Garuda Temukan Keretakan di Pesawat Boeing 737 NG, Satu Pesawat Di-”grounded”
Maskapai penerbangan dalam negeri menindaklanjuti permintaan FAA, lembaga regulator penerbangan sipil Amerika Serikat, untuk memeriksa pesawat Boeing 737-800 seri Next Generation terkait kerusakan pada struktur pesawat.
Oleh
Erika Kurnia
·3 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Maskapai penerbangan dalam negeri menindaklanjuti permintaan Badan Penerbangan Federal Amerika Serikat (FAA), lembaga regulator penerbangan sipil AS, untuk memeriksa pesawat Boeing 737-800 seri Next Generation terkait temuan keretakan struktural pada 38 pesawat sejenis di seluruh dunia. Garuda mengakui menemukan keretakan sesuai dengan yang diinformasikan pihak Boeing.
Inspeksi terhadap laporan keretakan di bagian pickle fork atau bagian yang menempelkan badan pesawat ke sayap dan mengatur gaya masih terus dilakukan maskapai bersama pemerintah. Pihak maskapai mengatakan, layanan penerbangan dipastikan tidak akan terganggu.
Garuda baru-baru ini telah mengandangkan satu pesawat Boeing 737-800 Next Generation (NG) lawas yang ditemukan mengalami cacat seperti diinformasikan perusahaan Boeing. Keretakan pada bagian yang menempelkan badan pesawat ke struktur sayap dan mengatur kekuatan tersebut dapat mengakibatkan hilangnya kontrol pesawat.
Saat dihubungi, Selasa (15/10/2019), Vice President Corporate Secretary Garuda Indonesia M Ikhsan Rosan mengatakan, pesawat yang di-grounded itu menjadi satu dari tiga pesawat sejenis yang memiliki 30.000 siklus terbang.
”Setelah memeriksa ketiga pesawat itu, kami menemukan ada keretakan sesuai yang diinformasikan Boeing. Kami sudah melapor ke Direktorat Kelaikudaraan dan Pengoperasian Pesawat Udara (DKPPU) dan Boeing untuk tindak lanjut perbaikannya,” ujarnya.
Penarikan satu pesawat itu, menurut Ikhsan, tidak mengganggu layanan penerbangan. Saat ini, Garuda Indonesia memiliki sekitar 80 unit Boeing seri yang melayani rute pendek, baik domestik maupun regional. Pesawat itu mayoritas berusia 5 tahun sampai 7 tahun.
Retakan tidak hanya ditemukan pada satu pesawat Boeing 737-800 NG milik Garuda, tetapi juga dua pesawat milik Sriwijaya Air. Adapun Batik Air dan Lion Air tidak memiliki pesawat yang berumur melebihi 30.000 siklus terbang.
”Kami masih punya Boeing NG lainnya, jadi masih bisa di-backup,” lanjutnya.
Sementara itu, Lion Air Group tidak menemukan keretakan pada pesawat Boeing 737-800 NG milik mereka, yang rata-rata berumur di bawah 25.000 siklus terbang.
Namun, mereka memprogramkan pelaksanaan pemeriksaan dan perawatan sesuai airworthiness directive atau perintah dari lembaga berwenang seperti FAA atau DKPPU. Upaya itu akan dikerjakan dengan interval tertentu guna menjaga kelaikudaraan.
”Lion Air Group mengutamakan faktor keselamatan, keamanan, dan kenyamanan penerbangan. Kami patuh menjalankan kebijakan, aturan sesuai standar pengoperasian pesawat udara,” ucap Corporate Communications Strategic of Lion Air Group Danang Mandala Prihantoro yang dihubungi terpisah.
Tindak lanjut
Direktur Jenderal Perhubungan Udara Polana B Pramesti, dalam keterangan tertulis hari ini, mengatakan telah memerintahkan DKPPU untuk menindaklanjuti surat pemberitahuan yang dikeluarkan oleh FAA.
”Hal ini sangat memprihatinkan. Oleh karena itu, Ditjen Hubungan Udara akan berupaya penuh memastikan keselamatan dari setiap pesawat yang beroperasi di Indonesia. Kami akan melakukan inspeksi lebih lanjut untuk memastikan tingkat kerusakan dari pesawat produksi Boeing, khususnya Boeing 737-800 NG,” tutur Polana.
Direktur DKPPU Kementerian Perhubungan Avirianto mengatakan, berdasarkan hasil pemeriksaan DKPPU per 10 Oktober 2019, retakan tidak hanya ditemukan pada satu pesawat Boeing 737-800 NG milik Garuda Indonesia, tetapi juga dua pesawat milik Sriwijaya Air. Adapun Batik Air dan Lion Air tidak memiliki pesawat yang berumur melebihi 30.000 siklus terbang.
Tiga pesawat yang ditemukan retak telah diberhentikan operasinya dan menunggu rekomendasi lebih lanjut dari pihak Boeing.
”DKPPU meminta kepada operator yang mengoperasikan pesawat itu untuk melakukan pemeriksaan atau inspeksi,” katanya.
Saat ini, maskapai yang mengoperasikan pesawat Boeing 737-800 NG adalah Garuda Indonesia sebanyak 73 pesawat, Lion Air sebanyak 102 pesawat, Batik Air sebanyak 14 pesawat, dan Sriwijaya Air sebanyak 24 pesawat.
Boeing 737-800 NG adalah generasi ketiga 737. Versi sebelum NG, yakni Boeing 737 MAX, tidak terdampak isu keretakan pesawat.