Situasi di Wamena, Kabupaten Jayawijaya, Papua, pascaperistiwa penyerangan oleh orang tak dikenal terhadap seorang warga hingga meninggal, tetap kondusif.
Oleh
Fabio Costa
·3 menit baca
JAYAPURA, KOMPAS - Situasi di Wamena, Kabupaten Jayawijaya, Papua, pascaperistiwa penyerangan oleh orang tak dikenal terhadap seorang warga hingga meninggal, tetap kondusif. Aktivitas warga dan layanan publik pada Senin (14/10/2019) berjalan normal. Arus balik para pengungsi pascakerusuhan 23 September lalu juga terus berlangsung.
Hal tersebut diungkapkan sejumlah pihak, Senin. Kepala Bidang Humas Polda Papua Komisaris Besar Ahmad Mustofa Kamal mengatakan, situasi keamanan di Wamena masih kondusif hingga kini. Namun, Polda Papua masih menetapkan status internal "Siaga Satu".
Saat ini, polisi masih mengejar mereka di sejumlah lokasi.
"Kapolda Papua Inspektur Jenderal Paulus Waterpauw dan Panglima Kodam XVII/Cenderawasih Mayor Jenderal Herman Asaribab masih berada di Wamena sejak Minggu kemarin. Kami akan menggunakan tindakan represif untuk menghadapi pengacau situasi keamanan di Wamena," kata Ahmad.
Ia menambahkan, pihak kepolisian telah memiliki nama sejumlah oknum warga yang terlibat dalam unjuk rasa berujung kerusuhan di Wamena pada 23 September lalu. "Saat ini, polisi masih mengejar mereka di sejumlah lokasi. Kami akan mempublikasikan identitas mereka setelah upaya penangkapan berhasil," katanya.
Sementara itu, jenazah Deri Datu Padang (30), korban penikaman orang tak dikenal pada Sabtu (12/10), telah diterbangkan ke Jayapura pada Senin pagi. Setelah tiba di Jayapura, Ahmad mengatakan, jenazah Deri langsung dibawa ke Makassar, Sulawesi Selatan, untuk dimakamkan.
Deri dihadang dua orang tak dikenal saat melewati Jembatan Wouma, Wamena, Sabtu pukul 15.20 WIT. Kedua orang itu tiba-tiba menikam Deri di perut bagian kanan dan langsung kabur. Deri sempat dibawa ke Rumah Sakit Umum Daerah Wamena untuk mendapatkan perawatan, tetapi nyawanya tak tertolong.
Yohanis Tiku, selaku perwakilan dari keluarga korban, berharap aparat melakukan upaya penegakan hukum yang konsisten sehingga warga dapat merasa aman. Ia mengatakan, situasi di Wamena masih kondusif. Aktivitas pemerintahan serta pelayanan publik lainnya berjalan seperti biasa.
"Belum ada warga dari paguyuban kami yang memilih kembali meninggalkan Wamena setelah insiden di Wouma. Kami masih yakin situasi di Wamena telah kondusif," tutur Ketua Ikatan Keluarga Toraja Kabupaten Jayawijaya ini.
Secara terpisah, Komandan Pangkalan Udara Silas Papare Jayapura Marsekal Pertama Tri Bowo Budi Santoso, mengatakan, warga yang kembali ke Wamena dengan menggunakan pesawat Hercules TNI Angkatan Udara masih terus berlangsung. "Sebanyak 29 warga yang kembali ke Wamena pada Senin ini. Mereka sama sekali tidak merasa takut pascainsiden penikaman di Wamena," tutur Tri.
Sementara itu, terkait aktivitas pendidikan, Sekretaris Dinas Pendidikan Kabupaten Jayawijaya Bambang Budiandoyo menuturkan, para guru dan siswa juga tetap hadir di sebagian besar sekolah pada Senin. "Mereka sama sekali tak terpengaruh dengan insiden penikaman warga di Wouma," ungkap Bambang.
Meski begitu, Bambang menuturkan, terdapat enam sekolah dari total 61 sekolah di Wamena yang belum melaksanakan kegiatan belajar-mengajar dengan normal pascakerusuhan 23 September. Hal itu disebabkan kekurangan tenaga guru akibat masih banyak guru yang mengungsi.