Sebanyak 40 siswa SMK berkompetisi di Astra Honda Skill Contest for Vocational School 2019. Kompetisi ini diharapkan bisa memacu terciptanya sumber daya manusia yang unggul
Oleh
SEKAR GANDHAWANGI
·3 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Sebanyak 40 siswa sekolah menengah kejuruan berkompetisi di Astra Honda Skill Contest for Vocational School 2019. Kompetisi ini diharapkan bisa memacu terciptanya sumber daya manusia yang unggul dan sesuai kebutuhan industri.
Astra Honda Skill Contest (AHSC) for Vocational School merupakan agenda tahunan yang melombakan keterampilan teknik sepeda motor bagi siswa SMK. Ini adalah pelaksanaan AHSC yang ke-10 dengan tema ”Satu Hati Wujudkan SDM Unggul”. Lomba berlangsung di Jakarta pada 14-17 Oktober 2019.
”Kami berusaha meningkatkan (kualitas) kontes setiap tahun, baik dari segi soal, materi, maupun penyelenggaraannya. Sejak pertama kali berlangsung pada 2009, kualitas para peserta meningkat karena tingkat persaingan juga meningkat,” kata General Manager Corporate Communication PT Astra Honda Motor (AHM) Ahmad Muhibbuddin di Jakarta, Rabu (16/10/2019).
Kompetisi untuk para guru SMK turut digelar untuk pertama kalinya tahun ini. Guru akan diuji pengetahuan dan keterampilannya dalam mengajar Kurikulum Teknik dan Bisnis Sepeda Motor (TBSM) oleh Astra Honda.
Ada 27 guru dan 40 siswa SMK dari 34 provinsi yang mengikuti AHSC tingkat nasional. Pihak penyelenggara sebelumnya menyaring para peserta secara berjenjang dari tingkat sekolah dan regional. Total ada 23.371 siswa dan 422 guru dari 686 SMK yang mendaftarkan diri.
Keterampilan para siswa peserta lomba akan dinilai berdasarkan ujian tertulis dan praktik. Mereka akan diminta menganalisis permasalahan mesin sepeda motor, rangka, kelistrikan, dan penyelesaian masalah.
”Kami berusaha untuk bisa ikut menyiapkan SDM (sumber daya manusia) unggul yang siap untuk berkompetisi (di dunia kerja). Hal ini sama dengan ide yang dicanangkan pemerintah, yaitu mencetak SDM unggul,” kata Ahmad.
Meningkatkan potensi SMK
Menurut Ahmad, potensi para lulusan SMK ditingkatkan melalui penyesuaian kurikulum dengan kebutuhan industri. Kurikulum TBSM Astra Honda dinilai memperluas spektrum keterampilan lulusan SMK, khususnya di bidang kewirausahaan.
”Siswa SMK binaan kami yang menerapkan kurikulum itu punya peluang untuk bekerja di tempat atau jaringan kami. Mereka juga diajarkan kewirausahaan agar berpeluang menjalankan usahanya sendiri,” kata Ahmad.
Satu Hati Education Program Manager PT AHM Gunardi mengatakan, kurikulum TBSM Astra Honda sejalan dengan kurikulum yang disusun oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.
Menurut data Badan Pusat Statistik, persentase pengangguran terhadap angkatan kerja di tingkat SMK 11,24 persen pada 2018. Angka ini tertinggi dibandingkan dengan jenjang pendidikan lain. Padahal, SMK diharapkan dapat mencetak SDM terampil dan kompeten yang link and match dengan industri (Kompas, 26/5/2019).
Persentase pengangguran terhadap angkatan kerja di tingkat SMK 11,24 persen pada 2018.
Di satu sisi, siswa SMK yang bergerak di bidang teknik punya kesempatan di Revolusi Industri 4.0. Pemerintah melalui Kementerian Perindustrian menyusun peta jalan industri dengan merancang lima industri sebagai penguat ekonomi nasional. Kelimanya adalah industri makanan dan minuman, otomotif, elektronik, industri kimia, serta industri tekstil.