Kebakaran Meluas, Dampak Asap di Jambi Semakin Buruk
Kebakaran yang terus meluas pada hamparan gambut dalam di Jambi semakin memperparah kabut asap. Akibatnya aktivitas belajar mengajar di 3 kabupaten ikut terganggu.
Oleh
IRMA TAMBUNAN
·2 menit baca
JAMBI, KOMPAS — Kebakaran yang terus meluas pada hamparan gambut dalam di Jambi semakin memperparah munculnya kabut asap. Akibatnya, aktivitas belajar mengajar di tiga kabupaten ikut terganggu.
Kegiatan belajar mengajar di sekolah dasar hingga sekolah menengah pertama pada Senin hingga Selasa (14-15/10/2019) diundur pukul 08.30, bukan seperti biasanya pukul 07.00. Pengurangan jam belajar di sekolah berlaku untuk wilayah Kota Jambi, Kabupaten Muaro Jambi, dan Kabupaten Tanjung Jabung Timur.
”Kebijakan ini sebagai antisipasi dampak paparan asap pada kesehatan anak,” ujar Kepala Biro Humas dan Protokol Provinsi Jambi Johansyah.
Kabut asap semakin tebal sejak Minggu siang hingga Senin malam. Kualitas udara di Kota Jambi, khususnya indeks PM 2,5, sempat di atas 400 yang berarti berbahaya untuk kesehatan. Hampir sepanjang Senin, langit gelap. Matahari sulit menembus pekatnya asap. Menjelang pukul 16.00, langit berwarna kuning kemerahan.
Indeks PM 2,5 sempat di atas 400 yang berarti berbahaya untuk kesehatan.
Berdasarkan pantauan sensor Modis dan NOAA20, terekam 64 titik panas dengan tingkat kepercayaan di atas 50 persen pada pukul 07.00 hingga pukul 16.00. Sebaran titik panas paling banyak di Kabupaten Muaro Jambi 39 titik, Tanjung Jabung Timur 18 titik, Batanghari 6 titik, dan Sarolangun 1 titik.
Hingga pekan kedua Oktober ini, kebakaran lahan di Jambi seluas 126. 203 hektar. Luas itu naik lebih dua kali lipat dibandingkan dua pekan sebelumnya yang masih 47.000 hektar.
Meski berbagai upaya pemadaman hingga rekayasa cuaca telah dilakukan, kebakaran belum kunjung terkendali. Sebaran kebakaran paling luas pada areal gambut, yakni 86.693 hektar, sebagaimana analisis satelit yang diolah Komunitas Konservasi Indonesia (KKI) Warsi.
”Sebagian kebakaran itu terjadi pada gambut. Itu sebabnya kebakaran sangat sulit dikendalikan,” kata Sukmareni, Asisten Komunikasi KK Warsi.
Di Muaro Jambi, kebakaran hutan dan lahan menyebar di wilayah hutan produksi, hutan produksi terbatas, dan taman hutan raya di wilayah Kumpeh dan Kumpeh Ulu. Kebakaran juga merambat hingga kawasan Taman Nasional Berbak Sembilang.
Kepala Taman Nasional Berbak Sembilang Pratono Puroso mengatakan, kebakaran menyebar ke kawasan taman nasional itu sejak dua pekan terakhir, khususnya di wilayah Sadu dan Sungai Cemara. Tim Manggala Agni Berbak telah dikerahkan untuk memadamkan api. ”Saat ini tim masih berjuang di lokasi kebakaran,” katanya.