LUKSEMBURG, SELASA — Proposal terbaru Brexit yang diajukan Inggris belum cukup menjadi dasar kesepakatan hitam di atas putih yang akan disepakati pada pertemuan tingkat tinggi minggu ini. London perlu melangkah lebih jauh apabila ingin kesepakatan dicapai sebelum tenggat.
Mengacu pada pernyataan ketua tim negosiator Uni Eropa Michel Bernier dalam pertemuan di Luksemburg, Selasa (15/10/2019), tiga sumber diplomatik menyatakan, apabila tenggat Selasa terlewati, negosiasi harus dilanjutkan setelah pertemuan tingkat tinggi yang digelar pada Kamis-Jumat (17-18/10/2019).
”Kita harus menyelesaikannya malam ini,” ujar seorang pejabat Uni Eropa, Selasa. ”Pembicaraan berjalan sulit, tetapi saya yakin kesepakatan masih sangat mungkin dicapai,” kata Bernier di Twitter setelah menggelar pertemuan dengan menteri luar negeri 27 negara Eropa.
Oleh karena itu, negosiator Inggris dan Uni Eropa bekerja keras untuk mencapai kesepakatan dalam dua hari tersisa sebelum pertemuan puncak para pemimpin Eropa digelar. Kepada anggota tim negosiasi Uni Eropa, Bernier menyampaikan, hitam di atas putih kesepakatan Brexit paling telat harus sudah berada di atas meja pada Rabu pagi jika ingin ditandatangani oleh para kepala negara Eropa pada pertemuan puncak Kamis.
Menteri Brexit Inggris Stephen Barclay memberi catatan yang lebih positif dibandingkan dengan Bernier saat tiba di Luksemburg dalam rangka pertemuan dengan menteri dari 27 negara anggota Uni Eropa. ”Pembicaraan masih berlangsung, kami perlu memberikan mereka ruang untuk melanjutkan ini,” kata Barclay. ”Pembicaraan terperinci sedang berlangsung dan kemungkinan tercapai kesepakatan masih ada.”
Poin utama untuk mencapai kesepakatan sebelum 31 Oktober adalah pengaturan bea cukai dan keamanan antara Irlandia yang merupakan anggota Uni Eropa dan Provinsi Irlandia Utara (Inggris). Batas wilayah kedua daerah itu menjadi satu-satunya batas daratan Inggris dengan Uni Eropa pasca-Brexit nanti.
Awal pekan ini, Bernier mengatakan, kesepakatan masih bisa dicapai minggu ini, ”saatnya menunjukkan niat yang baik menjadi kesepakatan hitam di atas putih”.
Menlu Irlandia Simon Coveney, yang telah berkomunikasi intens sejak lama dengan Bernier, mengatakan, Uni Eropa yakin ”proses ini sulit, tetapi bisa dilalui”. Ia juga menginformasikan, Bernier mengatakan kepada para menlu Uni Eropa, ”Ada kemajuan dalam beberapa hari terakhir, beberapa perbedaan telah dijembatani.”
Sementara itu, Menteri Urusan Uni Eropa Finlandia Tytti Tuppurainen mengatakan, Uni Eropa juga harus siap terhadap kemungkinan tidak dicapainya kesepakatan dan perpanjangan Brexit yang berliku untuk ketiga kalinya.
Perdana Menteri Inggris Boris Johnson bersumpah membawa Inggris keluar dari Uni Eropa pada 31 Oktober dengan atau tanpa kesepakatan. Namun, parlemen Inggris telah meloloskan aturan yang menyatakan Inggris tak bisa berpisah tanpa kesepakatan. Sejauh ini Johnson belum menjelaskan dengan cara seperti apa ia akan mencapai kesepakatan dengan Uni Eropa. (REUTERS/AFP/ADH)