Penguatan SDM Kunci Mewujudkan Indonesia Emas 2045
Indonesia Emas 2045 menjadi impian besar untuk menciptakan Indonesia yang mampu bersaing dengan bangsa lain dan dapat menyelesaikan sejumlah permasalahan, mulai dari korupsi, kesenjangan, hingga kemiskinan.
Oleh
PRADIPTA PANDU
·4 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Dalam mewujudkan Indonesia Emas 2045, tidak sedikit tantangan menghadang. Penguatan sumber daya manusia dinilai menjadi kunci dalam menghadapi setiap tantangan yang muncul.
Hal tersebut mengemuka dalam seminar ”Mimpi Tokoh Muda untuk Indonesia 2045” yang diselenggarakan Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) di Jakarta, Rabu (16/10/2019).
Turut hadir sejumlah tokoh seperti Oesman Sapta Odang, Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo, Bupati Musi Banyuasin Dodi Reza Alex Noerdin, Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas, Bupati Biak Numfor Herry Ario Naap, Bupati Luwu Utara Indah Putri Indriani, dan Ketua Umum PWI Pusat Atal S Depari.
Dalam diskusi tersebut, para pembicara memaparkan pandangan mereka terkait mimpi terwujudnya Indonesia Emas 2045 yang bertepatan dengan usia satu abad Indonesia. Indonesia emas menjadi impian besar untuk menciptakan Indonesia yang mampu bersaing dengan bangsa lain dan dapat menyelesaikan sejumlah permasalahan, seperti korupsi, kesenjangan, dan kemiskinan.
Meski demikian, dalam merealisasikan impian tersebut, Indonesia harus terlebih dahulu mengatasi sejumlah tantangan, mulai dari pembangunan sumber daya manusia (SDM), pembentukan karakter bangsa, perkembangan teknologi, bonus demografi, hingga perubahan iklim.
Ganjar berpandangan, bonus demografi pada tahun 2045 memang perlu disikapi serius. Menurut dia, sejumlah provinsi, seperti Jawa Tengah, Jawa Timur, dan Jawa Barat, bahkan saat ini telah menghadapi tantangan bonus demografi itu.
Pada 2020-2045, Indonesia akan dihadapkan pada kondisi jumlah usia produktif (15-64 tahun) lebih besar daripada jumlah penduduk yang tidak produktif (di bawah 14 tahun atau di atas 65 tahun). Jumlah penduduk Indonesia pada tahun 2045 juga diproyeksikan lebih dari 317 juta jiwa. Jumlah ini merupakan terbesar kelima di dunia setelah India, China, Amerika Serikat, dan Nigeria.
Dalam menghadapi tantangan ini, kata Ganjar, Indonesia harus menyiapkan penunjang kebutuhan demografi, seperti ruang, energi, dan pangan.
Selain itu, Ganjar menilai, kunci utama mempersiapkan Indonesia 2045 dengan meningkatkan kualitas SDM sehingga akan berimbas pada pertumbuhan ekonomi negara. Peningkatan kualitas SDM ini dapat diwujudkan dengan mengedepankan sistem pendidikan yang berbasis industri 4.0.
Selain itu, peningkatan kualitas SDM dapat diwujudkan dengan melibatkan diaspora Indonesia yang berhasil di negara tempat mereka menetap. Pemerintah dapat membuat kebijakan untuk memanggil diaspora guna bertukar informasi ataupun inovasi sehingga dapat mempercepat kemajuan Indonesia.
Pendidikan PAUD
Sebagai bagian dalam mewujudkan Indonesia Emas 2045, Herry Ario membuat kebijakan dengan memprioritaskan pembangunan SDM di sektor pendidikan. Herry pun mengusulkan agar seluruh anak Papua menjalani pendidikan anak usia dini (PAUD) sebagai bentuk penguatan SDM.
”Saya memberikan kebijakan bahwa setiap kampung wajib mengalokasikan dana hingga Rp 100 juta untuk sektor pendidikan. SDM ini menjadi barometer untuk pembangunan Papua sehingga untuk mimpi Indonesia 2045 dari sektor pendidikan menjadi prioritas,” katanya.
Hal senada diungkapkan Indah Putri Indriani. Menurut dia, penguatan SDM menjadi kunci untuk meraih bonus demografi 2045. Fokus pemerintah, khususnya Kabupaten Luwu Utara, adalah menyiapkan anak-anak agar dapat bersaing dan memiliki bekal pada 2045.
Indah mengatakan, salah satu pekerjaan rumah yang masih perlu dibenahi terkait masih tingginya angka putus sekolah di sejumlah daerah. Oleh karena itu, dia pun berharap periode kedua pemerintahan Presiden Joko Widodo dapat mengarahkan dana desa ke sektor pendidikan.
Energi berkelanjutan
Sementara menurut Dodi Reza, sebelum menentukan langkah percepatan menuju Indonesia Emas 2045, diperlukan pemetaan masalah dan tantangan yang akan dihadapi Indonesia. Menurut dia, tantangan utama yang akan dihadapi Indonesia ialah masalah teknologi, perubahan iklim, dan pertumbuhan ekonomi.
Dalam perjalanan menyambut Indonesia Emas, Dodi menekankan bahwa Indonesia harus mandiri, baik secara energi maupun perekonomian.
Namun, kemandirian energi juga perlu memperhatikan aspek ramah lingkungan dan berkelanjutan. Sebab, Dodi memandang, saat ini masih banyak pembukaan lahan yang tidak memperhatikan ekosistem lingkungan.
”Kami di Musi Banyuasin sudah mencoba dengan peremajaan sawit rakyat seluas 8.000 hektar untuk membuktikan kepada negara lain bahwa kita ramah lingkungan. Ada juga teknologi terbarukan aspal karet untuk mendongkrak harga karet komoditas di tengah rakyat,” ujarnya.
Masih terkait visi Indonesia 2045, Atal S Depari mengajak media untuk turut berkontribusi. ”Pers adalah pilar keempat demokrasi yang turut ambil peran untuk mengawal kemajuan bangsa. Ini wujud konkret pers dalam memikirkan masa depan bangsa agar di usia 100 tahun, Indonesia bisa masuk gerbang peradaban yang gemilang, maju, dan makmur,” ungkapnya.