LRT Jabodebek Mereduksi Ongkos Transportasi Hingga Lebih dari Separuh
Tarif LRT diperkirakan Rp 12.000 dari Stasiun Cibubur hingga Stasiun Dukuh Atas. Keuntungan lain, LRT Jabodebek akan diintegrasikan dengan moda transportasi lainnya.
Oleh
Ayu Pratiwi
·3 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Pengoperasian kereta ringan atau LRT Jakarta, Bogor, Depok, dan Bekasi dinantikan publik khususnya warga luar Jakarta yang sehari-hari beraktivitas di Jakarta. LRT mampu mereduksi ongkos transportasi hingga lebih dari separuh. Selain itu, LRT juga dapat menembus kemacetan sehingga waktu tempuh mereka lebih pasti.
Hal ini disampaikan oleh Adriana (28), warga Jatisampurna, Cibubur, Senin (14/10/2019). Sehari-hari dia menghabiskan ongkos transportasi hingga Rp 60.000 untuk pergi pulang ke kantornya di kawasan Kampung Melayu, Jakarta Timur. Ongkos itu untuk membayar ojek daring dan bus.
Tak hanya ongkos yang tinggi, perjalanan juga memakan waktu lama. Ini karena hampir sepanjang jalan kondisi lalu lintasnya macet. Setiap hari perjalanan ke kantor atau sebaliknya bisa memakan waktu hingga lebih dari satu jam.
”Di Cibubur tidak ada akses kereta api. Naik bus mahal dan kena macet sehingga waktu tempuhnya tidak pasti. Kalau naik kereta, enggak kena macet dan waktunya lebih pasti,” katanya.
Chrisna (26), warga Cibubur lainnya, juga mengeluhkan tingginya ongkos transportasi dan waktu perjalanan yang lama karena kemacetan lalu lintas.
Sehari-hari, Chrisna pergi pulang dari Cibubur ke kantornya di kawasan Tanah Abang, Jakarta Pusat. Total ongkos transportasi yang dikeluarkannya Rp 60.000 untuk ojek daring dan bus. Waktu tempuhnya pun tidak pasti karena macet di hampir sepanjang jalan. Jika kemacetan tak terlalu parah, waktu tempuh bisa satu jam. Namun, kalau parah, bisa lebih dari satu jam.
Oleh karena itu, mereka sangat berharap LRT Jabodebek bisa segera dioperasikan. ”Harapannya kalau ada LRT, bisa mengakomodasi perjalanan ke kantor biar lebih gampang dan lebih pasti durasinya,” kata Chrisna.
Sementara bagi Adriana, LRT diharapkan segera beroperasi karena ongkos LRT yang jauh lebih murah bisa sekaligus meringankan biaya hidupnya.
Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi saat pengangkatan kereta LRT di Stasiun Cibubur, Minggu (13/10/2019), mengatakan, tarif LRT diperkirakan Rp 12.000 dari Stasiun Cibubur hingga Stasiun Dukuh Atas. Tarif ini sudah merupakan harga subsidi dari tarif komersial aslinya Rp 25.000. LRT ditargetkan beroperasi mulai November 2021.
Jika benar hanya Rp 12.000, Adriana, Chrisna, dan warga Cibubur lainnya yang bekerja di Jakarta bisa mengurangi ongkos transportasi sehari-hari hingga lebih dari separuh.
Integrasi antarmoda
Publik di area yang dilintasi LRT Jabodebek lebih diuntungkan lagi karena stasiun LRT Jabodebek akan diintegrasikan dengan moda transportasi lain, seperti kereta rel listrik (KRL), moda raya terpadu (MRT), Kereta Api Bandara, dan bus TransJakarta. Dengan demikian, publik mudah beralih ke moda transportasi lainnya untuk sampai ke lokasi tujuan.
Kepala Badan Pengelola Transportasi Jabodetabek Bambang Prihartono mencontohkan, di Stasiun Cawang, stasiun LRT Jabodebek akan diintegrasikan dengan stasiun atau terminal angkutan massal lain, seperti bus TransJakarta dan kereta cepat Jakarta-Bandung. Begitu pula di Stasiun Dukuh Atas, stasiun LRT Jabodebek diintegrasikan dengan MRT, KRL, dan Kereta Api Bandara.
Contoh lain di Stasiun Bekasi, LRT Jabodebek akan dihubungkan dengan angkutan massal yang melayani penumpang di kawasan industri di Bekasi. Adapun di Bogor, jalur LRT dari Cibubur akan memanjang hingga Terminal Bus Baranangsiang.