Mencetak atlet bulu tangkis yang tangguh membutuhkan perjuangan panjang, salah satunya melalui keikutsertaan di berbagai kejuaraan. Pertemuan dengan para pemain dari negara lain juga penting untuk ujian mental.
Oleh
REGINA RUKMORINI
·3 menit baca
MAGELANG, KOMPAS — Kejuaraan beregu bulu tangkis Caffino Superliga Junior 2019 menjadi ajang untuk mengasah mental pemain muda. Para pemain dari delapan klub dalam negeri akan dipertemukan dengan para pemain dari lima klub luar negeri di GOR Djarum, Kota Magelang, Jawa Tengah, 15-20 Oktober. Mereka akan bermain dalam dua kategori usia yang dipertandingkan, yakni U-17 dan U-19.
Ketua Panitia Pelaksana Caffino Superliga Junior Lius Pongoh mengatakan, klub-klub asing tersebut sengaja dihadirkan sebagai bagian dari pembelajaran bagi para atlet yunior bulu tangkis.
”Mereka harus belajar banyak dari pemain asing karena para pemain yunior nantinya juga harus sering bertanding ke luar negeri, seperti misalnya kejuaraan-kejuaraan di tingkat usia,” ujar Lius saat ditemui dalam jumpa pers di Hotel Grand Artos Magelang, Jawa Tengah, Senin (14/10/2019).
Khusus untuk kategori U-19, klub-klub asing memang biasa dihadirkan dalam turnamen Superliga Junior, tetapi baru tahun ini ikut diundang untuk bertanding di kategori U-17. Lima klub asing itu masing-masing adalah Taiwan High School dari Taiwan, Granular Badminton Academy dari Thailand, Singapore Badminton Association dari Singapura, Harimau Muda dari Malaysia, dan Kumamoto Team dari Jepang.
Lima klub tersebut nantinya akan melawan pemain-pemain yunior bulu tangkis dari delapan klub asal Indonesia, yaitu PB Djarum Kudus, Mutiara Cardinal Bandung, Exist Badminton Club, Jaya Raya, Jatim United, Blibli Team, Sarwendah Badminton Club, dan SGS PLN Bandung. Tiap klub mengirimkan 10-12 pemain yunior.
Caffino Superliga Junior adalah turnamen beregu. Pembelajaran mendalam tentang permainan beregu, termasuk dari pemain-pemain asing, menurut Lius, sangat diperlukan karena bermain beregu tidak mudah dilakukan. ”Bagi pemain, permainan sistem beregu memberikan beban mental yang lebih berat dibandingkan permainan perorangan,” ujar mantan pebulu tangkis nasional itu.
Beban mental yang lebih berat ini terjadi karena, ketika pemain perorangan kalah di satu tahapan, dia akan langsung berhenti bermain. Namun, pada pemain beregu, saat kalah di satu tahapan, masih ada serangkaian permainan yang harus diselesaikan sebelum akhirnya diputuskan berhenti bertanding. Beban mental pada permainan beregu terutama akan dirasakan saat bermain di babak pertama dan babak terakhir.
Dalam Caffino Superliga Junior 2019, terdapat empat kategori permainan memperebutkan piala yang diberi nama empat legenda bulu tangkis Indonesia. Kategori U-17 putra akan memperebutkan piala Hariyanto Arbi, sementara kategori U-17 putri memperebutkan piala Yuni Kartika.
Adapun pada kategori U-19 putra, piala yang diperebutkan adalah piala Liem Swie King, sedangkan di kategori U-19 putri memperebutkan piala Susy Susanti. Total hadiah yang disiapkan dalam turnamen ini mencapai Rp 610 juta.
Direktur Kejuaraan Caffino Superliga Junior 2019 Bambang Roedyanto mengatakan, kedatangan Kumamoto Team dari Jepang yang diundang untuk terlibat dalam turnamen ini sempat terkendala oleh topan Hagibis yang melanda Jepang pada Minggu (13/10/2019) pagi.
Namun, karena keinginan kuat mereka untuk ikut bertanding, Kumamoto Team akhirnya bisa memastikan diri datang ke Magelang, Senin (14/10/2019) malam.
Bambang mengatakan, sebelumnya, pihaknya juga mengundang tim dari Korea Selatan. Namun, mereka menyatakan tidak bisa terlibat karena sedang sibuk dengan pertandingan-pertandingan yang diselenggarakan di negaranya.