Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto intens menyambangi ketua umum partai koalisi Jokowi-Amin untuk menggalang dukungan bergabung dalam koalisi. Peluang Gerindra bergabung dalam koalisi Jokowi-Amin makin terbuka.
Oleh
Agnes Theodora, Nina Susilo
·4 menit baca
JAKARTA, KOMPAS -- Rencana penambahan anggota koalisi pendukung pemerintahan Joko Widodo-Ma\'ruf Amin terus dijajaki menjelang pelantikan Presiden dan Wakil Presiden, 20 Oktober 2019. Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto intens menyambangi para ketua umum partai koalisi Jokowi-Amin untuk menggalang dukungan bergabung dalam koalisi.
Dalam dua hari terakhir ini, Prabowo sudah menyambangi Ketua Umum Partai Nasdem Surya Paloh dan Ketua Umum Partai Kebangkitan Bangsa Muhaimin Iskandar. Hasil dari kedua pertemuan itu bernuansa positif menerima bergabungnya Gerindra dalam koalisi pendukung pemerintah.
Sesudah itu, Prabowo juga berencana mengunjungi Ketua Umum Partai Golkar Airlangga Hartarto. Adapun pertemuan dengan Ketua Umum PDI-P Megawati Soekarnoputri dan Pelaksana Tugas Ketua Umum Partai Persatuan Pembangunan Suharso Monoarfa sudah terlebih dahulu dilakukan.
Rangkaian safari politik itu dilakukan Gerindra untuk bersilaturahmi dengan partai-partai pendukung Jokowi. Sebelumnya, dalam pertemuan antara Prabowo dengan Jokowi di Istana Negara, Jumat (11/10/2019), sinyal bergabungnya Gerindra ke koalisi pemerintah semakin menguat.
Empat partai pendukung pemerintahan Jokowi-Amin awalnya sempat keberatan dengan wacana Gerindra bergabung ke koalisi pendukung pemerintah dan ikut mendapat jatah kursi kabinet. Keempat ketua umum partai pendukung Jokowi-Amin, kecuali PDI-Perjuangan, bahkan pernah mengadakan pertemuan dan konferensi pers pada Juli 2019 lalu untuk menegaskan hal tersebut.
Senin (14/10/2019), Prabowo berkunjung ke Kantor DPP PKB. Rombongan Partai Gerindra disambut oleh Muhaimin bersama jajaran pengurus PKB. Usai pertemuan sekitar dua jam itu, PKB pun melunak terhadap wacana bergabungnya Gerindra.
Muhaimin mengatakan, PKB membuka pintu untuk Gerindra bergabung dalam koalisi Jokowi-Amin. "Tidak apa-apa. Kami tidak masalah (jika Gerindra bergabung dalam koalisi). Pak Prabowo menyampaikan siap mendukung menyukseskan pemerintahan, baik di dalam maupun luar kabinet," kata Muhaimin.
Sementara itu, Prabowo mengatakan, pertarungan dan kompetisi perlu diakhiri agar kerja sama lintas kekuatan politik bisa dijajaki. "Begitu pertarungan selesai, kita harus bertemu mencari titik persamaan. Negara butuh penggabungan semua kekuatan untuk bekerja demi rakyat," ujarnya.
Menurut Wakil Ketua Umum PKB Jazilul Fawaid, PKB menyerahkan keputusan merangkul Gerindra dalam kabinet, pada Jokowi selaku pemegang hak prerogatif. Sesudah ini, ujarnya, Jokowi akan mengumpulkan seluruh ketua umum partai pendukung untuk bersama memutuskan porsi kabinet serta rencana menambah anggota koalisi. Ia menampik anggapan bahwa PKB sempat keras menolak masuknya partai lain dalam koalisi. PKB, ujarnya, akan mendukung apapun keputusan Presiden.
"Nanti akan tergantung hasil diskusi (dengan partai lain dan Presiden). Yang jelas, PKB membuka pintu untuk selalu bersama dan merekatkan seluruh elemen bangsa, termasuk partai yang kemarin berbeda sikap politik," kata Jazilul.
Peluang PAN
Sementara itu, penjajakan penambahan anggota koalisi juga terus dilakukan Jokowi. Setelah bertemu dengan Ketua Umum Partai Demokrat dan Partai Gerindra, Presiden Joko Widodo juga menerima kedatangan Ketua Umum Partai Amanat Nasional Zulkifli Hasan di Istana Kepresidenan, kemarin.
Dari pertemuan antara Presiden dengan Zulkifli Hasan, sinyal PAN merapat ke Koalisi Indonesia Kerja semakin kuat. Zulkifli berulang kali menyatakan siap mendukung pemerintahan yang dipimpin Presiden Joko Widodo.
Zulkifli mengapresiasi langkah Presiden yang merangkul semua pihak setelah Pemilu 2019 berakhir. Dengan kesamaan visi dan pemahaman sama mengenai tantangan bangsa ini ke depan yang semakin besar, semua sama-sama bertujuan supaya kehidupan di Indonesia semakin baik, demokrasi juga menguat, dan rakyat semakin sejahtera.
Karenanya, lanjut Zulkifli, dia menyampaikan kepada Presiden supaya bisa bersama-sama dan sukses dalam lima tahun ke depan. Ketika ditanya kemungkinan bergabung dengan Koalisi Indonesia Kerja, Zulkifli mengelak. “Nggak, kita ngomong merah putih saja,” ujarnya.
Dia juga tak mau menyebutkan ketika ditanya mengenai usulan jatah PAN di kabinet. “Aduh saya nggak berani ngomong itu. Terserah Bapak saja,” tambahnya.
Zulkifli mengutip kalimat Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto bahwa meski di luar atau di dalam pemerintahan, pihaknya akan tetap menyukseskan pemerintah yang dipimpin Presiden Joko Widodo. Diharapkan, soliditas dan keutuhan politik terjadi sehingga pemerintahan bisa bekerja dengan tenang dan baik.
Adapun Presiden Jokowi mengatakan, pertemuan membicarakan tantangan yang akan dihadapi Indonesia ke depan baik dari sisi geopolitik maupun geoekonomi. Apalagi, saat ini kondisi ekonomi global menunjukkan pelambatan ekonomi.
“Hal hal seperti itu perlu dibicarakan dengan ketua-ketua partai, sehingga kita memiliki visi yang sama, bagaimana menghadapi, kita tahu apa yang harus kita kerjakan,” tutur Presiden.
Dengan menanyakan visi para ketua partai, diharapkan pemerintah semakin teguh dalam mengambil langkah-langkah mengatasi berbagai tantangan baik ekonomi, politik, maupun keamanan.
“Saya ini dalam proses bertanya selain urusan yang berkaitan dengan koalisi,” tutur Presiden.
Terkait apakah kader PAN masuk ke kabinet ataupun kemungkinan PAN masuk Koalisi Indonesia Kerja, Presiden hanya menjawab pembicaraan belum sampai ke sana. “Ada tapi belum sampai final, belum rampung,” ujarnya.
Pekan lalu, Presiden Joko Widodo bertemu dengan Ketua Umum Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono dan Ketum Partai Gerindra Prabowo Subianto pada dua hari berturut-turut. Karenanya, ketika ditanya rencana bertemu Presiden PKS, Presiden mengiyakan. “Ya, pasti ada, pasti ketemu,” katanya.