Polisi memburu Purwanto (45), yang kabur usai membakar istrinya, P (25), di sebuah pemondokan di Ketintang Baru, Surabaya, Selasa (15/10/2019). Sebelum dibakar, korban sempat terlibat pertengkaran dengan suaminya itu.
Oleh
IQBAL BASYARI
·3 menit baca
SURABAYA, KOMPAS – Tim Penyidik Kepolisian Resor Kota Besar Surabaya memburu Purwanto (45), yang kabur usai membakar istrinya, P (25), di sebuah pemondokan di Ketintang Baru, Surabaya, Jawa Timur, Selasa (15/10/2019). Sebelum dibakar, korban sempat terlibat pertengkaran dengan suaminya itu.
“Setelah membakar istrinya, pelaku langsung kabur menggunakan sepeda motor. Tim kami masih memburu pelaku,” ujar Wakil Kepala Kepolisian Sektor Gayungan Ajun Komisaris Widiyantoro, saat ditemui di lokasi kejadian usai melakukan olah tempat kejadian perkara.
Polisi akan mencari Purwanto di beberapa tempat yang dicurigai menjadi tempat persembunyiannya, seperti rumah keluarga dan teman-teman pelaku. Nomor polisi sepeda motor yang digunakan pelaku untuk kabur juga sudah diketahui sehingga mempermudah polisi melacak keberadaan pelaku.
Sekitar lima menit pasangan suami-istri itu bertengkar di dalam pemondokan hingga istrinya teriak minta tolong karena terbakar.
Informasi yang dihimpun di lokasi, Purwanto membakar istrinya yang baru tiba dari rumah orangtuanya di Bojonegoro sekitar pukul 08.30. Korban kembali ke pemondokan bersama anaknya dan diantar oleh ibu korban.
Setiba di kamar pemondokan berukuran 3 x 5 meter tersebut, korban terlibat adu mulut dengan pelaku. Ibu korban dan anaknya yang berusia dua tahun tidak masuk ke kamar karena bersiap kembali ke Bojonegoro.
“Sekitar lima menit pasangan suami-istri itu bertengkar di dalam pemondokan hingga istrinya teriak minta tolong karena terbakar. Saya dan ibu korban berusaha memadamkan api dengan air yang ada di pemondokan,” kata penjaga pemondokan, Heri Suhandoyo (46), yang saat itu berada di bagian depan pemondokan.
Usai membakar istrinya, pelaku kabur menggunakan sepeda motor milik Heri yang sudah dipinjam sejak pukul 07.00. Sedangkan api menyambar bagian wajah, tangan, dan kaki korban. Saat ini, korban dirawat di RSUD Dr Soetomo. Api juga menghanguskan tempat tidur di pemondokan yang biaya sewanya sebesar Rp 1,7 juta per bulan itu.
Widiyantoro mengatakan, tim dari Indonesia Automatic Fingerprint Identification System (Inafis) Polrestabes Surabaya masih meneliti cairan yang digunakan pelaku untuk membakar istrinya. Dari ciri-ciri di kasur yang terbakar, cairan yang digunakan bukan bensin atau minyak tanah.
Tim juga menyita kasur yang terbakar dan kamera pengawas sebagai barang bukti. “Kami belum bisa memastikan cairan yang digunakan untuk membakar. Di kamar, juga tidak ditemukan botol bekas cairan yang digunakan untuk membakar korban,” ucapnya.
Heri menuturkan, pasangan suami-istri tersebut jarang terlibat pertengkaran. Keduanya dikenal tertutup dan jarang bersosialisasi dengan penghuni pemondokan lainnya. Pelaku yang sehari-hari bekerja sebagai penjual minuman di salah satu pusat perbelanjaan di Surabaya itu pun sering pulang malam.
“Pelaku sudah tinggal di pemondokan ini sejak tujuh bulan lalu, tetapi istrinya baru ikut sejak sekitar satu bulan lalu,” katanya.
Tetangga di pemondokan itu, Lia Santi (27), juga tidak begitu mengenal pasangan tersebut. Di kalangan penghuni pemondokan, Purwanto dan istrinya sangat tertutup dan tidak pernah berinteraksi dengan penghuni lainnya. “Sekalinya tahu secara dekat, justru saat istrinya minta tolong karena tubuhnya terbakar,” ujarnya.