Di Balik Hebohnya Swafoto Bareng Jokowi dan Prabowo
”Pak, foto sama kita, dong,” pinta wartawan harian ”Kompas”, Nina Susilo, kepada Presiden Joko Widodo dan Prabowo Subianto. Presiden lalu berswafoto bersama Prabowo dan para wartawan dengan gawai milik Nina. Heboh....
Oleh
Nina Susilo
·4 menit baca
Foto Presiden Joko Widodo dan Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto dikelilingi wartawan tampil di hampir semua media daring pada hari Jumat (11/10/2019) dan juga media cetak pada Sabtu (12/10/2019). Presiden Jokowi tampak ceria berswafoto bersama mantan rivalnya pada Pemilu Presiden 2019.
Wartawan? Tentu lebih riang. Hanya kegembiraan dan semangat yang kami punya. Sebenarnya tak hanya di media massa. Presiden Jokowi, melalui admin media sosialnya, juga beberapa pegiat medsos juga menampilkan foto serupa.
Saya, salah satu wartawan yang kebetulan bertugas di Istana Kepresidenan siang itu, ikut muncul di beberapa foto. Beberapa teman pun menanyakan kisah di balik swafoto yang diambil dengan telepon seluler saya tersebut.
Informasi rencana kehadiran Prabowo ke Istana Merdeka sudah santer beberapa jam sebelumnya. Wartawan sudah bersiap. Namun, hanya bisa menunggu di ruang wartawan, di dekat pintu keamanan Kompleks Istana. Liputan di istana tidak berarti kami bebas keluyuran ke semua area.
Begitu tiba informasi bahwa wartawan dibolehkan merapat ke Istana Merdeka, semua langsung bergegas meninggalkan ruang wartawan. Di samping Istana Merdeka, kami menunggu beberapa menit hingga akhirnya diarahkan untuk mengambil gambar.
Biasanya, wartawan hanya bisa mengabadikan gambar pada menit-menit awal pertemuan. Salah satu harapan kami, bisa mengambil gambar saat Prabowo tiba di Istana Merdeka dan disambut Presiden Joko Widodo.
Namun, harapan itu pupus. Kami hanya dapat kesempatan masuk ke Ruang Jepara Istana Merdeka, saat Prabowo dan Jokowi sudah duduk santai di sofa. Visual yang terlihat, serupa dengan gambar sehari sebelumnya, yakni saat Susilo Bambang Yudhoyono bertemu Jokowi. Lokasinya pun sama.
Supaya ada dinamika, wartawan meminta Jokowi dan Prabowo bersalaman. Kedua orang itu pun mengikuti dan bersalaman. Setelahnya duduk dan kembali mengobrol. Satu dua menit kemudian, wartawan diminta keluar.
Kami lalu menanti di teras Istana Merdeka hingga menjelang pertemuan berakhir. Saat itu, personel Biro Pers yang bertugas, mengarahkan kami ke Ruang Kredensial. Di sana, kami menanti kedua tokoh keluar dari Ruang Jepara, siap menanyakan apa hasil pertemuan tersebut.
Begitu Jokowi dan Prabowo keluar dari Ruang Jepara, Prabowo langsung merapikan rambutnya. Keduanya terlihat rileks. Jokowi tampak menyampaikan sesuatu yang disambut gelak tawa Prabowo.
Keterangan pers diberikan selama beberapa menit. Jokowi dan Prabowo bergantian bicara, sementara Biro Pers Sekretariat Presiden menyiarkannya secara langsung bersama beberapa stasiun televisi. Hanya sedikit pertanyaan yang bisa disampaikan, tetapi intinya Presiden Jokowi mengatakan, kemungkinan Partai Gerindra bergabung dengan koalisinya, belum final.
Prabowo sempat menjawab pertanyaan tentang kemungkinan adanya tiga menteri dari Partai Gerindra dalam Kabinet mendatang. ”Masih lama,” ujarnya sembari tersenyum.
Keduanya segera beranjak meninggalkan wartawan, menuju pintu keluar di samping Istana Merdeka. Namun, wartawan kembali meminta mereka bersalaman. Melihat keduanya berhenti dan beranjak mengambil posisi untuk bersalaman, saya kemudian mulai mengajak Presiden Jokowi dan Prabowo berfoto bersama dengan wartawan.
Beberapa teman reporter televisi ikut mengajak. ”Pak, foto sama kita, yuk,” begitu kira-kira seruan kami sembari melambaikan tangan.
Melihat keduanya berhenti dan beranjak mengambil posisi untuk bersalaman, saya kemudian mulai mengajak Presiden Jokowi dan Prabowo berfoto bersama dengan wartawan.
Presiden Jokowi pun tersenyum dan mendekat, diikuti Prabowo. Saya segera mengangsurkan gawai yang sebelumnya saya gunakan untuk merekam segala peristiwa yang baru saja berlangsung.
Jokowi pun segera mengambil gambar dari berbagai sudut. Beberapa kali jepretan dan jadilah lima swafoto dengan segala ”kerusuhan” wartawan di belakang kedua tokoh ini.
Selesai swafoto, Jokowi mengantar Prabowo sampai ke mobilnya, kemudian kembali ke ruang kerja. Kami pun segera diarahkan kembali ke ruang wartawan.
Kehebohan berswafoto yang baru saja terjadi ini membuat wartawan-wartawan media daring gembira karena menemukan angle menarik dalam berita mereka. Berita swafoto pada akhir pertemuan Jokowi-Prabowo pun muncul di mana-mana. Swafoto yang diambil Jokowi tersebut tersebar dengan cepat dan menuai komentar positif.
Swafoto itu akhirnya menyebar ke semua media. Barangkali baru kali ini (di Indonesia), swafoto hasil jepretan seorang presiden muncul sebagai foto halaman depan di media massa.
Banyak teman dan kerabat menghubungi saya karena itu. Namun, untunglah di harian Kompas, swafoto yang dipilih tidak menampilkan saya. Beberapa kerabat sempat menyangka wajah saya kena potong (crop).
Padahal, yang sebenarnya, seperti dijelaskan editor Desk Foto Mas Iwan Setiyawan, harian Kompas memilih foto yang kemudian muncul di halaman muka itu karena di situ wajah Jokowi dan Prabowo terlihat paling tajam. Tak hanya itu, di foto tersebut, Prabowo juga tampak tersenyum. Namun, yang penting bagi saya, untunglah di gambar itu saya tidak ikut terfoto.