PKB Tak Keberatan Gerindra Bergabung Asalkan Ada Perlakuan Berbeda
Partai Kebangkitan Bangsa atau PKB tak menyebutkan dengan eksplisit perlakuan berbeda itu. PKB mengibaratkan imam dan makmum dengan makmum yang datangnya belakangan atau disebut makmum masbuk.
Oleh
DHANANG DAVID ARITONANG
·2 menit baca
JAKARTA, KOMPAS - Setelah Partai Nasdem, Partai Kebangkitan Bangsa atau PKB tidak keberatan jika Partai Gerindra bergabung dalam Koalisi Indonesia Kerja, koalisi partai politik pendukung Presiden-Wakil Presiden terpilih Joko Widodo-Ma\'ruf Amin. Namun PKB meminta harus ada pembedaan antara partai yang baru masuk dengan partai yang sudah lama di KIK.
Ketua Umum PKB Muhaimin Iskandar menyampaikan hal tersebut saat ditanya wartawan seusai pertemuannya dengan Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto. Pertemuan dimulai sekitar pukul 19.00 dan berlangsung selama sekitar 1,5 jam, di kantor DPP PKB, di Jakarta, Senin (14/10/2019).
Prabowo hadir bersama sejumlah elite Gerindra, yaitu Edhy Prabowo, Ahmad Muzani, dan Sufmi Dasco. Adapun Muhaimin didampingi para elite PKB seperti Hanif Dhakiri, Jazilul Fawaid, dan Cucun Syamsurijal.
Gerindra seperti diketahui, merupakan rival KIK di Pemilu Presiden 2019. Gerindra bersama Partai Amanat Nasional, Partai Demokrat, dan Partai Keadilan Sejahtera mendukung Calon Presiden-Wakil Presiden, Prabowo-Sandiaga Uno.
Istilahnya jika salat itu ada imam dan ada makmum. Nah, makmum yang datangnya belakangan kan namanya makmum masbuk.
"Istilahnya jika salat itu ada imam dan ada makmum. Nah, makmum yang datangnya belakangan kan namanya makmum masbuk (makmum yang datang terlambat). Silakan artikan sendiri," ujar Muhaimin saat ditanya apakah PKB tidak khawatir jatah menteri di Kabinet Jokowi-Amin berkurang jika Gerindra masuk dalam KIK.
Sementara Prabowo kembali menyatakan jika Gerindra dibutuhkan masuk dalam KIK, Gerindra siap. "Namun kita di luar pun, kita siap membantu. Kita siap mendukung," katanya.
Dalam pertemuan itu, Muhaimin juga menyampaikan keinginan untuk terus bekerja sama dengan Prabowo dan Gerindra. Kerja sama penting agar kesejahteraan masyarakat bisa segera diwujudkan.
"PKB dan Gerindra berkomitmen untuk terus bekerja sekuat tenaga untuk kepentingan masyarakat," tambahnya.
Prabowo menyambut baik ajakan ini. "Kita perlu bertarung, kita perlu berkompetisi, pada saatnya kita kompetisi, kita adu gagasan, kita adu argumen, kita adu pemikiran. Tapi begitu pertarungan selesai, kita harus bertemu, kita harus cari titik-titik persamaan. Dan negara seperti kita memerlukan penggabungan semua kekuatan untuk bekerja demi rakyat," jelasnya.
Kita perlu bertarung, kita perlu berkompetisi, pada saatnya kita kompetisi, kita adu gagasan, kita adu argumen, kita adu pemikiran. Tapi begitu pertarungan selesai, kita harus bertemu, kita harus cari titik-titik persamaan.
Dalam kesempatan itu, dia juga menyampaikan kedekatannya dengan PKB. "Jadi kalau kita lihat pertarungan lima tahunan kan hubungan kita lebih dari lima tahunan Pak, ya kan? Saya merasa dekat dengan NU, yang hebat NU. Siapapun yang menang, NU menang," tambahnya.
Sebelum bertemu Muhaimin, Prabowo bertemu Ketua Umum Partai Nasdem Surya Paloh pada Minggu (13/10/2019) malam. Nasdem seperti diketahui juga bagian dari KIK. Saat ditanya wartawan, Surya Paloh juga tidak keberatan jika Gerindra masuk KIK.
Kemudian setelah berjumpa Muhaimin dan Surya, Prabowo mengatakan akan mengunjungi ketua umum partai lainnya.