Cenderung Tertutup, Terduga Teroris di Semarang Tak Dicurigai Tetangga
Detasemen Khusus 88 Antiteror Mabes Polri menangkap suami istri yang diduga terlibat jaringan terorisme di Kelurahan Nongkosawit, Gunungpati, Kota Semarang, Jawa Tengah, Selasa (15/10/2019).
Oleh
ADITYA PUTRA PERDANA
·2 menit baca
SEMARANG, KOMPAS - Detasemen Khusus 88 Antiteror Polri menangkap suami istri yang diduga terlibat jaringan terorisme di Kelurahan Nongkosawit, Gunungpati, Kota Semarang, Jawa Tengah, Selasa (15/10/2019). Pasangan itu, dikenal jarang bergaul.
Dari informasi yang dihimpun Kompas, suami berinisial AM (44) yang beralamat KTP di Kabupaten Semarang. Sedangkan MH (44), istri, berasal dari Kabupaten Pringsewu, Lampung. Mereka tinggal di rumah kontrakan bersama dua anak yang masih bersekolah di tingkat sekolah dasar.
Rumah kontrakan tersebut baru ditempatinya selama sekitar dua bulan. Pada penangkapan yang berlangsung pukul 07.00-08.45 tersebut, polisi menyita laptop, satu scanner, empat handphone, dan sejumlah buku.
Selasa siang, sudah tidak ada aktivitas di sekitar rumah tersebut. Juga tak ada penjagaan. Sejumlah wartawan mengabadikan gambar dari bagian depan rumah itu.
Fadholi (50), tetangga AM, mengatakan, meski cenderung tertutup, AM kerap bertegur sapa dengan dirinya. “Rumah itu (lokasi penangkapan) baru ditempati dua bulan, tetapi ia tinggal di wilayah sini sudah sekitar tiga tahun. Jadi pindah-pindah kontrakan. Kalau ketemu pasti menyapa,” kata dia.
Menurutnya, istri AM lebih tertutup dan jarang membaur dengan warga. Namun, hal itu tak membuat warga curiga. Selain karena sudah lama tinggal di wilayah tersebut, aktivitas mereka sehari-hari pun seperti masyarakat pada umumnya, seperti mengantar anak sekolah dan belanja.
Ketua RW 004 Kelurahan Nongkosawit, Hafidz, menuturkan, dari informasi yang diterima, MH merupakan istri kedua AM. Sementara istri pertama ada di Kabupaten Semarang. Hal itu juga yang membuat AM tidak setiap hari berada di rumah kontrakan di Nongkosawit.
Kendati demikian, saat berada di Nongkosawit dan mendapat jadwal ronda, AM selalu ikut. “Kalau kebagian jaga malam di pos, suka ikut. Dari obrolan tidak ada yang mencurigakan. Lebih banyak soal bangunan, karena dia pemborong (proyek) bangunan. Kalau istrinya lebih tertutup,” ujar Hafidz.
Peka dan waspada
Kepala Polrestabes Kota Semarang, Komisaris Besar Abioso Seno Aji membenarkan, adanya penangkapan terduga teroris di satu rumah di Nongkosawit Gunungpati. Namun, pihaknya hanya membantu pengamanan. Sementara penangkapan dilakukan langsung oleh Densus 88 Polri.
Masyarakat, lanjut Abioso, berperan untuk menjaga kondusivitas di Kota Semarang. “Masyarakat agar peka dan waspada terhadap warga baru maupun lama dengan perangai tak seperti masyarakat pada umumnya. Berikan informasi kepada polisi jika ada hal janggal dalam kehidupan sosial,” ujarnya.
Masyarakat agar peka dan waspada terhadap warga baru maupun lama dengan perangai tak seperti masyarakat pada umumnya. Berikan informasi kepada polisi jika ada hal janggal dalam kehidupan sosial
Hingga kini, polisi belum mengonfirmasi keterkaitan AM dengan aktivitas terorisme ataupun pelaku teror yang mana. Terakhir, polisi menangkap sejumlah terduga teroris antara lain di Jambi, Jakarta Barat, Poso (Sulawesi Tengah), Cirebon (Jawa Barat), dan Lampung. (Kompas, 15/10)