Tiga Pendatang Terduga Teroris Ditangkap di Sukoharjo
Tiga orang terduga teroris ditangkap Detasemen Khusus 88 Antiteror Polri di Sukoharjo, Jawa Tengah, Selasa (15/10/2019) sore.
Oleh
ERWIN EDHI PRASETYA
·2 menit baca
SUKOHARJO, KOMPAS - Tiga orang terduga teroris ditangkap Detasemen Khusus 88 Antiteror Polri di Sukoharjo, Jawa Tengah, Selasa (15/10/2019) sore. Polisi menyita sejumlah barang bukti, di antaranya sembilan butir peluru.
Informasi yang dihimpun Kompas, tiga terduga teroris tersebut berinisial J, AK, dan S. Menurut Ketua RT 2/5 Desa Purbayan, Kecamatan Baki, Sukoharjo, Eri Pujianto, polisi menggeledah kamar kos yang ditinggali J dan AK setelah menangkap keduanya. “Dari kamar AK, disita buku, laptop, dan sebuah pisau kecil,” katanya di Purbayan, Sukoharjo.
Polisi juga menyita sejumlah barang bukti di kamar kos J. Beberapa barang tersebut, antara lain senjata tajam berupa pedang, tiga lembar kertas bergambar rangkaian elektronik, serta dua buah telepon genggam. “Penggeledahan tadi berlangsung sekitar 2-3 jam,” ujarnya.
Sehari-hari S berjualan cilok keliling kampung. Warga selama ini tidak menaruh curiga.
Eri mengatakan, AK dan J sama-sama berasal dari Brebes, Jawa Tengah. Keduanya menempati tempat kos baru sekitar dua bulan bersama istri dan anak-anak mereka. “Mereka tidak pernah kumpul dengan tetangga kanan dan kiri. Ada pertemuan warga kami undang terus, tapi tidak pernah datang,” katanya.
Saat datang pertama kali, keduanya juga tidak melapor kepada RT setempat. Pihaknya kemudian berinisiatif meminta data identitas diri keduanya.
Polisi juga menggeledah kamar kos yang ditinggali S (28) di RT 1/RW 1, Dusun Ngemplak, Desa Mayang, Kecamatan Gatak, Sukoharjo. Menurut Heru Wiyono (50), Ketua RT 1/RW 1 Dusun Ngemplak, penggeledahan sekitar pukul 16.00.
Heru diminta menyaksikan penyitaan barang bukti yang ditemukan dari kamar kos S. Saat itu dibawa dua ponsel dan sembilan peluru.
Meskipun melihat peluru tajam, Heru tidak melihat pistol maupun senjata laras panjang. Ia juga tidak melihat ada rangkaian bahan peledak. “Dia mulai kos di sini bulan Juni 2019. Waktu datang, lapor ke saya,” katanya.
S yang berasal dari Subang, Jawa Barat, tinggal di kos bersama istri dan dua anaknya yang masih balita. Sehari-hari S berjualan cilok keliling kampung. Warga selama ini tidak menaruh curiga. “Soalnya sosialisasinya (dengan warga) ada. Tapi memang kalau kegiatan nggak ikut,” katanya.
Terkait penangkapan terduga teroris ini, Kepala Kepolisian Resor Sukoharjo AKBP Bambang Yugo Pamungkas belum bisa dimintai konfirmasi. Kontak telepon selulernya tidak diangkat dan pesan yang dikirim melalui pesan pendek (SMS) maupun layanan aplikasi whatsapp tidak dibalas.