Lompatan Manusia Mengeksplorasi Luar Angkasa
Manusia pertama yang berjalan di luar angkasa, Alexei Leonov, meninggal pada Jumat (11/10/2019) di Moskwa. Aksi lebih dari setengah abad lalu itu jadi salah satu titik tolak eksplorasi luar angkasa manusia.
Manusia pertama yang berjalan di luar angkasa, Alexei Leonov, meninggal di Rumah Sakit Burdenko, Moskwa, Rusia, Jumat (11/10/2019). Aksi yang dilakukan lebih dari setengah abad lalu itu jadi salah satu titik tolak eksplorasi luar angkasa manusia.
Berjalan di luar angkasa atau spacewalk adalah istilah untuk menyebut antariksawan yang keluar dari wahana atau pesawat mereka saat terbang di luar angkasa. Tindakan itu umumnya dilakukan untuk memperbaiki bagian wahana atau instrumen yang rusak dan melakukan riset tertentu.
Kosmonot, sebutan untuk antariksawan Uni Soviet/Rusia, Leonov berjalan di luar angkasa pada 18 Maret 1965. Ketika itu, ia keluar dari wahana yang ditumpanginya, Voskhod 2, selama 12 menit 9 detik, melayang jauh di atas Bumi dengan diikat seutas tali sepanjang 4,8 meter.
”Anda tidak bisa membayangkannya. Hanya dengan berada di luar angkasa, kamu bisa merasakan sesuatu yang besar, semua yang mengelilingimu tampak sangat besar,” kata Leonov dalam wawancara dengan BBC tahun 2014.
Hanya dengan berada di luar angkasa, kamu bisa merasakan sesuatu yang besar, semua yang mengelilingimu tampak sangat besar.
Saat selesai menyelesaikan misinya, seperti dikutip dari BBC, Jumat (11/10/2019), ia nyaris celaka. Tekanan dalam baju antariksawannya meningkat hingga membuat baju itu menggembung maksimal dan menempatkannya dalam kondisi bahaya.
Lebih mengerikan lagi, pesawatnya saat itu sedang bergerak menuju wilayah bayangan Bumi alias bagian Bumi yang sudah malam. Ia hanya punya 5 menit sebelum menghadapi kesulitan berganda akibat lingkungan yang gelap.
Untuk mengatasi itu, ia melepaskan beberapa kantong oksigen yang dibawanya. Ia pun berusaha mengurangi tekanan bajunya hingga ukurannya lebih kecil dan ia bisa melewati kembali pintu wahana. Langkah cepatnya dalam mengambil putusan membuatnya berhasil masuk kembali ke pesawat.
Saat kembali ke Bumi, Leonov dan rekannya, Pavel Belyayev, dielu-elukan sebagai pahlawan. Keberhasilan itu dianggap kemenangan Uni Soviet yang masa itu tengah menghadapi perlombaan penaklukan luar angkasa dengan Amerika Serikat.
Namun, meninggalnya Leonov bukan hanya kehilangan besar bagi Rusia, melainkan juga penerbangan luar angkasa.
”Spacewalk yang dilakukan Leonov lebih setengah abad lalu jadi babak baru penerbangan manusia ke luar angkasa yang membawa manusia ke Bulan dan eksplorasi lebih jauh di masa depan,” kata komandan Stasiun Ruang Angkasa Internasional (ISS) Luca Parmitano dari Badan Antariksa Eropa (ESA), dikutip space.com, Sabtu (12/10/2019).
Spacewalk yang dilakukan Leonov lebih dari setengah abad lalu jadi babak baru penerbangan manusia ke luar angkasa yang membawa manusia ke Bulan dan eksplorasi lebih jauh di masa depan.
Kiprah Leonov dalam eksplorasi luar angkasa tak hanya itu. Di tahun-tahun berikutnya, ia banyak terlibat dalam proyek luar angkasa bersama Uni Soviet-AS, termasuk Proyek Uji Apollo-Soyuz yang jadi cikal bakal wahana luar angkasa internasional, termasuk ISS yang didukung 15 negara dan badan antariksa dunia.
”Leonov adalah perintis dan penunjuk jalan penerbangan luar angkasa berawak,” tambah antariksawan AS atau disebut astronot, Jessica Meir.
Berlipat
Sejak Leonov berjalan di luar angkasa tahun 1965, durasi antariksawan berjalan di luar angkasa meningkat drastis. Saat ini, antariksawan rata-rata menghabiskan 5-8 jam untuk spacewalk atau disebut juga extravehicular activity (EVA). Tujuan mereka bekerja di luar wahana pun beragam, mulai dari memperbaiki bagian wahana yang rusak, menguji peralatan baru, hingga melakukan percobaan sains.
