan melanjutkan lawatan ke Nepal, hari Minggu besok.
Persaingan strategis
Persaingan strategis antara China dan India juga dapat dilihat dalam proyek-proyek dan dorongan diplomatik di Sri Lanka, Afghanistan, Myanmar, dan bahkan Maladewa. Kedua pemimpin membahas kerja sama regional yang lebih besar pada pertemuan terakhir mereka, tetapi para pengamat mengatakan tidak banyak yang berubah sejak itu.
Megaprogram infrastruktur Prakarsa Sabuk dan Jalan (BRI) China direncanakan akan dibangun di Kashmir yang dikuasai Pakistan. Terkait itu, Xi telah mengadakan pembicaraan dengan Perdana Menteri Pakistan Imran Khan di Beijing, dua hari sebelum Xi bertolak ke India.
Sejumlah isu utama hingga kini masih sulit dipecahkan oleh kedua negara. India, misalnya, telah berulang kali menuntut akses yang lebih besar ke pasar-pasar China dalam beberapa tahun terakhir. Tekanan bagi India bertambah karena meningkatnya defisit perdagangan dengan China sekitar 55 miliar dollar AS yang menguntungkan Beijing. Industri farmasi dan perangkat lunak India khususnya telah melobi Beijing agar perbatasan kedua negara menjadi lebih terbuka.
India ingin menjalin hubungan perdagangan langsung dengan China. Namun, perundingan mereka akan berdampak pada negosiasi blok perdagangan bebas yang tengah dinegosiasikan ASEAN dengan enam negara mitra utama, termasuk Beijing dan New Delhi, dalam Kemitraan Ekonomi Komprehensif Regional (RCEP). Banyak kalangan di India melihat perang dagang antara China dan Amerika Serikat (AS) sebagai hal yang mengkhawatirkan.
India adalah salah satu negara utama yang dibidik perusahaan raksasa telekomunikasi China, Huawei, ingin membangun pasar bagi teknologi 5G Huwai. Jinping diperkirakan akan menekan Modi agar memberikan lampu hijau bagi untuk menguji coba 5G di India. Huawei sudah menjadi pemain utama di pasar ponsel pintar India. Tetapi, New Delhi belum menjelaskan sikapnya tentang peran Huawei dalam menyediakan jaringan 5G di India.