Presiden China Xi Jinping dan Perdana Menteri India Narendra Modi menyisihkan isu sensitif terkait dengan Kashmir dalam pertemuan yang diyakini membawa hubungan China-India ke era baru.
CHENNAI, SABTU— Perdana Menteri Narendra Modi meyakini hubungan India dan China akan memasuki babak baru. Kedua negara berpenduduk terbanyak di bumi itu sepakat menghindari sengketa. ”Kami meluncurkan visi Chennai tentang babak baru kerja sama kedua negara,” ujar Modi saat menerima lawatan Presiden Xi Jinping di Chennai, India, Sabtu (12/10/2019).
Pertemuan tersebut berlangsung di tengah ketegangan Beijing-New Delhi gara-gara isu Kashmir. China secara terbuka mendukung Pakistan dalam isu Kashmir. China, India, dan Pakistan sudah puluhan tahun saling mengklaim terhadap wilayah Kashmir. China menguasai sebagian Kashmir melalui Aksai Chin, India lewat Jammu-Kashmir, dan Pakistan di Azad Kashmir.
Sebelum pernyataan terbuka itu, New Delhi sudah menyatakan keberatan dengan proyek-proyek dalam koridor Prakarsa Sabuk dan Jalan yang diinisiasi Beijing di Pakistan. Sebagian proyek dalam prakarsa itu berada di Azad Kashmir. New Delhi menganggap seluruh Kashmir—yang kini secara faktual dikuasai tiga negara—adalah wilayah India dan tidak boleh ada aktivitas negara lain di sana tanpa izin India.
Menteri Luar Negeri India Vijay Gokhale mengatakan, Modi dan Xi Jinping tidak membahas Kashmir dalam pertemuan tersebut ”Hubungan India-China tidak bisa dilihat hanya dari satu isu,” ujarnya seraya menekankan, Kashmir adalah masalah dalam negeri India.
Modi mengatakan, dirinya dan Xi Jinping setuju, keduanya akan tetap sensitif pada isu yang menjadi perhatian kedua negara. Dengan demikian, hubungan China-India akan menjadi sumber perdamaian dan stabilitas kedua negara.
Menurut Narendra Modi, pertemuan di Chennai adalah kelanjutan dari pertemuan di Wuhan, China, pada Agustus 2018. Pertemuan di Wuhan ialah meningkatkan stabilitas dan momentum baru bagi hubungan China-India. Ia dan Xi Jinping sepakat untuk secara hati-hati mengelola perbedaan kedua negara. Perbedaan-perbedaan itu tidak akan memicu sengketa antara Beijing dan New Delhi.
”Kemarin dan hari ini kami dalam diskusi jujur di antara kedua teman. Saya tidak sabar untuk pembicaraan lebih lanjut. Saya akan menindaklanjuti usulan-usulan yang kami bahas kemarin,” kata Xi Jinping.
Ia menggunakan istilah diplomatik untuk menggambarkan pertemuan yang berlangsung dalam suasana keras. Istilah ”pembicaraan jujur” kerap dipakai untuk menggambarkan para pihak yang menyampaikan pendapat apa adanya, termasuk perbedaan-perbedaan pandangan di antara mereka. Walakin, para pihak tetap sepakat untuk tetap terus menjaga komunikasi selepas saling melontarkan pernyataan keras.
Kemarin dan hari ini kami dalam diskusi jujur di antara kedua teman.
Vijay Gokhale mengatakan, kedua negara akan melanjutkan pertemuan di tingkat menteri keuangan. Para menteri akan membahas perdagangan dan investasi. New Delhi secara khusus menyoroti defisit 63 miliar dollar AS dalam neraca perdagangan India-China. Ekspor India ke China senilai 13,3 miliar dollar AS pada 2018. Sementara impornya 76,38 miliar dollar AS.
Isu lain yang dibahas adalah radikalisasi dan terorisme. Modi dan Xi Jinping mengakui keragaman kedua negara. Beijing-New Delhi akan bekerja sama mengatasi radikalisasi dan terorisme agar tidak mengganggu keragaman budaya, suku, dan agama di kedua negara.