Jangkauan Palapa Ring Belum Merata di Pulau Terluar
Warga Kepulauan Riau, terutama di Kabupaten Kepulauan Anambas, sangat menantikan pemerataan akses internet berkualitas. Infrastruktur Palapa Ring yang telah rampung dibangun perlu segera dioptimalkan jangkauannya.
BATAM, KOMPAS — Warga Kepulauan Riau, terutama di Kabupaten Kepulauan Anambas, sangat menantikan pemerataan akses internet berkualitas. Infrastruktur Palapa Ring yang telah rampung dibangun perlu segera dioptimalkan jangkauannya agar warga di pelosok dapat merasakan manfaat nyata.
Bupati Kepulauan Anambas Abdul Haris, Selasa (15/10/2019), mengatakan, akses internet yang berkualitas saat ini hanya tersedia di Pulau Siantan, khususnya di Tarempa yang merupakan pusat pemerintahan. Adapun akses komunikasi warga yang tinggal di 25 pulau lain sampai saat ini masih sangat terbatas.
”Bahkan, ada pemeo di antara warg, yakni ’menteri datang membawa sinyal, menteri pulang membawa sinyal’,” kata Abdul.
Ungkapan itu mewakili keresahan warga Kepulauan Anambas. Acap kali mereka mengalami sinyal komunikasi tiba-tiba saja membaik saat ada menteri yang datang berkunjung. Namun, sinyal itu dalam sekejap hilang lagi seiring kepulangan menteri ke Jakarta.
Minimnya akses internet yang berkualitas ini menyebabkan upaya warga mengembangkan potensi pariwisata daerah jadi terhambat. Yang sering terjadi para wisatawan enggan kembali datang ke Kepulauan Anambas karena selama berada di sana akses komunikasi dengan dunia luar sangat terbatas.
Menurut Abdul, keterbatasan akses internet itu juga menghambat pemerintah daerah memberikan layanan publik yang maksimal bagi warga. Contoh paling kecil adalah aparatur desa di Kepulauan Anambas kesulitan menggunakan sistem keuangan desa berbasis internet dalam mengelola dana desa.
”Jangankan bicara soal kesejahteraan ekonomi, teknologi sebagai sarana untuk menuju ke sana pun belum tersedia di sini,” ujar Abdul.
Ia berharap janji pemerintah untuk membangun negeri dari pinggir benar-benar ditepati. Infrastruktur Palapa Ring yang sudah tersedia di Kepulauan Anambas perlu segera dioptimalkan jangkauannya agar warga yang tinggalnya jauh dari pusat pemerintahan juga dapat menikmati sinyal internet berkualitas.
Senin (14/10/2019), Presiden Joko Widodo di Istana Negara meresmikan proyek infrastruktur internet Palapa Ring. Sejumlah daerah sudah bisa merasakan dampak pembangunan itu, tetapi ada juga daerah yang belum merasakan karena harus dibangun lagi infrastruktur pendukung.
Baca juga : Jaringan Palapa Ring Resmi Dioperasikan
Pemerataan
Harapan mendapat akses internet berkualitas dan merata juga dinantikan warga di Pulau Midai. Pulau itu merupakan blank spot terakhir di Kabupaten Natuna. Saat ini akses internet di pulau yang ditinggali 5.000 jiwa tersebut terhalang karena lokasinya tertutup bukit dari menara pemancar di Kecamatan Bunguran Selatan, Pulau Natuna Besar.
Kepala Dinas Komunikasi dan Informatika (Kominfo) Kabupaten Natuna Raja Darmika mengatakan, dua kecamatan di Midai yang berjarak 80 kilometer dari pusat pemerintahan di Ranai merupakan lokasi terakhir di Natuna yang belum mendapat akses internet. Adapun 13 kecamatan lain saat ini sudah menikmati jaringan 4G.
Untuk mengatasi hal itu, Raja mengatakan, Pemerintah Kabupaten Natuna telah mengusulkan kepada Kementerian Kominfo untuk membangun menara pemancar tambahan setinggi 42 meter di Bunguran Selatan. Infrastruktur tambahan itu diharapkan mampu memancarkan sinyal hingga ke Pulau Midai.
Pemerintah Kabupaten Natuna telah mengusulkan kepada Kementerian Kominfo untuk membangun menara pemancar tambahan setinggi 42 meter di Bunguran Selatan.
”Secara keseluruhan, sebenarnya akses internet di Natuna sudah jauh lebih baik sejak Palapa Ring Barat rampung dibangun dan mulai beroperasi pada Maret 2018,” kata Raja.
Dampak ekonomi
Ketersediaan akses internet di Natuna tersebut pada akhirnya berdampak pada perekonomian warga setempat. Menurut Raja, saat ini mulai banyak kafe baru bermunculan di sekitar obyek wisata. Daya tarik yang ditawarkan tentunya adalah sambungan wi-fi gratis untuk para pelanggan yang berkunjung.
Manfaat lain yang sangat dirasakan warga adalah kemudahan mendapat akses informasi. Tol langit yang tercipta berkat Palapa Ring dapat menghubungkan warga Natuna dengan warga di daerah lain atau bahkan negara lain dalam hitungan sepersekian detik.