Saat Leonov meninggal, dua antariksawan AS yang sedang bertugas di ISS, Andrew Morgan dan Christina Koch, juga sedang berjalan di luar angkasa. Mereka ada di luar ISS selama 7 jam 1 menit untuk mengganti baterai panel surya.
Kini, rekor terlama untuk melakukan satu kali spacewalk dipegang James Voss dan Susan Helms dari AS selama 8 jam 56 menit yang dilakukan pada 11 Maret 2001. Itu hampir 45 kali lipat dari waktu Leonov ketika spacewalk pertama kali. Sedangkan waktu total terlama untuk berjalan di luar angkasa dipegang Anatoly Solovyev dari Rusia selama 82 jam atau hampir 3,5 hari yang dilakukan sebanyak 16 kali spacewalk.
Untuk berjalan di luar angkasa, antariksawan mengenakan baju khusus yang menjaga mereka tetap aman di ruang hampa udara. Baju yang dinamakan extravehicular mobility unit (EMU) itu dirancang mirip pesawat atau wahana antariksa untuk satu orang.
Baju itu mampu melindungi antariksawan dari suhu ekstrem luar angkasa, antara 120 derajat celsius dan minus 150 derajat celsius. Selain itu, baju juga melindungi antariksawan dari paparan radiasi kosmik yang berbahaya dan silaunya cahaya Matahari.
Pakaian itu juga melindungi tubuh antariksawan dari tertumbuk debu antariksa. Meski hanya debu, kecepatannya sangat tinggi, bisa beberapa kali lipat kecepatan peluru hingga bisa mencederai antariksawan.
Hal paling penting, pakaian itu memiliki peralatan yang bisa mengembuskan oksigen dan menyerap karbon dioksida yang dihasilkan dari pernapasan mereka. Oksigen itu diletakkan pada ransel di punggung mereka yang disebut primary life support subsystem. Pakaian itu juga memiliki persediaan air untuk diminum hingga antariksawan tetap terhidrasi dan dialirkan melalui saluran khusus ke baju mereka agar antariksawan tetap nyaman menggunakannya selama berjam-jam.
Baju itu sudah harus digunakan beberapa jam sebelum antariksawan keluar dari wahana. Setelah itu, baju akan diberi tekanan atau dimasukkan oksigen murni hingga antariksawan mulai bisa menghirupnya. Oksigen murni yang dihirup itu akan menghilangkan semua nitrogen dalam tubuh yang bisa memicu munculnya gelembung gas hingga menyebabkan rasa sakit di bahu, siku, pergelangan tangan, dan lutut selama antariksawan ada di luar angkasa.
Sementara itu, untuk memastikan antariksawan tetap aman selama berjalan di luar angkasa, umumnya mereka diikat tali khusus. Selama berjalan di luar angkasa, antariksawan akan mengambang di ruang hampa udara, seperti menyelam di kolam renang di Bumi. Tali itu juga bisa ditambatkan hingga mereka bisa bekerja dengan baik, tidak terus mengambang.
Perangkat keamanan lain di baju itu adalah SAFER atau simplified aid for EVA rescue. Perangkat yang diletakkan di punggung antariksawan ini berupa jet pendorong kecil yang memungkinkan antariksawan bergerak bebas di luar angkasa. SAFER juga membantu antariksawan kembali ke wahana jika posisi antariksawan jauh dari wahana.
Untuk membiasakan antariksawan dengan berbagai gerakan di ruang hampa udara itu, antariksawan dilatih di kolam renang besar di Bumi. Demikian pula kegiatan yang akan dilakukan di luar wahana di ruang angkasa, juga dilatih di dalam kolam renang.
Selain di kolam renang, mereka juga berlatih menggunakan perangkat virtual reality yang memungkinkan antariksawan mendapat pengalaman nyata di luar angkasa. Perangkat itu dioperasikan dengan cara seperti bermain gim video hingga memudahkan antariksawan saat melakukan tugas sesungguhnya.
Berbagai perlengkapan dan pelatihan itu dimaksudkan untuk memastikan antariksawan tetap aman dan selamat selama menjalankan tugasnya di luar angkasa. Keberanian dan keterampilan merekalah yang membuat manusia memiliki pengetahuan dan pengalaman yang lebih baik tentang eksplorasi luar angkasa.