Pangeran William Memulai Lawatan Lima Hari di Pakistan
Istana Kensington menyebut perjalanan William dan Kate adalah perjalanan yang paling kompleks yang dilakukan mereka sejauh ini dalam hal logistik dan aspek pengamanan.
Oleh
ADHITYA RAMADHAN
·3 menit baca
ISLAMABAD, SELASA — Dalam kunjungan ke Pakistan, Pangeran William dan istrinya, Kate, bertemu dengan Perdana Menteri Pakistan Imran Khan di kediaman resmi perdana menteri, Selasa (15/10/2019) sore. Pada tahun 1990-an, mendiang Putri Diana—ibu Pangeran William—beberapa kali mengunjungi Pakistan dan membantu Khan mengumpulkan dana untuk rumah sakit kanker.
Tidak mengherankan jika Putri Diana menjadi figur sangat populer di Pakistan. Hal itu pula yang membuat kunjungan William kali ini mengingatkan warga Pakistan pada mendiang Putri Diana.
Dalam kunjungan lima hari di Pakistan, pasangan kerajaan itu, William dan Kate, mengunjungi sekolah dan taman nasional di Islamabad. Mereka mengobrol dengan anak-anak.
Pangeran William dan istrinya tiba di Pakistan pada Senin (14/10/2019) malam dalam lawatan yang oleh para pejabat Inggris disebut ”paling kompleks” sejauh ini. Lawatan ke Pakistan ini merupakan yang pertama bagi pasangan tersebut.
Rencana detail kunjungan lima hari William dan istrinya di Pakistan dirahasiakan. Pengamanan pun diperketat. Kunjungan keluarga kerajaan Inggris ini merupakan yang kedua setelah ayah William, Charles, dan istrinya, Camilla, berkunjung tahun 2006.
Menurut Komisaris Tinggi Inggris Thomas Drew, selain ke Islamabad, William dan Kate juga akan menuju ibu kota Mughal kuno, Lahore, wilayah utara yang bergunung-gunung, dan kawasan perbatasan dengan Afghanistan di sebelah barat.
”Saya selalu dikejutkan oleh kehangatan Pakistan terhadap keluarga kerajaan,” kata Drew dalam sebuah video yang diunggah di Twitter, Minggu (13/10/2019) malam.
Kunjungan pasangan tersebut akan menghormati hubungan bersejarah Inggris dengan Pakistan yang dulu pernah menjadi bagian dari kolonial India.
”Akan tetapi, sebagian besar akan fokus menunjukkan Pakistan yang ada saat ini, yakni yang dinamis, penuh aspirasi, dan sebuah bangsa yang melihat jauh ke depan,” tambah Drew.
Awal Oktober ini, Istana Kensington menyatakan, pasangan keluarga kerajaan itu diharapkan melihat usaha Pakistan dalam menghadapi perubahan iklim dan belajar tentang ”keamanan yang kompleks” di kawasan, selain isu-isu yang lain.
Pakistan telah bergelut dengan pertempuran berdarah yang panjang dalam menghadapi milisi yang menyebabkan puluhan ribu orang meninggal dalam kurun 15 tahun terakhir.
Lawatan Charles dan Camilla pada tahun 2006 ternoda ketika mereka dipaksa untuk membatalkan lawatannya ke Peshawar karena alasan keamanan setelah militer melancarkan serangan udara terhadap sekolah agama yang menewaskan 80 orang.
Aman
Kini, aspek keamanan di Pakistan membaik sejak angkatan bersenjata mengintensifkan penangkapan kelompok milisi tahun 2015. Sejumlah negara mencabut peringatan lawatan mereka. Islamabad pun gencar mempromosikan pariwisata dan investasinya.
Ada sinyalemen yang menjanjikan. Maskapai British Airways, misalnya, kembali terbang ke Pakistan. Kriket juga terus berkembang meskipun lambat.
Para analis sejak lama memperingatkan bahwa Pakistan belum menyelesaikan akar persoalan ekstremisme. Gerilyawan masih bisa melakukan serangan bahkan di daerah perkotaan sekalipun.
Istana Kensington menyebut perjalanan William dan Kate adalah perjalanan yang paling kompleks yang dilakukan mereka sejauh ini dalam hal logistik dan aspek pengamanan.
William dan Kate juga diharapkan bertemu dengan Perdana Menteri Imran Khan yang merupakan teman dekat ibunda William, Putri Diana.
Minggu lalu, Menteri Luar Negeri Pakistan Shah Mehmood Qureshi mendoakan Diana yang memikat warga Pakistan ketika melakukan kunjungan resmi tahun 1991. Diana juga melakukan beberapa kunjungan pribadi beberapa tahun kemudian untuk membantu Khan, yang menikah dengan temannya Jemima, mengumpukan dana untuk rumah sakit untuk pasien kanker di Lahore.
”Kami akan selalu mengingat kunjungan Putri Diana dan sikap tanpa pamrihnya pada kemanusiaan, tidak hanya di Pakistan tetapi juga di seluruh dunia,” ujar Qureshi. (AFP/JOS)