Anak sekolah bisa mengikuti ujian nasional berbasis komputer.
Anak sekolah bisa mengikuti ujian nasional berbasis komputer. Pedagang dapat menjangkau pembeli yang lebih luas dengan e-dagang. Nelayan bisa menangkap ikan dengan lebih efektif menggunakan aplikasi Nelayan Pintar. Keluarga dapat lebih mudah menikmati layanan Jaminan Kesehatan Daerah.
”Itu semua berkat internet. Bagi warga di wilayah terluar seperti kami manfaat tol langit memang sangat nyata,” ucap Raja.
Baca juga : Industri Perbankan Antusias Sambut Palapa Ring
Kepala Dinas Kominfo Kepri Zulhendri mengatakan, pemerintah provinsi akan mendorong operator telekomunikasi untuk membangun item komponen infrastruktur lainnya. Dengan kerja sama tersebut diharapkan optimalisasi jangkauan Palapa Ring Barat hingga ke daerah pelosok bisa dipercepat.
”Secara khusus, yang mendapat perhatian khusus dari pemerintah provinsi adalah Kepulauan Anambas. Sementara kabupaten yang lain saat ini dinilai sudah cukup baik,” kata Zulhendri.
Sementara itu, Presiden Direktur Triasmitra Grup Titus Dondi mengatakan, pemeliharaan sistem komunikasi kabel laut (SKKL) yang menjadi tulang punggung Palapa Ring merupakan tantangan tersendiri. Triasmitra Grup merupakan pemenang tender proyek jaringan tulang punggung serat optik Palapa Ring Barat.
Pada Juli, SKKL Palapa Ring Barat di sekitar Pantai Pelawan, Kabupaten Karimun, Kepri, putus terkena jangkar kapal tunda Bintang Ocean berbendara Singapura. Kejadian serupa bisa saja terulang kembali di Kepri mengingat jalur SKKL tersebut dilewati lebih dari 5.000 kapal dalam setahun.
”Jika ada kapal yang melintas di atas jalur SKKL dengan kecepatan kurang dari 2 knot, biasanya kami akan menelepon mereka untuk melarang labuh jangkar di situ. Namun, masalahnya banyak kapal yang mematikan automatic identification system (AIS) sehingga tidak bisa terdeteksi,” ujar Titus.
Untuk setiap SKKL yang putus dibutuhkan waktu perbaikan sekitar 30 hari dan biaya perbaikan lebih dari Rp 1 miliar. Oleh karena itu, Titus berharap pemerintah segera menerbitkan aturan tegas untuk melarang kapal mematikan AIS dan labuh jangkar selain di tempat yang telah ditentukan.
Pembangunan perbatasan
Kepala Dinas Komunikasi dan Informasi Riau Yogi Getri menyambut gembira keberadaan Palapa Ring di di Riau. Ia mengatakan, program pemerintah pusat itu diharapkan mampu mempercepat perkembangan Riau, terutama perkembangan daerah di pulau terluar yang berbatasan langsung dengan negara tetangga Malaysia dan Singapura.
Yogi meminta pemerintah pusat ataupun operator nantinya dapat berkoordinasi dengan Pemerintah Provinsi Riau. Dengan begitu, pihaknya dapat bersiap, bekerja sama, ataupun membantu percepatan aplikasi di lapangan.
”Jangankan di pulau-pulau terluar, di beberapa wilayah Provinsi Riau yang berada di Pulau Sumatera pun masih banyak yang belum tersentuh prasarana komunikasi. Tentu kami menyambut baik Palapa Ring ini,” ungkap Yogi.
Meski demikian, Yogi tidak berharap banyak pada pelaksanaan awal di lapangan. Apabila akses komunikasi sudah dapat dijangkau rakyat di desa-desa yang selama ini hampir tidak terpantau, itu dapat dianggap kemajuan bagi Riau.
Selama ini, beberapa daerah di Riau, terutama pulau-pulau di wilayah administrasi Kabupaten Kepulauan Meranti, sulit dijangkau transportasi, listrik PLN, dan komunikasi. Sarana transportasi yang tersedia masih terfokus ke Selat Panjang, ibu kota Kabupaten Kepulauan Meranti.
Akses transportasi dari dan menuju pulau terluar Riau itu justru lebih mudah dijangkau dari Batam di Kepulauan Riau, dibandingkan dengan Pekanbaru, ibu kota Provinsi Riau. Jarak dan waktu tempuh ke Batam justru lebih mudah dan murah.
Pada bagian lain, saat ini secara bersamaan, PLN juga sedang mempersiapkan jaringan listrik di desa-desa terpencil di pulau dimaksud. PLN bertekad, pada akhir tahun 2019, seluruh desa di Riau sudah dapat dialiri listrik.
”Kami belum mengetahui secara persis apa yang dapat kami lakukan dengan Palapa Ring. Namun, kami yakin, apabila sektor komunikasi dan listrik PLN sudah masuk, pasti bakal terjadi perubahan yang lebih cepat. Kami ingin memanfaatkan teknologi ini terutama untuk memperbaiki kualitas pendidikan dan perekonomian warga,” tutur Yogi.
Baca juga : Manfaat Palapa Ring Dinantikan Warga Papua