Inggris menyiapkan anggaran agar guncangan ekonomi akibat Brexit, baik dengan adanya kesepakatan maupun sebaliknya, tidak terlalu berdampak besar.
LONDON, SENIN — Menteri Keuangan Inggris Sajid Javid, Senin (14/10/2019), mengatakan, pihaknya berencana memberikan pernyataan soal anggaran pasca- Brexit pada 6 November 2019. Jadwal ini seminggu setelah tenggat Inggris keluar dari Uni Eropa. ”Saya akan menetapkan rencana kami untuk membentuk ekonomi masa depan dan memulai revolusi infrastruktur kami,” kata Javid dalam sebuah pernyataan.
Namun, jika Brexit berlangsung tanpa kesepakatan, yang tentu akan mengguncang ekonomi Inggris, Pemerintah Inggris akan bertindak cepat dan ”mengambil tindakan awal untuk mendukung ekonomi, bisnis, dan rumah tangga” dengan anggaran pada minggu-minggu setelahnya.
Perdana Menteri Inggris Boris Johnson mengatakan, dirinya akan membawa Inggris keluar dari Uni Eropa pada 31 Oktober, jika perlu, tanpa kesepakatan transisi untuk meredam gejolak ekonomi.
Akan tetapi, anggota parlemen telah meloloskan aturan yang bertujuan memaksa Johnson menunda jika tidak ada transisi. Javid yang menjadi menteri keuangan pada Juli 2019 telah mengumumkan pengeluaran publik terbesar dalam 15 tahun dengan bertumpu pada pinjaman.
Berisiko
Namun, para analis telah memperingatkan, langkah Javid dengan menjanjikan pengeluaran yang besar pada saat ekonomi melambat dan Brexit yang belum jelas, bisa berakhir dengan melemahnya kredibilitas anggaran Inggris.
Sejumlah pengambil kebijakan di bank sentral Inggris mengatakan, pihaknya akan mendukung pemangkasan suku bunga jika Brexit terjadi tanpa kesepakatan atau jika terjadi penundaan kembali.
Dalam sebuah surat kabar, Deputi Gubernur Bank of England Dave Ramsden mengatakan, ekonomi Inggris telah hancur akibat ketidakpastian Brexit. Bank sentral Inggris memiliki keterbatasan dalam menentukan berapa dana bantuan yang sanggup mereka gelontorkan.
Senin kemarin Inggris dan Uni Eropa memasuki minggu yang penting untuk menentukan apakah keduanya bisa mencapai kesepakatan soal Brexit atau tidak. Para negosiator Brexit kembali bertemu untuk bernegosiasi.
Irlandia mengatakan, dalam beberapa hari ke depan, kesepakatan Brexit bisa saja dicapai. Namun, perbedaan sikap yang signifikan masih saja belum terpecahkan. Saat tiba di Luksemburg, Perdana Menteri Irlandia Simon Coveney mengatakan, kesepakatan mungkin dicapai bulan ini. Bisa saja itu terjadi minggu ini, tetapi kita belum sampai ke sana.
Agenda Inggris
Sementara itu, dalam pidatonya di hadapan parlemen, Ratu Elizabeth II menetapkan agenda kerja pemerintahan Boris Johnson setahun ke depan. ”Prioritas pemerintahan saya adalah selalu mengamankan keluarnya Inggris dari Uni Eropa pada 31 Oktober,” kata Ratu Elizabeth.
”Pemerintahan saya ingin bekerja sama dalam kemitraan yang baru dengan Uni Eropa yang berbasis pada perdagangan bebas dan kerja sama yang bersahabat.”
Rencana Pemerintah Inggris ke depan di bawah Boris Johnson meliputi sistem imigrasi pasca-Brexit, reformasi sistem peradilan, perubahan layanan kesehatan, dan janji untuk menstimulasi pertumbuhan ekonomi. (REUTERS/AP/AFP/ADH)